4 Faktor Risiko Pendorong Kejadian Saraf Terjepit
Jakarta - Saraf terjepit bila tak segera ditangani dapat menyebabkan kelumpuhan dan gejalanya yang paling umum dimulai dari keluhan nyeri pinggang. Menurut ahli ada beberapa faktor risiko yang bisa mendorong timbulnya kejadian tersebut.
dr Muki Partono, SpOT, dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) mengatakan pada dasarnya saraf terjepit bisa disebabkan oleh beberapa hal mulai dari cedera, perubahan struktur tulang, atau adanya jaringan parut. Nah dari beberapa penyebab tersebut perubahan struktur tulang karena adanya degenerasi pada bantalan tulang termasuk yang umum terjadi.
Apa saja yang bisa membuat struktur bantalan tulang berubah berikut contohnya:
1. Salah postur
Ketika seseorang melakukan aktivitas dengan postur tubuh yang menempatkan beban pada tulang belakang, maka dirinya akan semakin memaksa fungsi dari bantalan tulang belakang. Sebagai contoh misalnya mengangkat beban atau duduk dengan posisi membungkuk.
Karena beban berlebih maka lama kelamaan bantalan tulang dapat rusak menonjol keluar dan mulai menekan saraf.
2. Usia
dr Muki mengatakan bantalan tulang belakang secara alamiah akan mengalami proses degenerasi seiring berjalannya waktu. Mulai dari usia 33 tahun bantalan tulang belakang akan mulai menipis kehilangan kekokohannya sehingga berisiko keluar dari 'jalurnya' menekan saraf.
Untuk menjaga agar struktur bantalan tulang tersebut tetap sehat di usia tua maka dr Muki menyarankan agar seseorang olahraga menjaga berat badannya. Selain itu dianjurkan juga menjaga asupan tinggi protein yang menjadi bahan penyusun bantalan.
3. Berat badan
Berat badan yang berlebih atau obesitas dapat membawa dampak buruk untuk kesehatan tulang belakang. Alasannya karena semakin berat tubuh seseorang maka beban untuk tulang belakang juga semakin besar akibat efek gravitasi.
dr Muki sendiri pada pasiennya yang gemuk sering menyarankan untuk menguruskan berat badan kurang dari 100 kilogram sebelum menjalani operasi untuk kasus saraf terjepit.
4. Dehidrasi
dr Muki menjelaskan bahwa bantalan tulang belakang terdiri dari protein dan air. Oleh karena itu ketika seseorang alami dehidrasi kurang minum air maka dirinya berisiko mengubah struktur tulang belakang.
Kombinasikan dengan beban yang harus ditopang oleh tulang ketika menjalani aktivitas sehari-hari maka risiko saraf terjepit semakin tinggi.
"Karena bantalan itu isinya air. Kalau minum kurang maka akan berpengaruh terhadap fungsi mekanik bantalan. Jadi kita harus minum cukup," pungkas dr Muki.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment