Istri Bukan Nasi Uduk

Berselingkuh bagi Bariman, 43, tak ubahnya orang beli nasi uduk di warung. Bisa dimakan di tempat, bisa dibawa pulang ke rumah. Nah, ketika dia makan “nasi uduk”-nya di kamar rumahnya, tiba-tiba ketahuan sang istri. Ributlah mereka. Tapi lelaki kan mau menang sendiri, Muryati, 38, pun dihajar hingga babak belur.

Andaikan selalu ingat nasihat para pinisepuh saat resepsi perkawinan dulu, pastilah Bariman takkan pernah timbul niat untuk mengkhianati perkawinan itu dengan selingkuh. Dengan pakaian Jawa lengkap dengan blangkon dan beskap, pinisepuh itu bilang bahwa kawin boleh ribuan kali, tapi nikah cukup sekali. “Meleka sing amba, banjur merema sing dipet,” pasti begitu nasihat itu dilontarkan. Maksudnya, cari pasangan seteliti mungkin, setelah dapat jangan mencari lagi yang lain, setialah pada pilihan.

Ya, Bariman memang tak pernah lupa pada peristiwa bersejarah 18 tahun yang lalu. Tapi setelah dia kenal dengan janda Atnirah, 30, tetangga kampungnya di daerah Suradikraman, Ponorogo (Jatim), nasihat para pinisepuh itu mendadak hanya sayup-sayup terdengar. Jangankan dilupakan, demi kepentingan politik sejarah diselewengkan sebagaimana jaman Orde Baru, juga sah-sah saja kok. Takkan ada yang berani menggugat. Berani mengkritisi penguasa, siap-siap saja bawa handuk kecil dan sikat gigi.

Atnirah memang cantik, masih muda pula. Kulitnya yang bersih putih, betis mbunting padi, membuat Bariman lupa segalanya. Ketika kenal kali pertama dengan sidia, jantungnya langsung ser-serrrran. Begitu tahu Atnirah berstatus janda, Bariman merasa dapat peluang untuk begituan! Dengan kemampuan keuangan yang dimilikinya, dijamin dia bisa menaklukkannya. “Punya NPWP kok tidak punya selingkuhan, apa kata dunia?,” begitu setan sering mengompori dirinya.

Nah, dengan kemampuan uangnya tersebut Bariman mulai memburu sang bidadari. Berbekal ungkapan Jawa: perempuan itu nabine jarit gusti alahe dhuwit (baca: matrialiastis) , dia berusaha mendekati janda Atnirah. Awalnya memang susah, tapi Bariman terus merapat. Lama-lama usaha tak mengenal lelah itu membawa hasil, janda cantik tersebut bertekuk lutut dan berbuka paha juga untuk Bariman. Lagi-lagi benar kata para orang tua sekarang: witing tresna merga atusan lima (cinta tumbuh karena harta).

Gol pertama telah berhasil disarangkan, gol-gol selanjutnya beruntun menggasak gawang Atnirah. Setiap ada kesempatan, karyawan swasta itu selalu membawa Atnirah untuk bermesum ria. Kabar selingkuh itu lama-lama tercium juga oleh istri di rumah, tapi Bariman selalu bisa meyakinkan bahwa itu hanya sas-sus yang dihembuskan orang-orang yang sirik. “Kalau tak percaya, aku siap digeledah kok….,” kata Bariman berlagak seperti anggota DPR yang kepepet.

Mereda juga kecurigaan Muryati. Cuma sialnya, Bariman ini kadang pelitnya minta ampun. Kencan di hotel selalu ada duit, secara berani Atnirah kadang dibawa main ke rumah, di kala istri sedang pergi. Jadi seperti orang beli nasi uduk di warung. Jika lapar sekali langsung makan di tempat, bila masih kenyang bisa dibawa pulang dan makan di rumah. Apa lagi “nasi uduk” model Atnirah ini gurihnya sangat terasa, tanpa bawang goreng tapi ada paha mentah dan susu segar segala.

Untung tak bisa diraih malang tak bisa ditolak. Ketika beberapa hari lalu kembali Bariman membawa Atnirah ke rumahnya, mendadak istrinya pulang. Padahal keduanya kala itu di kamar sedang nanggung bergulat antara hidup dan mati. Tapi dasar Bariman. Sementara sang gendakan kabur lewat pintu belakang, dia malah menghajar istrinya tanpa ampun. Tak hanya dijedotkan ke dinding, mulut Muryati juga ditendang sampai jontor. Kursi dilemparkannya pula. Akhirnya, dalam kondisi babak belur istri malang itu mengadu ke Polres Ponorogo.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar :

Unknown said...

Istri bukan nasi uduk terus apa dunk?? nasi kuning...istriku malah suka beli togel2000.com. boros banget lagi, pusing banget ane gan???