Kalau tak ganti nama jadi Nusantara, Indonesia bisa hancur
Mencuatnya usulan mengganti nama Indonesia menjadi Nusantara kian marak. Arkand Bodhana Zeshaprajna, pria yang belasan tahun mempelajari metafisika ini satu di antaranya.
Doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat ini optimistis hal itu dapat terwujud. Alasannya, bila nama Indonesia tetap dipertahankan bakal menghasilkan sebuah kehancuran di negeri ini.
"Sangat optimis. Kalau kita tidak memperbaikinya, bubar kita. Kalau kita memperbaikinya, luar biasa. Optimisnya seberapa besar? ya sebesar besarnya," kata Arkand.
Dia menambahkan, nama Nusantara sebenarnya sudah mendarah daging bagi negara ini. Selain itu, kata tersebut juga merupakan simbol semangat mempersatukan Indonesia yang besar.
"Nusantara itu tidak pernah jadi negara maupun nama kerajaan. Nusantara itu masih dalam tahap semangat. Semangat mempersatukan wilayah yg besar itu (Indonesia)," jelasnya.
Selain itu, pria bernama asli Emmanuel Alexander ini menjelaskan, dalam pencarian sebuah nama setidaknya harus disetujui semua pihak. Sedangkan nama Nusantara sendiri, kata itu paling berpotensi sebagai pengganti nama Indonesia.
"Karena kalau kita mau memperbaiki negara kita ini, kita harus mencari satu nama yang disetujui Oleh semua pihak. Bukannya nama nusantara ini sudah disetujui ya, tapi nama nusantara ini paling berpotensi disetujui," ungkapnya.
Sementara itu, seniman asal Yogyakarta, Butet Kertaradjasa, juga menyatakan setuju terhadap pergantian nama tersebut.
"Ya saya setuju. Saya percaya sama dia," ujar Butet.
Seperti diketahui, Arkand yang juga doktor University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat itu tetap bersikukuh jika nama Nusantara adalah nama terbaik untuk pengganti nama Indonesia.
Sebab, menurutnya, dalam struktur nama Nusantara tak mempunyai angka merah dan bisa membuat kehidupan yang semakin baik untuk orang-orang yang berada di dalamnya kelak.
Analisa Arkand juga bukan tanpa alasan, dia sudah membuat piranti lunak atau software untuk menganalisa hitungan-hitungan struktur nama yang baik.
Pakar metafisika sebut tahun 2020 puncak kehancuran Indonesia
Indonesia diprediksi akan hancur di tahun 2020 jika tak segera berganti menjadi Nusantara. Prediksi itu datang dari Arkand Bodhana Zeshaprajna, pria yang belasan tahun mempelajari metafisika.
Doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat ini menjelaskan, dalam ilmu yang dikuasainya dapat terlihat kapan sesuatu hal bakal terjadi. Khusus Indonesia, kehancuran itu akan terjadi dalam enam tahun ke depan.
"Di sana ada satu garis waktu, justru kita bisa lihat polaritas-polaritas negatif. Nah kita sudah melewati 2 fase negatif polarity, nanti kita lewati lagi satu, di 2014 sampai 2023 dengan puncak tahun 2020," kata Arkand.
Pria bernama asli Emmanuel Alexander ini menjelaskan, tidak ada satu negara maupun perusahaan yang mampu melewati tahapan negatif yang memuncak seperti itu. Maka dari itu, dirinya tetap optimis nama Indonesia diubah menjadi Nusantara.
"Dalam fase negatif seperti itu, jarang sekali hampir tidak pernah bahkan, bila satu perusahaan atau negara dengan polaristas fase memuncak tak bisa melampauinya. Tak pernah ada. Jadi kita sangat berbahaya bila kita tak menggunakan nama nusantara," jelasnya.
Menurut Arkand, gejala kehancuran Indonesia bisa dirasakan di tahun ini dan tahun depan. Dirinya pun menyebut bahwa mempertahankan nama Indonesia sebagai hal yang nekat.
"Seharusnya nanti berjalan dari tahun ini sampai tahun depan kita lihat gejala-gejalanya itu. Adalah satu kenekatan ketika kita mempertahankan nama Indonesia," ungkapnya.
Ketika ditanya persoalan selain kehancuran Indonesia dari segi metafisika, Arkand menyebut tidak ada lagi. Sebab, dari ilmu yang dikuasainya ini telah menganalisa bahwa negara ini akan hancur.
"Tidak ada, yang ada Pakar metafisika sebut tahun 2020 puncak kehancuran Indonesia. Bukan dari arti nama. Kita tidak bicara dari arti nama," terangnya.
Seperti diketahui, Arkand yang merupakan doktor University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat itu tetap bersikukuh jika nama Nusantara adalah nama terbaik untuk pengganti nama Indonesia. Sebab, menurutnya, dalam struktur nama Nusantara tak mempunyai angka merah dan bisa membuat kehidupan yang semakin baik untuk orang-orang yang berada di dalamnya kelak.
