Hal Mistis Kolam Banyu Biru Pasuruan Malah Jadi Penarik Turis
Berenang dengan ikan di Banyu Biru
Jakarta - Traveler yang berkunjung ke pemandian Banyu Biru Pasuruan pasti tertarik akan kolam renang yang segar dengan ribuan ikannya. Namun, hal mistis dari kolam ini pun jadi nilai tersendiri bagi turis.
Selain kolam alami dan berenang bersama ratusan ikan tombro, daya tarik lain dari Pemandian Alam Banyu Biru di Desa Sumberejo, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan terletak pada sisi mistisnya. Meski tak mempengaruhi kedatangan pengunjung, sisi mistis pemandian alam ini menarik untuk ditelisik.
Subandi, juru kunci pemandian mengatakan sumber air Banyu Biru sudah ada sejak ribuan tahun. Sumber air tersebut baru diketahui dan dimanfaatkan sebagai pemandian di masa akhir Kerajaan Majapahit.
"Masa akhir Majapahit sudah dijadikan pertirtaan, saat Majapahit di masa keruntuhan. Kawasan ini jadi lokasi peristirahatan raja dan petinggi-petinggi kerajaan. Kolam ini digunakan untuk para pria dan di atas ada kolam lagi untuk para wanita," terang Subandi.
Kisah Subandi ini dibuktikan dengan keberadaan sejumlah arca jejak Majapahit di lokasi ini. Selain masih menjadi lokasi ritual umat Hindu, terutama asal Bali, juga terdapat fragmen-fragmen candi yang masih terawat.
"Setiap hari Raya Kuningan selalu ada yang datang ritual, ada juga umat Hindu dari Bali," terang Subandi).
Subandi merinci situs-situs yang ada antara lain dua volkaring dari Pemkab Pasuruan dengan bahasa Belanda tahun 1921. Lalu, satu prasasti dengan huruf jawa tahun 1847, satu patung Batara Siwa dengan membawa senjata trisula, satu patung Ganesha, satu patung dua ekor naga berbelit dan lainnya.
Karena pernah menjadi pemandian raja Majapahit, sebut Subandi, pemandian alam yang airnya berwarna kebiruan ini punya sisi mistis tersendiri.
"Airnya dipercaya sebagai obat, juga dipercaya bisa membuat awet muda. Sedangkan ikan-ikan Sengkaring atau tombro yang berwarna hitam di kolam juga disebut ikan dewa. Ikannya keramat karena itu tak ada yang boleh mengambilnya atau menyakitinya," jelasnya.
Pemandian Banyu Biru mulai dikenal sejak jaman Kolonial Belanda. Ini bisa ditemukan di foto kuno tahun 1900-an koleksi Tropen Museum Belanda yang menggambarkan banyak turis Eropa yang pelesir di tempat ini. Mereka berenang dan juga menggoda monyet-monyet liar yang jinak.
"Sayang, monyet liar sudah nggak ada sekarang," kata pria yang sudah sejak 1981 menjadi juru kunci pemandian ini.
Menurut Subandi, perpaduan keindahan alam dan sisi mistis menjadi daya tarik tersendiri pemandian ini.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment