Waspada, 6 Hal Sepele Ini Bisa Sebabkan Kanker
Jakarta, Lekat dengan kehidupan sehari-hari membuat banyak orang tak menyadari barang-barang di sekitarnya bisa jadi penyebab kanker. Deterjen atau bahkan roti tawar dan kripik pun bisa jadi pemicu kanker.
Untuk itu, agar kesehatan terjaga dan risiko kanker tetap menjauh dari Anda, simak enam hal sepele yang ada di sekitar kita namun dapat menyebabkan kanker, seperti dilansir ABC News, Kamis (27/6/2013) berikut ini.
1. Sabun cuci alias deterjen
Penyebab: 1,4-dioxane. Level ancaman: 3
Meski deterjen dapat menghilangkan noda-noda membandel di baju, tapi biasanya deterjen juga akan meninggalkan racun kimiawi di tempat yang sama. Hal ini dibuktikan pada tahun 2011 oleh Environmental Working Group, AS.
Kelompok pecinta lingkungan ini menemukan adanya kandungan 1,4-dioxane di dalam sabun cuci baju tersebut. Senyawa kimia ini sebenarnya tidak terbukti menyebabkan kanker pada manusia, tapi dapat memicu tumor di hati dan sistem pernafasan tikus.
"Lebih buruk lagi, Anda takkan menemukan 1,4-dioxane pada label deterjennya karena ini adalah limbah, bukannya komposisi deterjen itu sendiri," ungkap Sonya Lunder, M.P.H., dari Environmental Working Group.
Antisipasi: Gunakan pembersih pakaian yang lebih ramah lingkungan atau setidaknya biasakan membaca label deterjen yang akan Anda gunakan. Polyethylene, polyethylene glycol, PEG, polyoxyethylene, atau komposisi yang menggunakan kata-kata berakhiran "oxynol" dan "eth" biasanya mengandung dioxane.
2. Pakaian bebas kerutan
Penyebab: Formaldehyde. Level ancaman: 2
Selain membuat pakaian tak berkerut, formaldehyde juga biasa digunakan untuk mengawetkan mayat. Tapi yang bermasalah bukanlah mayat, tapi manusia yang masih hidup. "Ada bukti bahwa formaldehyde dapat menyebabkan kanker di hidung dan sistem pernafasan manusia, apapun bentuknya.
Bahkan jika Anda menggunakan beberapa barang yang mengandung formaldehyde sekaligus maka risikonya akan semakin tinggi. Dan tak ada kadar paparan yang aman bagi senyawa ini," kata Lunder.
Antisipasi: Kurangi kontak antara kulit dengan pakaian yaitu dengan kembali mengenakan kemeja biasa. Tapi jika Anda masih sering memakai pakaian berbahan bebas kerut, setidaknya pastikan pakaian tersebut dicuci terlebih dulu sebelum dipakai untuk pertama kalinya. Menurut California Environmental Protection Agency, cara ini dapat mengurangi emisi formaldehyde hingga 60 persen.
3. Kentang goreng, keripik dan roti tawar
Penyebab: Acrylamide. Level ancaman: 3
Acrylamide, salah satu jenis senyawa kimia yang digunakan untuk mengolah air limbah ini banyak terkandung di dalam kentang goreng, keripik, roti tawar hingga donat.
"Ketika makanan berkarbohidrat tinggi semacam ini diolah dalam suhu tinggi, asam amino asparagine-nya bereaksi dengan gula di dalam makanan dan membentuk acrylamide," terang Timothy Fennell, Ph.D., direktur divisi toksikologi RTI International.
Begitu pula dengan reaksi kimiawi tubuh terhadap acrylamide dapat menyebabkan mutasi DNA yang berujung pada peningkatan risiko kanker seseorang.
Antisipasi: Ubah strategi masak Anda di dapur. "Pilihlah makanan yang dapat diolah dalam waktu singkat dengan suhu rendah. Tapi jika Anda terpaksa menggoreng, usahakan jangan terlalu gosong. Sebelum digoreng, cobalah merendam kentang di dalam air selama dua jam. Menurut para pakar dari UK, cara ini dapat menurunkan penumpukan acrylamide di dalam kentang hingga lebih dari separuh.
4. Gelas atau kotak makan dari styrofoam
Penyebab: Styrene. Level ancaman: 1
Salah satu fakta yang menyebabkan kotak makan atau gelas dari styrofoam harus dikurangi penggunaannya adalah styrofoam tak dapat diuraikan. Terutama karena bahan styrofoam adalah styrene yang memicu munculnya senyawa kimia yang dapat merusak DNA.
Antisipasi: Hindari berbagai jenis produk yang terbuat dari styrene, termasuk gelas kopi. "Yang terpenting jangan sampai Anda memanaskan makanan di dalam styrofoam atau kotak makan yang terbuat dari polystyrene containers, terutama makanan berlemak, yang dapat memicu keluarnya styrene," tandas David Andrews, Ph.D., dari Environmental Working Group.
Tapi bagaimana caranya mengatakan jika kotak makan dari plastik mengandung polystyrene atau tidak? Carilah angka '6' di bagian bawah kotak tersebut. Jika iya, ada kemungkinan besar kotak makan tersebut mengandung polystyrene.
5. Nasi merah
Penyebab: Arsenik. Level ancaman: 5
Awalnya arsenik hanya ditemukan pada berbagai senjata untuk perang seperti pistol dan senapan laras panjang. Tapi belakangan senyawa kimia ini juga banyak didapati di dalam bahan makanan seperti nasi merah dengan merk-merk tertentu. Bahkan kadarnya lebih banyak daripada yang ditemukan di dalam nasi putih.
"Padahal arsenik dapat mengganggu sistem perbaikan DNA tubuh seseorang, jadi ketika sel-selnya rusak, DNA-nya tak dapat diperbaiki dan membuatnya rentan mengalami mutasi yang menyebabkan kanker," kata Michael Hansen, Ph.D., peneliti senior dari Consumers Union, AS.
Antisipasi: Cuci dulu beras merah Anda sebelum dimasak (dan air yang digunakan juga harus bersih). Ketika makan di luar rumah pun batasi konsumsi nasi atau makanan berbahan nasi menjadi dua porsi dalam seminggu saja.
6. Rokok elektrik
Penyebab: Nitrosamines. Level ancaman: 3
Meski dianggap bukan rokok yang sebenarnya, ternyata rokok elektrik pun dapat berisiko menimbulkan kanker. FDA menemukan bahwa nitrosamines terkandung dalam sejumlah produk rokok elektrik tertentu.
Jadi meski Anda bukanlah perokok, Anda masih bisa mendapatkan risiko kanker dengan menghisap rokok elektrik. Pasalnya nitrosamine-nya dapat terbentuk ketika asam perut bereaksi dengan nitrat dan nitrit di dalam beberapa produk makanan yang dikonsumsi seperti hot dog atau daging olahan lainnya.
Antisipasi: Jika ingin berhenti merokok, lakukan secara spontan saja. Menurut sebuah studi dari University of Wisconsin, perokok yang mengurangi konsumsi rokoknya sebelum berencana untuk stop merokok justru lebih cenderung kambuhan ketimbang yang berhenti merokok begitu saja.
Selain itu, kurangi asupan daging olahan Anda atau ubah cara Anda mengolahnya. Direbus atau diolah dengan microwave jauh lebih baik daripada digoreng.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment