Kehidupan Malam Anak Gaul Senayan

Ada Prostitusi Terselubung di Kawasan Patung Panahan

Jakarta - Kawasan Patung Panahan Senayan, Jakarta Pusat, yang terletak di dekat areal Gelora Bung Karno, tampak ramai, Rabu sekitar pukul 22:00 WIB. Puluhan kelompok kaum muda yang biasa disebut anak gaul atau tongkrongan asyik berbincang di dekat mobil-mobil mereka yang berjajar kurang beraturan.

Tidak hanya satu jalur, bahkan dua jalur sisi jalan tersebut penuh dengan anak muda hingga lampu merah Jalan Asia Afrika. Suasana bertambah ramai dengan keberadaan puluhan pedagang kaki lima yang mendulang rupiah.

Sepintas mereka hanya tampak berkumpul dan mengobrol seraya menikmati berbagai jenis minuman, dari mulai kopi, minuman ringan dingin hingga yang mengandung alkohol.

Namun, siapa nyana di balik riuh tongkrongan yang kian hingar dengan dentuman musik bervolume keras dari sound mobil-mobil gaul itu terdapat praktik prostitusi terselubung yang dijajakan gadis-gadis muda pekerja seks komersial.

Salah seorang warga yang biasa nongkrong di tempat ini mengakui di kasawan Patung Panahan dan sekitarnya memang ada transaksi prostitusi. Namun keberadaan wanita pelacur tersebut tidak akan tampak sebab mereka membaur dan terlihat tak ubahnya seperti anak nongkrong lainnya.

“Banyak (PSK) di sini, istilahnya terselubunglah karena kayak orang nongkrong biasa aja,” ungkap warga Simprug yang ogah disebutkan namanya ini kepada detikcom di Patung Panahan, malam

Menurutnya, praktik prostitusi di tempat ini baru ada sekitar tiga atau empat tahun lalu. Meski tidak mengetahui jumlah pelaku secara pasti, sebagian di antara para pelacur itu merupakan yang dahulu biasa mangkal di kawasan Mahakam dan Melawai Blok M. “Tepatnya ya pas mulai ada yang jual minuman (keras) di sini,” ujarnya.

Dari pengamatannya, para wanita tuna susila itu tidak datang dan mangkal secara sendiri-sendiri melainkan ada pihak yang mengkoordinir dan membawa ke kawasan Patung Panahan yang memang terkenal dengan tongkrongan kaum berduit. “Ada yang bawa, lalu nongkrong di sini,” ucap dia.

Awalnya, dalam melangsungkan aksinya, para wanita itu memanfaatkan banyaknya kaum muda yang nongkrong sambil mabuk-mabukan. Mereka membaur dan ikut menikmati miras bersama- sama hingga kemudian berkenalan akhirnya melakukan transaksi.

“Mainnya bisa di dalam mobil, kalau dibawa ke tempat lain itu kalau yang udah kenal agak lama. Tarifnya Rp 200 ribu-Rp 300 ribu, tergantung ngobrolnya gimana” ujarnya memaparkan.

Dhika, 24 tahun, warga Kelurahan Gelora mengatakan praktik prostitusi di kawasan Patung Panahan tidak terlihat sebab para PSK tidak berdiri di sepanjang pinggir jalan seperti di tempat lainnya, melainkan nongkrong tak ubahnya seperti anak nongkrong biasa.

“Kayak orang nongkrong aja, ada mobilnya juga,” ungkapnya di kawasan Patung Panahan.

 Misteri 'Mobil Goyang' di Patung Panahan Senayan

Jakarta - Lima orang anak muda, satu di antaranya wanita duduk melingkar di dekat Patung Panahan, jalan Asia Afrika, gerbang Gelora Bung Karno Jakarta, pada Selasa (24/9) pukul 00:24 dini hari. Mereka ngobrol sambil menikmati minuman keras jenis pink lady, -Vodka dicampur Calpico Strawberry dan Fanta-, yang ditaruh pada sebuah plastik berwarna putih.

Sebuah gelas air mineral digunakan sebagai wadah untuk menenggak pink lady tersebut. Tiga dari anak muda itu yang datang menggunakan mobil Pajero Sport warna putih adalah mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.