Analisa Arkand juga bukan tanpa alasan, dia sudah membuat piranti lunak atau software untuk menganalisa hitungan-hitungan struktur nama yang baik.
Nama Republik Indonesia cocok diganti Viranegari Nusantara
Dalam memperbaiki suatu negara rupanya tidak hanya dari segi pembangunan dan pemerintahannya saja. Belakangan ini, seorang ahli metafisika menyebut bahwa pergantian nama sebuah negara juga membawa angin segar bagi sebuah negara.
Dia adalah Arkand Bodhana Zeshaprajna, pria yang belasan tahun mempelajari metafisika dan mengeluarkan usulan pergantian nama Indonesia menjadi Nusantara. Menurutnya, nama pengganti itu akan lebih sukses dari sebelumnnya.
"Nanti satu kata menambahkan, kata Viranegari untuk mengoptimalkan. Jadi di depan Nusantara ditambah Viranegari. Jadi 'Viranegari Nusantara' untuk mengoptimalkan, jadi namanya lebih baik," kata Arkand.
Namun, Doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat ini tidak mau berpikir terlalu jauh terkait polemik pergantian nama ini. Sebab, kini dirinya hanya fokus menjebolkan nama Nusantara.
"Jangan langsung ke sana, kita fokus ke Nusantara dulu. Nanti kalau semua sudah punya kesepakatan untuk memajukan negeri ini dengan nama Nusantara, baru di situ kita menambahkan. Kita ganti nama Republik menjadi Viranegari," ungkap pria bernama asli Emmanuel Alexander ini.
Seperti diketahui, Arkand yang juga doktor University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat itu tetap bersikukuh jika nama Nusantara adalah nama terbaik untuk pengganti nama Indonesia. Sebab, menurutnya, dalam struktur nama Nusantara tak mempunyai angka merah dan bisa membuat kehidupan yang semakin baik untuk orang-orang yang berada di dalamnya kelak.
Analisa Arkand juga bukan tanpa alasan, dia sudah membuat piranti lunak atau software untuk menganalisa hitungan-hitungan struktur nama yang baik.
Ubah nama biar tak dicap kere, Indonesia perlu tiru Kazakhstan?
Arkand Bodhana Zeshaprajna, pria yang belasan tahun mempelajari metafisika mengusulkan pergantian nama Indonesia jadi Nusantara. Doktor University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat itu berpendapat nama Nusantara lebih baik digunakan daripada Indonesia.
Menurutnya, dalam struktur nama Nusantara tak mempunyai angka merah dan bisa membuat kehidupan yang semakin baik untuk orang-orang yang berada di dalamnya kelak. Berbeda dengan nama Indonesia. Inilah salah satu alasan Indonesia tak maju-maju.
Sebuah negara ganti nama tentu polemik besar. Tapi toh hal ini tak tabu. Beberapa negara pernah mengganti namanya. Misalnya Siam jadi Thailand, Burma jadi Myanmar dan Ceylon menjadi Sri Lanka.
Sri Lanka mengubah namanya karena Ceylon lekat dengan kolonialisme Inggris sementara Sri Lanka lebih dekat dengan nama Tamil.
Kalau urusan hoki atau hitung-hitungan, mungkin Indonesia bisa meniru Kazakhstan.
Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, mengusulkan pergantian nama negara dengan mencabut akhiran stan.
Nazarbayev mengatakan bahwa Kazakhstan sering dikaitkan dan bahkan dianggap sebagai negara-negara miskin yang beraliran stan di kawasan itu. Misalnya Uzbekistan, Turkmenistan, Kirgiztan dan Tajikistan.
Negara-negara Asia Tengah tersebut merupakan bagian dari Uni Soviet pada era Perang Dingin. Begitu Soviet runtuh, mereka merdeka. Namun kemakmuran belum menghampiri negara-negara beraliran stan itu. Nah, dibanding tetangga-tetangganya, Kazakhstan merasa paling makmur.
"Di nama negara kami ada akhiran stan yang juga dimiliki oleh negara lainnya," kata Nazarbayev seperti dikutip BBC tanggal 7 Februari lalu.
"Warga asing memperlihatkan ketertarikan pada Mongolia, yang jumlah penduduknya hanya dua juta lebih dan namanya tidak berakhir dengan stan," jelasnya membandingkan nasib negara Asia Tengah berakhiran Stan dengan Mongolia.
Nazarbayev yang sudah berkuasa selama 20 tahun lebih mengusulkan nama baru Kazakh Eli yang artinya orang Kazakh. Sementara Kazakhstan berarti tanah orang Kazakh.
Kazakstan merupakan negara terbesar kesembilan di dunia berdasarkan luas wilayahnya dengan jumlah penduduk sekitar 17 juta.
