Wajib Jaga Privacy Klien
Surabaya - Siapa bilang hanya kaum Adam yang doyan ‘jajan’? Di era emansipasi ini, kalangan Hawa pun seakan tak mau kalah. Saat ke luar kota untuk menyelesaikan urusan bisnis, mereka juga mencoba mencari ‘selimut hidup’.
Demand inilah yang membuat komunitas pemuas nafsu yang sebut saja sebagai gigolo makin menjamur di Surabaya. Namun, sebelum naik ke ranjang mesti ada prasyarat yang harus dipenuhi seorang gigolo selain minum jamu kuat.
Minggu siang itu Indra sedang menunggu istrinya yang lagi sibuk mengisi pentas fashion show di atrium sebuah pusat perbelanjaan ternama di Surabaya. Pria yang memiliki tinggi 180 cm ini menyaksikan seluruh rangkaian kegiatan dari jarak jauh karena tak ingin mengganggu konsentrasi sang istri yang lagi memeragakan pakaian karya disainer terkenal ibukota.
Ketika asyik mengamati kesibukan di panggung, seorang pria tengah baya mendekatinya. Seperti laiknya pembicaraan di antara dua orang yang baru saling kenal, obrolan diawali dengan basa-basi seputar acara yang sedang berlangsung di hadapan mereka.
Keramahan pria yang sebut saja namanya Sanny itu membuat keduanya cepat akrab. Di sela obrolan tersebut, Sanny lalu menunjuk ke arah seorang wanita yang duduk di resto tidak jauh dari tempat mereka berdiri. “Cewek itu cakep, ya?” cetus Sanny seakan berusaha menarik perhatian Indra.
Dengan ekor matanya, Indra mengikuti arah yang ditunjuk Sanny. Dari pandangan sekilas tadi, Indra harus mengakui bahwa perempuan yang dibalut blazer dan rok hingga di bawah lutut itu tak hanya cantik, tapi juga seksi dan menawan.
Mengetahui umpannya mengenai sasaran, Sanny pun lalu masuk lebih dalam. Pria yang masih menunjukkan ketegapan tubuhnya ini lalu mengutarakan bahwa wanita di resto cepat saji itu dari tadi ingin mengenal Indra. Kali ini tak perlu waktu lama, keduanya langsung bikin janji untuk bertemu keesokan harinya.
“Anda diundang secara khusus untuk makan siang bersama,” ujar Sanny sambil menyebut sebuah restoran di hotel bintang lima di kawasan Embong Malang. Sebelum berpisah, keduanya sempat bertukar nomer ponsel untuk memudahkan komunikasi mereka berikutnya.
Esoknya, seperti yang dijanjikan mereka kembali bertemu sekitar pukul 13.00 WIB. Sanny langsung memperkenalkan pada wanita bernama Wulan (bukan nama sebenarnya) yang sehari sebelumnya dilihat Indra di resto cepat saji. Setelah berbasa-basi, Sanny lalu pamit guna memberi waktu bagi keduanya untuk saling mengenal lebih jauh.
Tapi, jangan terburu berpikiran ngeres karena acara siang itu hanya berakhir dengan makan siang. Tidak lebih. Sebab, pertemuan awal ini memang baru tahapan penjajagan. Paling tidak, Indra mulai paham, Wulan adalah seorang pengusaha sukses asal Bandung. Indra juga bisa menangkap kesan, seringnya Wulan melakukan transaksi bisnis di sejumlah kota besar di Indonesia serta kondisi suaminya yang jauh lebih tua, membuat wanita berlesung pipit ini selalu haus belaian lawan jenis.
Secara fisik, Indra yang memiliki postur tubuh seperti bintang Arnold Schwarzenegger ini tentu memenuhi syarat. Namun, bukan berarti urusannya bisa langsung ke arah ranjang. “Sebab, yang dicari Sanny adalah sosok cowok yang tak semata bisa memuaskan wanita secara seksual!” ungkap Indra saat ngobrol dengan Surya pekan lalu.
Sanny yang akhirnya mengaku sebagai germo ini membeberkan aktivitasnya mencari ‘talen’ cowok untuk menemani kliennya selama berada di Surabaya. Untuk itu seorang gigolo yang masuk jaringan Sanny terlebih dulu harus memenuhi syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi.
“Klien harus diperlakukan sopan. Privacy mereka juga wajib dijaga. Dan saat menjalani hubungan dengan klien, harus seperti pacar sendiri, dan semua aktivitas hanya di coverage area Surabaya!” tandas Sanny.
Menjalani hubungan seperti laiknya pasangan kekasih, maksudnya jelas, selama belum dinyatakan ‘putus’, si cowok dilarang keras lirak-lirik cewek lain. Jika kesepakatan ini dilanggar, Sanny menegaskan akan jadi masalah besar. Kehidupan gigolo dalam naungannya dipastikan bakal menghadapi teror.
“Intinya kehidupan pribadi dan keluarga jadi sangat terganggu,” kata Indra. Rumit? Jawabannya jadi relatif. Yang pasti, Sanny sebagai germo terlebih dulu harus menegaskan benefit dan sekaligus resiko yang bakal diterima pelaku.
Gerakan para gigolo tak selalu lewat tangan Sanny. Tak sedikit kelompok yang memiliki penyimpangan orientasi seksual ini bergerak sendiri dalam mencari target sasaran.
Mike –sebut saja begitu—misalnya. Pria yang sering dapat julukan Ambon Manise sesuai daerah asalnya ini mengaku tak jarang mendapat ‘berkah’ di pusat-pusat perbelanjaan, restaurant, atau tempat hiburan. Saat menunggu waktu di gedung bioskop, Mike bahkan pernah mendapat tatapan penuh arti dari seorang wanita tengah baya.
Dengan rasa percaya diri, anggota security yang sering mendapat tugas mengamankan sebuah pementasan atau mengawal artis saat mengisi sebuah pertunjukan ini lalu mendekati wanita yang terlihat datang sendiri itu. “Maaf, Mbak, kalau nggak salah Anda tadi memperhatikan saya. Ada apa ya? Apa ada yang salah dengan diri saya?” tegur Mike dengan kalimat sopan.
Si wanita yang belakangan diketahui bernama Ira itu tampaknya tak menduga Mike nekad menghampiri dirinya. Namun, sejenak kemudian Ira yang sudah bisa menguasai diri kontan timbul keberanian untuk mengimbangi kenekadan Mike.
“Ah, ya. Maaf, Anda dari Ambon, ya?” cetus Ira balik bertanya sambil berusaha mengendalikan perasaannya.
“Betul, memangnya kenapa, Mbak?” ujar Mike sambil menelusuri tubuh Ira dari ujung kaki hingga ujung rambut dengan sudut matanya.
Jawaban Ira berikutnya sama sekali tak diduga Mike. “Katanya orang Ambon itu kuat, ya?” kata wanita yang usianya sekitar 35 tahun ini sambil balik menatap tajam mata pria bertubuh tegap di depannya itu.
Mike yang segera menangkap arah pembicaraan Ira lalu mengiyakan pertanyaan yang diajukan Ira. Dengan sedikit nakal, Mike pun menantang keberanian Ira berikutnya,”Mbak mau bukti?”
Tanpa banyak ucap kedua insan yang baru kenal lima menit lalu itu kemudian meninggalkan area gedung bioskop dan membatalkan niat semula menonton film laga Die Hard 4 yang diperani Bruce Willis. Mereka sepakat melanjut ‘laga’ di tempat lain yang lebih nyaman.
Tak Selalu Perkasa di Ranjang
Pramudito | Surabaya - Image gigolo sebagai pemuas nafsu yang selalu perkasa di ranjang ternyata tidak selama benar. Sebagai remaja dengan gejolak nafsu menggebu-gebu, mereka juga pernah keok lebih dulu.
“Ya, wajar lah. Pertama ketemu dengan perempuan cantik seperti mereka pasti langsung spaneng. Buntutnya saya sering tak bisa kontrol diri dan orgasme lebih dulu,” ungkap Deddy, mahasiswa jurusan Ekonomi sebuah perguruan tinggi ternama Surabaya.
Kecewakah kliennya? Ternyata tidak. Terbukti cowok berusia 23 tahun ini masih sering dihubungi oleh si mbak-mbak yang usianya 10 tahunan di atasnya tersebut setiap datang ke Surabaya. “Tergantung kita aja gimana mengolah omongan sehingga klien tidak sampai kecewa. Kita juga harus bisa membangun suasana romantis lagi dan di permainan kedua pasti lebih baik,” tutur cowok yang selalu skipping tiap pagi. Untuk menjaga kondisi tubuh tetap prima, Deddy juga rutin minum susu plus telor.
