Sering Dicap Rese, Ternyata Perempuan Ini Punya Gangguan Bipolar
Jakarta, Mulanya ceria dan tertawa-tawa, tapi dalam sekejap bisa jadi pendiam seperti ada masalah. Iniah yang kerap dialami orang dengan bipolar sehingga dicap 'rese'. Inilah yang dialami Zefanya Angeline (29).
"Suatu kali saya liburan sama teman-teman. Tadinya nggak kenapa-kenapa, terus tiba-tiba saya diam saja, ditanya kenapa saya bilang nggak apa-apa. Ini bisa jadi ganggu banget buat orang sekeliling karena mood kita berubah. Orang bipolar sering dianggap rese," tutur perempuan yang akrab disapa Anya ini dalam perbincangan dengan detikHealth beberapa waktu lalu.
Anya merasa dirinya memang memiliki perubahan suasana hati yang ekstrem. Ketika sedang depresi, dirinya pernah sampai menyakiti diri dengan benda tajam dan pernah empat kali mencoba bunuh diri dengan minum obat penenang.
Di saat yang lain dirinya kerap insomnia. Di kepalanya selalu ada banyak hal yang berjejalan yang membuatnya terus berpikir. Ketika merasa punya energi berlebihan, Anya kerap marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Dokter mendiagnosis Anya dengan bipolar tipe 2. Dia disarankan untuk menjalani art therapy untuk membuat suasana hatinya lebih baik. Ternyata hal itu berhasil.
"Saat depresi saya melukis, kadang bikin puisi. Kadang saya diving juga, melakukan sesuatu yang membuat saya tidak larut dengan depresi saya," lanjut Anya.
Bagi orang yang baru saja didiagnosis gangguan bipolar, Anya menyarankan untuk mencari second opinion terlebh dahulu. "Kita harus tahu diri kita sendiri dulu. Apakah mood swing yang dirasakan itu mood swing biasa, karena mau menstruasi atau tiba-tiba dan ekstrem. Selanjutnya kita menerima kondisi ini agar kita terbuka dengan pengobatan yang harus dilakukan," tambah Anya.
Curhat Perempuan dengan Bipolar: Sering Disebut 'Sinetron Banget'
Jakarta, Mulanya Alin tak tahu kenapa suatu kali dirinya merasa begitu bersemangat namun kemudian merasa sedih hingga ingin bunuh diri. Dia pun sering dikatai: sinetron banget.
"Saya dibilang sinetron banget, kebanyakan nonton sinetron, lebai. Tapi gimana ya. Orang-orang mungkin melihat saya aneh, tapi ternyata apa yang saya alami ini karena saya memiliki bipolar tipe 2," tutur Alin kepada detikHealth baru-baru ini.
Seingat Alin, sejak SMP dirinya kerap insomnia. Di kepalanya berputar-putar aneka hal yang membuatnya terus-menerus berpikir hingga tidak bisa tidur. Namun karena aturan di keluarganya yang tidak mengizinkan anak-anak tidur larut, dia pun hanya bisa 'bersembunyi' di kamarnya. Apalagi orang-orang sering kali merasa apa yang Alin pikirkan adalah hal-hal yang tidak masuk akal.
"Saya sering kali murung, sedih. Merasa sendiri. Merasa semua orang ngomongin saya, cemas berlebihan, paranoid, antisosial dan curigaan. Orang yang nggak paham akan bilang saya jahat dan licik," imbuh ibu dari empat anak ini.
Kata Alin, dirinya menjadi lebih gampang depresi saat hujan. "Kalau lagi drop, hujan itu bisa bikin saya merasa perih, tersayat. Kalau lagi depresi juga saya jadi males mandi, males ngapa-ngapain," sambungnya.
Naik turunnya perubahan hati yang ekstrem itu memang cukup mengganggu kehidupan Alin, khususnya kehidupan rumah tangganya. Apalagi beberapa kali saat depresi Alin pernah kabur dari rumah tengah malam dan menangis berjam-jam di pinggir jalan. Saat itu tidak ada rasa takut akan apapun.
"Saya juga kalau ngamuk seperti orang kesetanan, suka mecahin barang-barang. Tidak bisa menanggapi sesuatu dengan logika yang baik," lanjut Alin.
Di suatu ketika, saat mood-nya meningkat, Alin sangat gemar berbelanja. Uang bisa dengan mudah dihabiskannya, bahkan dirinya sampai berutang. Namun dia tidak bisa menyebut penggunaan uangnya untuk apa saja.
Setelah melihat tayangan di televisi tentang gangguan bipolar, Alin pun berusaha mencari tahu lebih banyak lagi. Dari berbagai gejalanya, dia merasa ada banyak gejala yang meyakinkan bahwa dirinya mengalami gangguan bipolar.
"2015 akhir saya ke psikiater, ternyata benar saya memiliki gangguan bipolar. Sekarang saya menggunakan BPJS untuk berobat. Kalau untuk antrean sudah nggak ada antrean, tapi kendalanya di obat. Apotek rumah sakit tidak bisa mengeluarkan dua jenis obat langsung, harus satu-satu. Ini bikin mondar-mandiri," tutur Alin.
Setelah mengonsumsi obat dari psikiater, tindakan impulsif yang dilakukan Alin sudah sangat jauh berkurang. "Dulu saya sering bertindak dulu baru mikir. Setelah berobat, saya lebih cenderung berpikir dulu baru bertindak," tambahnya.
Ini Alasannya Orang dengan Gangguan Bipolar Perlu Diberi Penanganan
Jakarta, Jika ada kerabat yang memiliki perubahan suasana hati sangat ekstrem, sebaiknya diajak menemui psikiater. Mungkin yang bersangkutan memiliki gangguan bipolar. Gangguan ini memang sebaiknya tidak didiamkan.
"Pada orang dengan gangguan bipolar, sering kali emosi tidak terkontrol. Bagus kalau mereka ketemu orang baik, tapi sering juga ada yang malah drug abuse. Nah itu yang kita cegah," ujar dr Engelbertha, SpKJ dari RS Dharmawangsa Jakarta Selatan, dalam peringatan Hari Bipolar Sedunia di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
dr Engelbertha menjelaskan bipolar merupakan gangguan mood. Dalam gangguan mood ini, bisa juga yang bersangkutan memiliki gangguan kecemasan. Pada saat orang dengan bipolar dalam fase mania, yang bersangkutan bisa saja tampak senang dan penuh ide. Akan tetapi ketika sedang depresi, bisa jadi ada keinginan menyakiti diri sendiri dan bahkan ingin atau berusaha untuk bunuh diri.
"Orang dengan bipolar butuh support banget. Mereka perlu terapi dan rangkulan," imbuh dokter berkacamata ini.
dr Engelbertha menambahkan orang dengan gangguan bipolar tidak boleh terlalu gembira atau sedih. Suatu kali dia mendapati pasien yang karena terlalu gembira mendapat THR, gangguannya kambuh. Pasien lainnya juga mengalami kekambuhan saat mendapat pengumuman dirinya diterima kerja.
"Dengan mood stabilizer, mood yang terlalu tinggi diturunkan dan yang terlalu rendah dinaikkan. Itu makanya orang dengan bipolar perlu minum obat ini," sambung dr Engelbertha.
Obat ini diminum setiap hari. Pada beberapa pasien, setelah beberapa waktu bahkan tidak perlu minum obat lagi.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment