Hindari Pakai 4 Bahan Ini Sebagai Pelumas Agar Miss V Tetap Sehat
Jakarta - Bagi wanita yang mengalami masalah dengan pelumasan vaginanya, penggunaan lubrikan bisa membuatnya merasa lebih nyaman saat bercinta. Tapi ingat, jangan sembarang menggunakan lubrikan ya.
Memang, lebih disarankan memakai lubrikan dengan bahan dasar air. Nah, dalam kondisi terpaksa, kadang zat yang licin kerap dianggap tak masalah menjadi pengganti lubrikan. Padahal, dikatakan dokter obstetri dan ginekologi di Center for Sexual Health and Education, Maureen Whelihan, MD, zat yang licin dan terlihat aman bisa saja mengandung alergen.
"Akibatnya, itu bisa menganggu kesehatan kulit dan efektivitas kondom," ujar Whelihan.
Bahkan, penggunaan bahan makanan seperti minyak zaitun berulang kali bisa menimbulkan risiko seperti infeksi ragi atau adanya bakteri berlebihan di vagina, demikian disampaikan direktur medis Miami FemCare, Jason James MD.
Nah, berikut ini bahan-bahan yang sebaiknya tak digunakan sebagai pelumas, meski sekilas terlihat licin dan aman dijadikan pelumas.
1. Minyak kelapa atau minyak zaitun
Whelihan mengatakan minyak kelapa memang tidak mengandung zat adiktif. Namun, minyak kelapa dan bahan lain berbasis minyak bisa merusak fungsi lateks pada kondom. Sehingga, risiko kehamilan yang tak diinginkan atau infeksi menular seksual bisa terjadi.
"Ketika ini digunakan secara rutin, karena ini merupakan produk makanan, bukan tak mungkin akan ada risiko infeksi," tutur Whelihan kepada Women's Health.
Begitu pula minyak untuk memasak misalnya, profesor obstetri dan ginekologi Lauren Streicher MD mengatakan penggunannya justru bisa mengiritasi vagina. Sebab, pada prinsipnya meskipun licin minyak seperti itu tidak diperuntukkan bagi vagina.
2. Baby oil
"Tidak hanya memengaruhi kualitas kondom, penggunaan baby oil di vagina juga bisa meningkatkan risiko Anda mengalami infeksi jamur," kata Streicher.
Sebuah studi dari jurnal Obstetrics and Gynecology menemukan hubungan antara penggunaan intravaginal baby oil dengan kolonisasi spesies Candida yang memicu terjadinya infeksi jamur.
3. Vaseline
Vaseline memang terlihat seperti lubrikan. Namun, Whelihan mengatakan vaseline's petroleum base bisa memicu infeksi. Sebuah studi yang dipublikasi di jurnal Obstetrics and Gynecology menemukan wanita yang menggunakan petroleum jelly sebagai lubrikan dua kali lebih berisiko mengalami bacterial vaginosis.
Seperti lubrikan berbasis minyak lainnya, petroleum jelly juga bisa merusak kondom. Sehingga, Streicher menyarankan Anda untuk menggunakan kondom berpelumas atau pelumas berbasis air untuk menjaga kualitas kondom.
4. Losion atau ludah
Ada berbagai iritan di losion misalnya parfum dan propyl glycols (senyawa larut air yang membuat losion tetap lembap) yang dapat memicu bengkak dan iritasi, demikian dikatakan Whelihan.
Sementara, James mengatakan, ludah memang basah sehingga wajar jika Anda berpikir ini bisa jadi lubrikan. Tapi, itu tidak akan efektif dan justru hanya membuang-buang waktu Anda saja. Ditambah lagi, kata James, air liur bisa memfasilitasi transmisi infeksi menular seksual dan menjadi penyebab infeksi di vagina.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment