Misteri Buaya Ganas Pemakan Manusia

Kisah 2 Pawang di Kaltim yang Beda Nasib Saat Tangani Buaya

Buaya yang membawa pulang jasad korban (Foto: Dok. Polres Berau)

Jakarta - Muncul lagi kisah pawang buaya di Kalimantan Timur yang bikin geger. Dulu ada pawang yang berhasil 'memanggil' buaya untuk mengembalikan jasad korban, sementara kini ada pawang yang justru jadi mangsa buaya saat ingin memanggil korban.

Kisah pawang yang berhasil 'memanggil' buaya ini terjadi di Berau, Kalimantan Timur pada Juli 2017 lalu. Saat itu, ada seorang pria bernama Sarifuddin (40) yang dimangsa buaya saat sedang mandi di tengah Sungai Lempake.

Warga mencari-cari jasad Sarifuddin yang diterkam buaya, namun tidak kunjung ditemukan. Masyarakat lalu memanggil pawang buaya. Akhirnya, buaya tersebut datang membawa jasad korban dengan diselipkan di mulutnya.

Rekaman video buaya yang membawa jasad Sarifuddin ke tepi sungai ini kemudian viral di media sosial. Pakar biologi dari LIPI menyebut perilaku buaya itu adalah hal yang wajar.

Bila pawang di Berau berhasil memulangkan kembali jenazah korban yang diterkam buaya, beda cerita dengan Supriyanto. Meski sama-sama di Kalimantan Timur, pawang buaya di Kutai Kertanegara ini malah ikut-ikutan jadi mangsa buaya saat ingin menyelamatkan korban.

Kejadian ini bermula ketika seorang pria bernama Arjuna pada Jumat (15/9/2017) berniat mandi di Muara Jawa, Kutai Kertanegara. Saat sedang berenang, tiba-tiba dia diserang buaya dan jasadnya belum ditemukan.

Pawang buaya Suprianto, mendengar kabar Arjuna diserang buaya. Dia pun mencoba menyelamatkan Arjuna dengan cara berenang di sungai dan membaca mantra. Suprianto lalu turun di sungai di Jety BRE pada pukul 11.00 WIB.

Sambil berenang dan baca mantra, tiba-tiba Suprianto terlihat diserang buaya dari dalam air. Saksi sempat melihat Suprianto diserang buaya dalam waktu 2 menit dan setelah itu tubuhnya menghilang.

Kedua jasad korban akhirnya ditemukan dalam kondisi utuh. Polisi menduga tewasnya Suprianto bukan karena cengkraman buaya. Pawang itu diduga kehabisan oksigen karena terlalu lama berada di dalam air.

Pawang yang Diserang Buaya Sedang Berupaya Selamatkan Arjuna


Jakarta - Suprianto tewas akibat diserang buaya di Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Kaltim, Sabtu (16/9). Suprianto sang pawang, terjun ke sungai untuk mencari Arjuna yang juga diserang buaya sehari sebelumnya.

"Korban mengaku sebagai pawang buaya dan ingin membantu mencari korban pertama yang sebelumnya juga digigit buaya pada hari Jumat," ujar Kapolres Kutai Kartanegara (Kukar) AKBP Fadillah Zulkarnaen, kepada detikcom, Minggu (17/9/2017).

Fadil tidak tahu mengapa Suprianto harus bernang di sungai untuk mencari Arjuna. Fadil menambahkan, Suprianto juga membaca mantra-mantra saat mengarungi sungai.

"Kita tidak tahu masing-masing orang punya ilmu, cara memanggil buaya kita tidak tahu juga. Tapi yang jelas ini sudah takdir," ucap Fadil.

Berdasarkan keterangan saksi, Fadil mengatakan, korban diserang buaya itu selama 2 menit. Setelah itu tidak diketahui lagi jasad Suprianto.

"Korban tersebut langsung hilang dan tidak timbul sampai dengan saat ini," kata Fadil.

Video seorang pawang dimangsa buaya di sebuah sungai di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur jadi viral di media sosial. Video itu dibagikan oleh beberapa akun Instagram, salah satunya busamsamarinda.

Arjuna sendiri diduga diserang buaya pada Jumat (16/9). Dia diserang buaya saat sedang membersihkan badannya usai bekerja. Lokasi penyerangan Arjuna dan Suprianto berada di bawah Jety BRE, Kukar.

Jasad Pawang Utuh karena Musim Kawin Nafsu Makan Buaya Berkurang

Jakarta - Jasad pawang buaya Suprianto tetap utuh usai diserang buaya di Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Kaltim. Peneliti LIPI menjelaskan, jasad pawang utuh karena bulan ini adalah musim kawin buaya sehingga birahinya meningkat tapi nafsu makan buaya berkurang.

"Ya sepertinya si pawang ini, saya menilainya si buaya itu, pawang itu sebagai saingan, dibunuh lah, kalau dia birahi, makannya memang kurang, kalau musim kawin, birahi kan, biasanya makannya kurang," tutur peneliti LIPI, Hellen Kurniati saat dihubungi.

Dia menduga pawang buaya tewas diserang sebab dianggap mengganggu kawasan buaya. Hellen menyebut bulan ini merupakan musim kawin sehingga buaya lebih agresif.

"Sepertinya yang pawang ini, itu dianggap mengganggu teritorialnya dia, masalahnya bulan ini musim kawin buaya muara, musim kawin lah bulan ini, berarti itu di bertelor di musim hujan, Oktober lagi bikin sarang-sarang, itu lagi ganas-ganasnya," ujarnya.

Hellen mengungkapkan buaya betina bahkan akan lebih agresif dibanding buaya jantan bila telah membuat sarang untuk bertelur. Buaya akan berusaha sedemikian rupa untuk menjaga sarangnya dari segala ancaman.

"Apalagi nanti ya si betina kalau sudah jaga sarang luar biasa ganasnya, dia benar-benar jaga sarangnya, itu pokoknya ganasnya melebihi sifatnya dia sehari-hari, jaga sarang, ada yang mau jaga sarang, dia membela sarangnya," ungkapnya.

Nah, si pawang ini, kemungkinan dianggap sebagai saingan sebab mengganggu wilayah sekitar dengan terjun ke sungai untuk mencari Arjuna yang telah hilang sebelumnya. Suprianto diserang hingga tewas namun tubuhnya tak dimakan oleh buaya sebab pada musim kawin, aktivitas makan buaya biasanya berkurang.

Sebelumnya diberitakan, jasad Arjuna dan sang pawang Suprianto yang diterkam buaya ditemukan setelah dilakukan pencarian selama kurang lebih 24 jam. Jasad keduanya dinyatakan utuh.

Peristiwa itu bermula dari hilangnya sosok Arjuna, yang diterkam buaya pada Jumat (15/9). Suprianto, yang seorang pawang, kemudian diminta mencari Arjuna. Suprianto terjun ke sungai untuk mencari Arjuna.

Alih-alih menemukan jasad Arjuna, sang pawang malah ikut diserang juga oleh buaya. Suprianto pun tewas pada Sabtu (16/9).

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :