Modus penipuan baru - New Kijang Innova benar2 dikirim kerumah

Semoga bermanfaat.
Kejadian berikut ini benar-benar terjadi pada seorangteman
kantor saya pada 24 Juli 2007 lalu. Semoga cerita ini
bermanfaat.
Berawal dari sebuah panggilan melalui telepon rumah (fixed
line/PSTN), yang menanyakan identitas dan alamat yang sama
persis dengan data yang ada di buku telepon. Orang yang mengaku
dari "Metro TV" tersebut mengabarkan bahwa sang pemilik nomor
telepon berhak atas Grand Prize berupa mobil "Kijang Innova".
Karena sudah terlalu sering mendengar penipuan semacam ini,
maka dijawablah dengan ketus, "... kalau memang benar hadiah
mobilnya buat saya, kirim aja Pak mobilnya ke sini!".
Singkat cerita, 2 jam kemudian sampailah di depan rumah teman
kita ini sebuah Kijang Innova yang benar-benar baru,lengkap
dengan pelat nomor polisi yang masih putih!
Masih dengan perasaan yang ragu, sekaligus surprised, maka
dipersilakanlah tiga orang yang mengantarkan mobiltersebut
masuk ke dalam rumah. Dengan menunjukkan seberkas dokumen,yang
konon berupa Surat Jalan, dokumen Pajak, dokumen Asuransi,dan
dokumen-dokumen yang lain maka diyakinkanlah bahwa ia memang
berhak atas mobil yang dibawanya tersebut. Sayangnya,belum
sempat ia memeriksa dokumen-dokumen tersebut, beberapa orang
yang mengaku dari Pajak, Asuransi, dan juga Notarisbergantian
menghubungi via telepon dan mengucapkan selamat atashadiah
yang didapat.
Setelah melihat ia sudah cukup yakin dengan hadiahtersebut,
maka pembicaraan beralih ke kewajiban yang harus dilakukanoleh
seorang 'Pemenang Grand Prize', yaitu membayar pajakhadiah.
Menurut si pengantar mobil, jumlah yang harus dibayar oleh
'sang pemenang' adalah 25% dari harga mobil atau senilai42
juta rupiah. Menyadari simpanan dana yang ada tidakmencukupi
untuk jumlah tersebut, maka sempat terfikir untuk mundur.
Namun, tanpa mengenal kata menyerah, si pengantar mobil kembali
meyakinkan bahwa soal pembayaran pajak adalah hal sepele,bisa
ditunda kapan saja, dan bisa dibayar dengan dicicil... 10% dulu
misalnya. Maka muncullah kembali harapan teman kita inisambil
bergumam, "... kalau 10 juta sih saya punya...". Gotcha!!
"OK Pak, 10 juta saya kira bisa diterima oleh Pak Notaris",
tukas si pengantar mobil.
Setelah lebih kurang 2 jam berada di rumah itu, maka tiga orang
pengantar hadiah mobil pamit untuk menuju ke 'pemenang kedua'
sambil lalu mereka pun mengajak untuk sekalian bertemu notaris
sambil mengendarai 'Grand Prize' yang baru dimenangkannya.
Dengan sangat meyakinkan sang pemenang dipersilakan untuk
mengendarai mobil yang memang sudah diidamkannya selama ini.
Sebelum berangkat si pengantar hadiah menanyakan apakah uang
sudah dipersiapkan. Sempat muncul keraguan, namun rasa gembira
mengalahkan keraguan yang sempat muncul, hingga dibawalah
olehnya uang tunai sejumlah 10 juta rupiah. Di tengah
perjalanan, si pengantar kembali menanyakan, apakah perlu
mampir ke ATM. Namun dijawab bahwa saldo di tabungan sudah
tinggal sedikit. Maka perjalananpun dilanjutkan, dan melalui
jalan bebas hambatan (tol).
Beberapa saat di jalan tol, si pengantar dengan sopan meminta
agar kemudi diambil alih oleh temannya. Dengan beralasan bahwa
kendaraan belum diserahterimakan, sehingga bisa merepotkan jika
terjadi kecelakaan, maka beralihlah kemudi ke orang lain dan ia
pun berpindah duduk di samping pak sopir. Di saat sedang
menikmati kenyamanan kendaraan baru tersebut, tiba-tiba dari
belakang sepasang tangan membekap mulut dan hidungnya dengan
lap atau sapu tangan yang beraroma sangat tajam, hingga ia pun
tak sadarkan diri......
Setengah tersadar, sekujur badan terasa sangat dingin. Setelah
tersadar penuh, ia mendapati dirinya berada di tengah padang
rumput di pinggir jalan tol. Beruntung, dompet dan seluruh
isinya hanya diacak-acak hingga ia pun bisa pulang kembali ke
rumah dengan selamat. 'Beruntung', hanya 10 juta saja yang
dibawa oleh komplotan penipu yang memanfaatkan kekhilafannya
siang itu....
Teman, jika kita cermati kasus ini, maka tampak bahwa modus
penipuan makin beragam, makin berotak, dan juga makin bermodal.
Kebetulan, komplotan pada kasus ini masuk dalam kategori
komplotan yang 'sopan', 'baik hati', dan main bersih (hampir
tidak ada jejak yang ditinggalkan) . Bukan tidak mungkin di
lain kesempatan, bisa saja komplotan seperti ini bermain kasar.
Untuk itu selayaknya kita mengingatkan keluarga yang kita
tinggalkan di rumah saat kita bekerja, dan juga kita sendiri
tentunya, untuk lebih berhati-hati.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :