Yang Misterius dari Raja Ampat, Laguna Tersembunyi di Pulau Gam
Foto: Perjalanan menuju laguna misterius di Pulau Gam, Raja Ampat - Terowongan yang disebut Holegam
Raja Ampat - Mengunjungi Pulau Gam, Raja Ampat, traveler akan disuguhi gugusan karst yang menawan. Tak hanya itu, ada juga laguna misterius dan tak bisa sembarangan dikunjungi.
Dengan menggunakan boat, perjalanan menuju ke Pulau Gam akan berliku-liku lewat di antara karst-karst yang rapat. Berada tidak jauh dari Waisai, ibukota Raja Ampat, suasananya hampir sama seperti gugusan karst di Piaynemo.
Namun gugusan karst di sekitar Pulau Gam lebih rapat tapi karstnya tak setinggi yang ada di Piaynemo. Air lautnya sangat tenang, suasananya sunyi dengan warna air laut hijau dan bergradasi toska.
Namun di balik kecantikan yang sunyi, tersembunyi sebuah laguna yang sangat misterius dan tak sembarangan waktu bisa dikunjungi.
"Belum banyak yang tahu tempat ini, dikenalnya Holegam, karena lubangnya itu," ujar salah satu pemandu wisata yang mengantarkan detikTravel berkeliling Raja Ampat, Mario.
detikTravel dan puluhan peserta yang lain berkeliling di Raja Ampat beberapa waktu lalu dalam Wisata Bahari "Let's Go To Raja Ampat" yang diadakan PT Pelni.
Mario menceritakan secara singkat tentang nama lokasi tersebut yaitu Gam. Gam berasal dari nama marga asli penduduk setempat yakni Gaman. Sedangkan Laguna atau kawasan 'tertutup' yang kami kunjungi saat itu baru mulai diperkenalkan pada tahun 2011 lalu.
Laguna itu hanya bisa dimasuki saat air laut surut. Sebab untuk memasukinya traveler harus masuk ke sebuah terowongan karst yang akan tertutup jika air pasang. Dan terowongan itu adalah satu-satunya 'pintu' masuk ke dalam laguna tersebut. Terowongan inilah yang disebut warga sekitar dengan sebutan Holegam.
Rombongan detikTravel kala itu tiba di mulut terowongan itu pada sekitar pukul 14.00 WIT. Air telah bergerak naik. Namun pemandu wisata optimis kami bisa mengejar waktu untuk masuk ke laguna di baliknya.
Dengan menggunakan boat kayu tanpa atap, kami memasuki terowongan kasrt dengan perasaan campur aduk. Antusias, penasaran dan ada juga takut karena melihat bagian atas terowongan yang sangat rendah dari permukaan laut.
Kami harus merundukkan badan serendah-rendahnya agar tak terantuk bagian atas terowongan karst yang sudah semakin dekat karena air laut mulai pasang.
Terowongan sepanjang sekitar 20 meter kami lalui dengan lancar dan di hadapan kami, ada laguna yang begitu sangat sunyi. Hanya ada suara burung yang hanya sesekali.
Sekeliling pandangan hanya bukit karst yang telah rimbun dengan pepohonan tinggi. Air lautnya tampak terdiam tanpa arus sama sekali, kecuali kecipak air karena pergerakan boat kami yang berjalan lambat. Misterius.
Kami tak bisa berlama-lama di sana, Mario langsung memutar haluan kembali menghadap ke terowongan untuk keluar.
"Kalau terlambat bisa-bisa kita harus menginap di sini," teriaknya dengan nada bercanda.
Namun tak satu pun dari rombongan yang benar-benar berani menanggapi candaan itu. Karena tampak permukaan air telah lebih tinggi dibanding tadi.
Sepanjang menelusuri kembali terowongan tersebut, seluruh penumpang boat tak berani bersuara. Hanya deru mesin boat saja yang terdengar. Hingga ketika cahaya dari sisi luar dari terowongan semakin dekat, baru traveler beramai-ramai bersorak lega.
Adrenalin sangat terpacu sepanjang kami menelusuri terowongan, begitu juga saat berada di laguna di dalam sana.
"Mistis sekali ya suasana di dalam tadi," celetuk salah satu traveler.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment