Jangan Sembarangan Ikut Baksos dan Pengobatan Massal
Jakarta, Bakti sosial dan pengobatan massal ibarat 'angin surga' bagi masyarakat kurang mampu. Betapa tidak, kegiatan ini seringkali memberikan pengobatan secara cuma-cuma. Namun Kementerian Kesehatan mengingatkan agar tidak sembarangan mengikuti program pengobatan dadakan ini.
"Bakti sosial dan pengobatan massal tidak dianjurkan," tegas dr Bambang Sardjono, MPH, Staf Ahli Menteri Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Desentralisasi Kementerian Kesehatan RI, dalam acara temu media di Gedung Kemenkes, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.
Bakti sosial dan pengobatan massal seringkali memberikan program pengobatan secara mendadak dan tidak berkelanjutan. 'Orang-orang baru' dapat datang ke suatu daerah, memberikan pengobatan, lantas pergi tanpa adanya pengobatan lanjutan. Inilah yang dikhawatirkan Kementerian Kesehatan.
"Lalu siapa yang akan menanggung side effect (efek samping). Apalagi Baksos biasanya tidak melibatkan Dinas Kesehatan," lanjut dr Bambang.
Untuk itu, dr Bambang mengimbau agar masyarakat tidak sembarangan mengikuti pengobatan gratis ala Baksos dan pengobatan massal. Pengobatan ini bisa diikuti asalkan jelas bahwa panitianya bekerja sama dengan pihak Dinas Kesehatan. Dengan demikian, apabila ditemukan efek samping pengobatan, masyarakat masih bisa mendapatkan perawatan lanjutan di Puskesmas atau rumah sakit setempat.
"Tidak dianjurkan, kecuali ada kerjasama dan koordinasi (dengan Dinas Kesehatan). Masalahnya, orang Indonesia itu lebih percaya dengan orang asing (orang baru) dan ingin coba-coba," tutup dr Bambang.
0 komentar :
Post a Comment