Hal itu diketahui saat polisi memeriksa tiga orang yakni penanggung jawab lokasi karaoke atas nama Em warga Kretek, Bantul, serta dua orang gadis berusia di bawah umur We dan Eh warga Magelang dan Wonosobo, Jawa Tengah.
Dari pemeriksaan ketiganya, diketahui kedua pemandu lagu We dan Eh sebagai pemandu karaoke dengan tarif Rp50 ribu. Namun di luar itu, oleh tamunya mereka juga bisa diajak kencan. Dari pengakuan Em lokasi tersebut milik K.
"Oleh tamunya dikasih upah antara Rp500 ribu sampai Rp2 juta, tergantung tamunya itu," kata Kasat reskrim Polres Bantul, AKP Anggaito Hadi Prabowo kepada wartawan.
Anggaito mengungkapkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini, Selama proses penyelidikan masih berlangsung, kedua gadis dibawah umur itu dititipkan ke Dinas Sosial. Setelah pemeriksaan itu, nantinya polisi baru akan menetapkan tersangka. "Keduanya saat ini dititipkan di Dinas Sosial," imbuhnya.
Direktur LSM Rifka, Annisa Suharti saat dihubungi wartawan secara terpisah mengapresiasi keberhasilan kepolisian dalam membongkar praktik eskploitasi anak itu.
"Kami mengapresisasi langkah polisi mengungkap kasus eksploitasi anak, karena kasus ini bukan perkara mudah, apalagi berakitan dengan prostitusi," katanya.
Ia mengatakan, prsotitusi saat ini bersifat sangat tertutup, dan sulit diungkap. Perlu adanya peran aktif masyarakat untuk melakukan pengawasan. "Bila ada yang mencurigakan masyarakat harus segera lapor," katanya.
0 komentar :
Post a Comment