Agar komunikasi nyambung, Deddy berlangganan majalah mode untuk mengetahui tren busana maupun parfum yang biasa dipakai wanita-wanita high class. “Kalau nggak gitu gimana saya bisa tahu yang namanya Tommy Hilfiger, Christian Dior, Kenzo, atau Bulbery. Kalau berhadapan dengan perempuan yang dibahas kan nggak jauh dari hal-hal seperti itu,” papar cowok yang bekerja di sebuah restoran Chinese Food di kawasan pusat kota Surabaya ini.
Pendapat senada dilontarkan Indra. Menurut sarjana disain grafis sebuah perguruan tinggi swasta Surabaya ini, “The real gigolo memang tak cuma menonjolkan kelebihan fisik. Dia juga harus pintar, romantis, serta bisa menampilkan perilaku yang memikat.”
Kemampuan berkomunikasi ini pula yang jadi prioritas dan salah satu syarat yang tak boleh dilewatkan ‘calon’ gigolo yang masuk jaringan Sanny. “Sama seperti kalau pria dapat PSK yang mahasiswa tentu beda jauh kalau dia ‘main’ dengan pelacur kelas Dolly!” tegas Indra.
Kemampuan berkomunikasi ini, lanjut Indra, sangat membantu ketika sang tante atau mbak-mbak kesepian tersebut tengah merajuk. Di puncak rasa kesepian lantaran jauh dari suaminya yang sah, atau lama tak dapat kepuasan karena sang suami tak lagi mampu beradegan ‘sumo’, tak jarang wanita-wanita ‘jablai’ ini meluapkan keluhan pada gigolo tersebut.
“Meski usia kita jauh lebih muda, tapi mau nggak mau dituntut bisa bicara secara dewasa. Memberi masukan pada mereka dengan kalimat yang tepat yang tidak terkesan menggurui,” imbuh Deddy.
Karena komunikasi yang ‘nyambung’ inilah tak jarang akhirnya sang tante atau mbak-mbak kesepian ini lalu memilih sang gigolo jadi ‘suami asuh’nya. Sang gigolo tak lagi kesulitan materi lantaran semua biaya kuliah, atau bahkan tempat tinggal telah dipenuhi.
Gigolo-gigolo yang ‘berjodoh’ dengan klien ini pula yang membuat Sanny terus gerilya mencari talen-talen baru. Selain area publik seperti pusat perbelanjaan (mall dan plasa), tempat hiburan malam juga jadi area hunting Sanny. Dan ketika menemukan talen, Sanny langsung memasukkan data base para gigolonya untuk ditawarkan pada klien-kliennya.
Menurut para gigolo, ukuran Mr P masih menjadi daya tarik utama untuk memancing perhatian para wanita-wanita kesepian ini. “Untuk membuat data base, dia selalu minta saya mengukur panjang Mr P saat ‘tidur’ maupun saat horny. Saya sendiri sempat tak percaya ketika Sanny memamerkan miliknya yang saat horny hampir 30 cm! padahal orangnya nggak tinggi-tinggi banget. Jadi bukan omong kosong jika dia pernah bilang di masa mudanya, dia adalah gigolo yang banyak dicari para wanita haus seks karena ingin menikmati sentuhan Mr P Sanny ini!” papar Indra.
Tapi, hengkangnya para gigolo ini dari ‘manajemen’ Sanny tak selalu karena sudah jadi ‘suami asuh’. Beberapa di antaranya memilih ‘kerja lepas’ karena tak tahan dengan perilaku Sanny yang dianggap terlalu reseh. “Dia (Sanny) sering menelepon saya hanya untuk tanya gimana ‘party’ yang saya lakukan dengan kliennya kemarin. Padahal saat itu saya sedang jalan bareng pacar, kan repot jawabnya!” cetus Deddy.
Karena itu, gigolo yang sudah tak tahan lalu ‘melepaskan diri’ dengan mengganti semua identitasnya. Selain mengganti nomer ponsel, sang gigolo itu juga ada yang sampai merubah tampilan. “Dengan ‘identitas’ baru ini saya bisa cari klien sendiri. Saya sudah paham cara kerjanya, dan tahu tempat-tempat mangkalnya. Memang mulai dari nol, tapi ini lebih baik ketimbang selalu resah setiap ponsel bunyi dan di layar melihat nomer milik Sanny,” katanya.