Tahun 1997, presiden berusia 73 tahun ini memindahkan ibukota dari Almaty di sebelah tenggara Kazakstan ke Akmola di kawasan padang rumput di bagian utara.
Setahun kemudian dia mengganti nama Akmola menjadi Astana yang dalam bahasa Turki berarti ibukota.
Bagaimanapun dalam usulan perubahan nama negara, dia mengatakan perlu membahasnya dengan rakyat tanpa menjelaskan lebih lanjut bentuk pembahasan itu.
Nama Kazakshtan sempat ditertawakan dunia gara-gara film Borat. Film komedi produksi AS ini dibuat tahun 2006. Mengisahkan si Borat, wartawan Kazakhstan yang pergi ke Amerika. Di sana dia berbuat aneka kekacauan karena kampungan. Film Borat ini dikecam di Asia Tengah.
Pilih mana, nama Republik Indonesia atau Viranegari Nusantara?
Ahli metafisika Arkand Bodhana Zeshaprajna memperjuangkan nama Indonesia segera diganti. Doktor lulusan University of Metaphysics International Los Angeles, California, Amerika Serikat ini menjelaskan kalau tak segera ganti nama, Indonesia akan hancur tahun 2020.
"Di sana ada satu garis waktu, justru kita bisa lihat polaritas-polaritas negatif. Nah kita sudah melewati 2 fase negatif polarity, nanti kita lewati lagi satu, di 2014 sampai 2023 dengan puncak tahun 2020," kata Arkand.
Pria bernama asli Emmanuel Alexander ini menjelaskan, tidak ada satu negara maupun perusahaan yang mampu melewati tahapan negatif yang memuncak seperti itu. Maka dari itu, dirinya tetap optimis nama Indonesia diubah menjadi Nusantara.
"Dalam fase negatif seperti itu, jarang sekali hampir tidak pernah bahkan, bila satu perusahaan atau negara dengan polaristas fase memuncak tak bisa melampauinya. Tak pernah ada. Jadi kita sangat berbahaya bila kita tak menggunakan nama nusantara," jelasnya.
Menurut Arkand, gejala kehancuran Indonesia bisa dirasakan di tahun ini dan tahun depan. Dirinya pun menyebut bahwa mempertahankan nama Indonesia sebagai hal yang nekat.
Arkand mengusulkan nama Indonesia diganti menjadi nusantara. Lengkapnya, Republik Indonesia diganti Viranegari.
"Nanti satu kata menambahkan, kata Viranegari untuk mengoptimalkan. Jadi di depan Nusantara ditambah Viranegari. Jadi 'Viranegari Nusantara' untuk mengoptimalkan, jadi namanya lebih baik," kata Arkand.
Namun Arkand tak mau segera mengganti republik menjadi Viranegari. Dia lebih fokus menggolkan nama nusantara.
"Jangan langsung ke sana, kita fokus ke Nusantara dulu. Nanti kalau semua sudah punya kesepakatan untuk memajukan negeri ini dengan nama Nusantara, baru di situ kita menambahkan. Kita ganti nama Republik menjadi Viranegari," ungkapnya.
Nama Indonesia dinilai tak membawa keberuntungan. Asal usulnya pun dari Hindia Island, atau kepulauan Hindia. Padahal Indonesia tentu bukan India. Sementara Nusantara sudah digunakan untuk menyebut rangkaian kepulauan di Indonesia.
Ganti nama bagi suatu negara bukan hal tabu. Siam berganti jadi Thailand, Burma jadi Myanmar dan Ceylon jadi Sri Lanka. Kazakhstan pun ingin ganti nama jadi Kazakh Elli karena tak mau disamakan dengan negara miskin beraliran stan di Asia Tengah.
Seniman Ray Sahetapy juga mendukung Indonesia ganti nama saja dengan Nusantara yang populer lebih dulu.
"Berdasarkan kondisi fisik dan karakter bangsa ini, saya lebih nyaman menyebut bangsa Indonesia dengan istilah Nusantara," ujar Ray dalam diskusi 'membedah ke-Indonesia-an' bersama budayawan, beberapa waktu lalu.
"Nama Indonesia itu kan asing. Nggak ada maknanya lagi. Kalau Nusantara kan berarti semua orang-orang di kepulauan ingin bersatu," tambah Ray.
Sementara itu sejumlah politikus menyatakan penolakan mereka. Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo menyatakan Indonesia akan kehilangan akar sejarah kalau sampai ganti nama.
Bagaimana dengan anda?
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
1 komentar :
Bersegera untuk bersalin nama indonesia, nama tsb adalah pemebrian
bangsa asing,tepatnya kl abad 19 oleh waratwan berkebangsaan inggris ,yang bertugas di asia yang menyebutkan undensia : adalah kombinasi dari indi (rumpun) dengan polinesia (Rumpun)
nusantara adalah tataran air yg di taburi daratan ,dan sebagaian lautan adalah juga (air) cikalbakal sumber kehidupan.
Post a Comment