Makin malam obrolan lima remaja itu kian vulgar. Mereka saling menceritakan pengalaman seksual yang pernah dilakukan bersama sang pacar. Gelak tawa, dan celaan pecah mana kala ada yang dianggap lucu dari cerita tersebut.

Menurut Babeh, seorang pedagang kaki lima di Patung Panahan, obrolan vulgar di antara pengunjung di kawasan tersebut sudah menjadi hal biasa. Tidak hanya obrolan pengalaman seksual, tindakan mesum juga kerap terjadi di tongkrongan kaum berduit tersebut.

Tak jarang remaja yang dalam pengaruh minuman alkohol tersebut sering melakukan hubungan badan di dalam mobil yang diparkirkan. Mereka seolah tidak risih meski banyak temannya menunggui di luar mobil.

Dalam keadaan tidak terkontrol, tak jarang mobil yang digunakan untuk melakukan hubungan badan tersebut bergoyang akibat hentakan–hentakan dari dalam.

“(Mobil goyang) sudah biasa aja, namanya juga sudah minum banyak, teman – temannya tetap di luar. Yang jejaran sini kan agak gelap karena rimbun. Yang lain juga santai aja karena mereka juga begitu,” kata pria yang telah 13 tahun berdagang di Patung Panahan tersebut.

Sosiolog Universitas Indonesia Thamrin Amal Tomagola mengatakan, perlu ketegasan dari aparat untuk menindak perilaku menyimpang remaja di jalan Asia Afrika. Menurut dia, tidak pantas area yang seharusnya dijadikan lokasi olah raga malah berkembang menjadi lokasi negatif.

"Ini ada masalah kebebasan, kelonggaran dan sikap angkuh yang terbiasa sejak usia muda. Harus ada batasan dan efek jera agar mereka tidak mengulangi lagi," kata Thamrin.

 Ternyata Gigolo Juga Beroperasi di Kawasan Patung Panahan

Jakarta - Berbagai masalah sosial menyelimuti gaya hidup anak-anak muda yang biasa nongkrong di seputaran Patung Panahan, Senayan, Jakarta Pusat. Selain lazim dijadikan ajang kebut-kebutan, lokasi gaul yang berada di Jalan Asia Afrika itu juga diwarnai praktik prostitusi terselubung.

Ironisnya, pelacuran yang tumbuh di kawasan ini pelakunya tak hanya kaum hawa. Dari penelusuran detikcom, Selasa dan Rabu malam hingga dini hari, terkuak yang menjalankan praktik dunia hitam itu ada yang dari kaum pria.

Prostitusi pelacur pria atau yang akrab disebut gigolo rupanya juga ada di kawasan elite tersebut namun jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding pelacur wanita.

Hal ini terungkap saat detikcom mengorek-ngorek informasi seputar kehidupan malam di lokasi ini. Ketika beberapa narasumber mengungkapkan adanya pelacur wanita yang berkeliaran, ternyata terungkap juga adanya gigolo yang beroperasi di tempat ini.

“Pelacur cowok juga ada, tante-tantenya datang ke sini. Setelah ngobrol sebentar langsung cabut pakai mobil,” kata pedagang rokok dan minuman ringan yang sudah berjualan belasan tahun di kawasan ini sembari menyebutkan beberapa nama pria yang dimaksudnya.

Untuk modus beroperasinya pelacur wanita, warga Patal Senayan, ini menyebutkan para perempuan nakal itu datang dengan menggunakan mobil yang dibawa oleh orang yang mengkoordinir mereka. Setelah nongkrong seperti yang lainnya, mereka mendekati dan memanfaatkan anak nongkrong yang telah mulai mabuk akibat menenggak minuman keras.

“Datangnya pake mobil, satu mobil ada 4, 5 atau 6 cewek. Yang udah agak mabuk dideketin, kalau udah sepakat, ‘main’ di mobil, namanya juga udah mabuk, lihat cewek pakaian seksi, kan jadi pengen. Kalau yang dibawa keluar itu biasanya udah ada komunikasi dulu di HP atau BB,” ujarnya membeberkan.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Kukuh Hadi Santoso mengatakan perlu berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait adanya berbagai kegiatan negatif dari balapan liar hingga praktik mesum di kawasan Jalan Asia-Afrika. Menurutnya, Satpol PP tidak bisa asal bertindak tanpa mengkroscek dulu.

"Saya belum ada tuh laporannya. Itu lokasi yang sebelah mana? Kalau tindakan ya harus komunikasi dulu dengan Polda Metro," ujar Kukuh.

Dia melanjutkan selama ini dirinya hanya mengetahui Jalan Asia-Afrika sebagai tempat tongkrongan anak muda. Namun, kalau mengembang ke arah negatif, ia tidak mengetahuinya. Hanya, bila benar demikian, perlu bukti dan survei tempat dulu. "Ya itu tadi, kita gak bisa saja asal taruh petugas Satpol di sana. Dilihat dulu itu," katanya.

 Anak Malam Senayan, dari Kebut-kebutan, Mabuk hingga Seks Bebas

Jakarta - Malam semakin beranjak di kawasan Patung Panahan, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa malam lalu. Namun bukannya semakin hening, suasana di tempat itu justru semakin ramai. Puluhan anak muda, laki-laki dan perempuan makin banyak berdatangan.

Belakangan, kawasan ini kembali menjadi sorotan setelah terjadinya tabrakan maut di areal yang berlokasi di Jalan Asia-Afrika pada Minggu subuh lalu itu. Peristiwa ini mengakibatkan dua orang tewas dan delapan luka-luka.

Namun, kejadian buruk tersebut seolah tak menyurutkan minat anak-anak muda yang sebagian besar anak baru gede alias ABG untuk tetap menyambangi tempat itu.

Bagi warga ibu kota, khususnya kaum muda, kawasan tersebut sangat tidak asing. Label sebagai tempat tongkrongan anak gaul yang notabene dari kalangan menengah dan atas bukan cerita baru.

Namun tidak banyak yang tahu detail seluk beluk kehidupan malam di tempat yang sudah
kesohor itu. Sebagai tempat kongkow, seputaran Patung Panah Senayan yang dilintasi Jalan Asia-Afrika yang lebar dan beraspal mulus, saban malam tak hanya sering dijadikan ajang pamer mobil dan kebut-kebutan liar.

Sekilas memang kawasan Patung Panahan tak beda dengan tempat tongkrongan lain yang banyak tersebar di Jakarta, dipenuhi cowok dan cewek muda dengan gaya semau mereka.

Dari penulusuran detikcom pada Selasa dan Rabu malam hingga dini hari kemarin, mereka tak hanya asyik ngobrol dengan teman atau kelompok-kelompoknya sembari menikmati aneka jajanan kali lima yang banyak tersedia.

Minum-minuman keras berbagai merek, baik yang masih dalam kemasan botol dan sudah di kemas dalam plastik-plastik, banyak mewarnai acara kongkow mereka. "Nongkrong sambil minum miras sudah jadi pemandangan biasa di sini, Mas," kata seorang pedagang minuman ringan kepada detikcom. "Yang laki sama perempuan sampai mabuk-mabukan, sampai mau Subuh," dia melanjutkan.

Untuk memperoleh minuman keras juga sangat mudah. Setidaknya ada tiga pedagang yang menjualnya dengan menggunakan mobil yang parkirnya membaur dengan mobil-mobil anak-anak tongkrongan di situ.

Para pedagang miras ini selalu lolos saat aparat menggelar razia. Informasi tentang akan diadakan razia selalu bocor. “Mereka (pedagang miras) nyetor ke oknum polisi, kalau mau ada razia mereka udah tahu duluan," ungkap dia yang sudah belasan tahun berdagang di lokasi ini.

Tak cuma mabuk-mabukan, pemuda dan pemudi yang telah terpengaruh minuman alkohol berkadar tinggi itu juga diketahui kerap melakukan hubungan badan di dalam mobil yang di parkirkan di dekat tempat yang mereka jadikan tempat duduk melingkar.

“Sering juga mereka begituan (seks dalam mobil). Namanya udah pada mabuk, terus terangsang akhirnya ‘maen’ sama ceweknya di dalam mobil,” ujar warga Patal Senayan ini yang mengaku kerap melihat mobil yang dipakai untuk berbuat mesum itu bergoyang-goyang.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 komentar :

Unknown said...

Anak sekarang gaul-gaul banget ya?? sampai lupa ama daratan. Beda sama anak jaman dulu yang sukanya main game di dewasbobet.com.