Tapi, bahagia kah gigolo-gigolo yang naik status sebagai ‘suami asuh’ ini? Jawabnya memang relatif. Tergantung ‘istri’ macam apa yang memelihara mereka. Situasi bisa berubah jadi ‘neraka’ ketika sang ‘istri’ sekadar ingin memanfaatkan gigolo ini sebagai pelampiasan kekesalannya pada suami sahnya, seperti yang diungkapkan Ira.
Pengusaha asal Semarang yang jadi rekanan sebuah BUMN ini dengan sengit berpendapat,“ Kalau laki-laki bisa beli perempuan, kenapa kita nggak bisa beli mereka (laki-laki). Jadi saya bisa perlakukan mereka semau saya. Toh saya sudah bayar mereka!”
Nyaris Terjebak Mafia Narkoba
Pramudito | Surabaya - Adakah ciri-ciri tertentu sebagai ‘cap’ diri gigolo? Jawabnya ternyata tidak ada. Kecuali, seorang gigolo bisa dipastikan berbadan atletis. Tapi seseorang dengan karakter tubuh seperti itu memang belum tentu dia gigolo.
“Bohong kalau ada yang bilang gigolo itu diketahui dari tanda di sapu tangan yang keluar dari saku misalnya. Atau ciri-ciri khusus lain. Sebab, ciri seperti itu justru akan jadi boomerang,” tutur Indra. Maksudnya, karena gigolo identik dengan materi berlimpah, bukan tidak mungkin mereka didekati cewek-cewek yang hanya berniat mengeruk keuntungan pribadi.
Alasan menggeluti sisi nikmat gigolo memang tak lepas dari iming-iming materi yang tentu menggiurkan bagi cowok-cowok yang kebanyakan masih tercatat sebagai mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi. Taburan materi ini membuat kehidupan mereka jadi lebih baik dari sebelumnya.
Mahasiswa yang rata-rata dari luar Surabaya ini tentu sangat beruntung bisa memperoleh uang lebih dari hasil ‘kerja’ menyenangkan tersebut. Memang tidak tiap hari para gigolo ini dapat klien. Tapi, jika seminggu minimal dapat satu ‘nasabah’ dan mereka menerima Rp 2.000.000 sekali kencan, dalam sebulan bisa mengantongi Rp 8.000.000.
“Itu belum kalau saya diminta menemani mbak-mbak ini belanja di mall, pasti pulangnya juga menenteng pakaian atau sepatu baru. Atau jika dapat mbak-mbak yang royal, saya malah pernah diberi bonus handphone,” ungkap Indra.
Alat komunikasi yang kini banyak dimiliki masyarakat itu sempat jadi kebanggaan Indra, lantaran waktu itu teman-temannya masih menenteng pager. “Sampean pernah lihat film Quickie Express? Waktu lihat film itu dengan istri, saya ketawa dalam hati karena film yang dibintangi Tora Sudiro, Aming, dan Lukman Sardi itu persis yang pernah saya alami,” papar Indra.
Jawaban yang sama disampaikan Deddy. Cowok asal Malang selatan ini memang harus berusaha keras untuk menutup biaya kuliahnya. Berangkat dari keluarga broken home, membuat Deddy tak terlalu berharap dukungan orangtua untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun biaya kuliahnya.
Waktu pertama mendapat tawaran masuk jaringan Sanny, Deddy langsung tertarik karena tergiur iming-iming hidup lebih baik dari yang didapat saat ini. Tapi, ketika dunia baru itu dijalani, orientasi Deddy malah tergoda untuk memanfaatkan limpahan uang itu untuk bersenang-senang.
Uang dari lelehan keringat di atas ranjang itu sering habis untuk party di diskotek atau kamar-kamar karaoke bersama escort lady yang disewa Deddy. Atmosfer kehidupan Deddy memang berubah sejak dinobatkan sebagai gigolo. Tapi, perubahan itu diakui semata euforia lantaran dirinya kini bisa mendapatkan semua yang diinginkan sesukanya.
“Biasanya memang begitu. Mudah dapatnya mudah pula habisnya. Lagian saya pikir, uang dari hasil ‘gituan’ larinya juga untuk ‘gituan’,” ucap Deddy tanpa nada sesal.
Namun, uang berlebih ini tak pelak sempat membuat kekasihnya curiga. “Pacar saya memang sempat tanya, saya cuma kerja di restoran kok selalu pegang duit banyak. Saya juga sering membantu kesulitan keuangan yang dialami pacar maupun keluarganya,” tutur Deddy. Kecurigaan yang sama juga diungkapkan kekasih Indra dan istri Mike.
Namun, para gigolo ini bisa berkelit di balik alasan ‘side job’ yang mereka lakukan di luar kerja ‘resmi’ yang mereka jalani. Tentu bukan ‘side job’ sebagai gigolo. “Saya bilang, saya sering diminta tolong orang yang mau bikin party dan perlu disediakan minuman dengan harga murah. Karena saya kenal banyak supplier, maka permintaan itu memang bukan hal sulit,” bebernya.
Gara-gara side job pula, Deddy nyaris celaka. Kesibukannya mencari alasan agar lepas dari tudingan miring sang pacar lantaran memiliki uang banyak, Deddy akhirnya mengenal sisi gelap narkoba. Seringnya Deddy party di diskotek tak aneh jika pemakai anting di telinga ini mengenal pengedar.
Dari awalnya sekadar dipakai sendiri, Deddy lalu tergoda ketika ada temannya minta bantuan untuk dibelikan barang yang sama. Permintaan demi permintaan terus mengalir, dan dompetnya pun kian menggelembung.
Tapi kesadaran sulung dari tiga bersaudara ini segera pulih. “Begitu ada teman yang menyatakan nama saya masuk dalam TO (target operasi) petugas, saya kontan gemetaran. Kenapa saya bisa sampai sejauh ini? Resikonya jauh lebih berat ketimbang kencan dengan mbak-mbak yang butuh kenikmatan itu,” kata cowok yang penampilannya mirip aktor Jean-Claude Van Damme ini.
Menelusuri Geliat Gigolo Surabaya
panti pijat
,
prostitusi
,
seks
,
underground
Edit
11 komentar :
invite me on bb 25cbcc52 or call me on 03134303149
asyik kayaknya
Am Mario 29 yo, 173 cm & 70 kg, Bubbled butt, Gym Toned, Masculine, Well
Educated, Charming, Caring, Funny, Horny and Discreet.
It would be my pleasure to please you and satisfy every one
of your deepest wishes IN YOUR WAY.
Am offering relaxing full service whole body massage, service for +-1 hour at an affordable rate of
Rp 650.000 ($ 85).
If you're interested, you may call me at +6283895329554/ 083895329554
I am residing at CENTRAL JAKARTA.
Foreign clients are most welcome anytime 24 HOURS
Don't hesitate to call me, you can reach me anytime
Eager of fun and action, in a total discreet way.
I only accept hotel, Apartment or home service.
For Call and For Man only!
William.. 185 / 90kg. Atletis. Privacy terjamin 100%. Invite me 2adffee0
hi saya Jody ada di surabaya..jika ada wanita yang ingin curhat masalah bisa call or sms saya ya 08814304020
dijamin rahasia
serius
thanks
Jody
robie 23th, rajin ngegym, minat 087853431855. khusus wanita surabaya
Gigolo itu apa ya?? mesti orange suka pada liat bokep.
Dare to satisfy your fantasies with me?
I'm a HOT MASSEUR ESCORT from JAKARTA INDONESIA.
Am Mario 29 yo, 173 cm & 70 kg, Bubbled butt, Gym Toned, Masculine, Well
Educated, Charming, Caring, Funny, Horny and Discreet.
It would be my pleasure to please you and satisfy every one
of your deepest wishes IN YOUR WAY.
Am offering relaxing full service whole body massage, service for +-1 hour at an affordable rate of
Rp 650.000 ($ 85).
If you're interested, you may call me at +6283895329554/ 083895329554
I am residing at CENTRAL JAKARTA.
Foreign clients are most welcome anytime 24 HOURS
Don't hesitate to call me, you can reach me anytime
Eager of fun and action, in a total discreet way.
I only accept hotel, Apartment or home service.
For Call and For Man only!
Hi.. nama saya Rendy OI ... domisili di surabaya jika ada wanita yang pengen curhat segala macam masalah dan pijat relaksasi please call or sms 083857001148..
putih dan penampilan menarik
bisa dibuktikan
Terima kasih
hai guys,
aku tante thari
aku kesepian nih, telp aku ya tiap malam minggu, di 085 742 888 4339 / 081 326 813 9139 / 081 326 799 5529
dari tante thari
khusus untuk gigolo cowok hebat saja.
hi saya robi di palembang.. melayani pijat seluruh badan khusus pria.. 170cm 63 kg.. hub 089521907258
Post a Comment