Inilah 7 Perang Tersingkat dalam Sejarah Dunia
Sejumlah
tank AD Yugoslavia disergap pasukan Slovenia di kota Nova Gorica dekat
perbatasan dengan Italia. Perang kemerdekaan Slovenia ini termasuk
konflik bersenjata paling singkat karena hanya berlangsung 10 hari.
Sepanjang
sejarah dunia berbagai konflik bersenjata sudah terjadi. Beberapa
terjadi sangat lama hingga bertahun-tahun tetapi ada juga konflik
bersenjata yang hanya berlangsung dalam hitungan hari.
Berikut beberapa konflik bersenjata paling singkat di dunia.
1. Perang Anglo-Zanzibar (1896)
Perang
ini melibatkan Kerajaan Inggris dan Kesultanan Zanzibar di Afrika Timur
pada 27 Agustus 1896 dan berlangsung hanya 38 menit.
Perang
tersingkat di dunia ini dipicu kematian Sultan Hamad bin Thuwaini yang
pro-Inggris pada 25 Agustus 1896 yang kemudian tahta Zanzibar diduduki
Sultan Khalid bin Bargash.
Inggris lebih menyukai Hamud bin Muhammed yang sangat membantu kepentingan Inggris menjadi sultan baru Zanzibar.
Sesuai
perjanjian yang diteken pada 1886, mensyaratkan pergantian sultan harus
mendapatkan restu dari konsulat Inggris dan Khalid bin Bargash tak
memenuhi syarat ini.
Inggris lalu mengirimkan ultimatum kepada Khalid agar dia dan pasukannya menyerah kemudian meninggalkan istana.
Namun,
Khalid malah menyiapkan pasukan dan berlindung di dalam istana.
Sebanyak 2.800 orang pasukan melindungi Khalid bin Bargash, sebagian
besar direkrut dari warga sipil.
Ultimatum itu berakhir pada 27
Agustus 1896 pukul 09.00 dan saat itu Inggris sudah menyiagakan tiga
kapal penjelajah, dua kapal perang, 150 marinir dan pelaut serta 900
tentara Zanzibar di pelabuhan.
Pada pukul 09.02, kapal-kapal
Inggris mulai menembaki istana dan menghancurkan artileri pihak istana.
Perang laut singkat terjadi dan Inggris menenggelamkan sebuah kapal
kesultanan Zanzibar dan dua kapal kecil.
Akhirnya istana
kesultanan bisa direbut dan perang berakhir pada pukul 09.40 waktu
setempat. Akibat perang itu 500 prajurit Zanzibar tewas dan hanya satu
pelaut Inggris yang terluka.
Sultah Khalid akhirnya menerima suaka di Jerman konsulat sebelum kabur ke Afrika Timur Jerman atau Tanzania saat ini.
Sesudah
perang, Inggris menobatkan Sutlan Hamud bin Muhammed sebagai penguasa
Zanzibar dan sekaligus mengakhiri kedaulatan Zanzibar.
2. Perang 100 Jam (1969)
Perang ini juga dikenal dengan nama Perang Sepak Bola antara Honduras dan El Salvador pada 1969.
Penyebab
sesungguhnya perang ini adalah masalah ekonomi yang dipicu meningkatnya
arus imigrasi dari Honduras ke El Salvador, tetapi bersinggungan dengan
kerusuhan dalam babak kualifikasi Piala Dunia 1970.
Laga sepak bola ini kemudian diikuti pemutusan hubungan diplomatik El Salvador dan Honduras.
Namun penyebab sesungguhnya perang ini adalah undang-undang pertanahan baru yang diterapkan Honduras pada 1967.
Undang-undang
itu memberi wewenang kepada pemerintah untuk menyita tanah yang
diduduki imigran El Salvador yang jumlahnya mencapai sekitar 300.000,
dan membagikan tanah itu kepada warga Honduras.
Perang ini dimulai pada 14 Juli 1969, ketika militer El Salvador memulai serangan terhadap Honduras.
Organisasi
Negara-negara Amerika (OAS) tak tinggal diam dan berusaha menjadi
penengah. Upaya ini berhasil dan gencatan senjata terjadi pada 18 Juli
1969 malam.
Perang benar-benar berhenti pada 20 Juli 1969 diwarnai penarikan mundur pasukan El Salvador pada awal Agustus.
Meski kedua negara sudah meneken kesepakatan damai tetapi hingga kini ketegangan antara kedua negara belum sepenuhnya berakhir.
3. Perang enam hari (1967)
Perang
ini juga disebut Perang Arab-Israel III dan terjadi antara 5-10 Juni
1967. Perang ini melibatkan Israel yang menghadapi Mesir, Jordania dan
Suriah.
Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser bersama Suriah dan Jordania mulai menyerang Israel pada 5 Juni 1967.
Israel
kemudian membalas serangan tersebut dan berhasil menduduki Jerusalem
Timur, merebut Tepi Barat dari Jordania serta menganeksasi dataran
tinggi Golan dari Suriah.
Sementara dari tangan Mesir, Israel mendapatkan Jalur Gaza dan Semenanjung Sinai.
Pada
11 Juni, gencatan senjata ditandatangani sekaligus mengakhiri perang
ini. Korban di pihak Mesir, Jordania dan Suriah mencapai lebih dari
20.000 orang sedangkan prajurit Israel yang tewas kurang dari 1.000
orang.
4. Perang Rusia-Georgia (2008)
Perang ini
dipicu pernyataan merdeka dua wilayah Georgia yaitu Abkhazia dan Ossetia
Selatan yang didukung Rusia. Kondisi ini memicu hubungan diplomatik
yang buruk antara Georgia dan Rusia.
Perang kedua negara pecah
pada 7-12 Agustus 2008 dan terjadi di kawasan Transkaukasia, yang
berbatasan dengan Timur Tengah dan dianggap perang pertama di Eropa pada
abad ke-21.
Rusia menuding Georgia melakukan agresi militer
terhadap Ossetia Selatan dan menggelar serangan udara, darat dan laut
besar-besaran.
Gencatan senjata terjadi 12 Agustus 2008 atas
upaya Presiden Perancis Nicolas Sarkozy. Akibat perang lima hari ini 67
tentara Rusia, 27 tenatara Ossetia Selatan dan 169 tentara Georgia
tewas.
Sebanyak 192.000 orang mengungsi, dan meski sebagian besar
kembali usai perang tetapi hingga 2014 sebanyak 20.700 orang masih
berstatus pengungsi.
5. Perang Kemerdekan Slovenia (1991)
Perang
ini juga dikenal dengan nama Perang 10 Hari menyusul proklamasi
kemerdekaan Slovenia dari Federasi Yugoslavia pada 25 Juni 1991.
Perang
ini melibatkan Pasukan Pertahanan Teritorial Slovenia dengan Tentara
Rakyat Yugoslavia (YPA) dan berlangsung pada 27 Juni hingga 7 Juli 1991.
Perang ini hanya berlangsung singkat dan intensitasnya rendah sehingga korban jiwa yang jatuh juga sangat minim.
Berdasarkan
perkiraan pemerintah Slovenia, sebanyak 44 orang tewas dan 146 orang
terluka dari pihak YPA. Sementara di pihak Slovenia 18 orang tewas dan
182 lainnya terluka.
Selain itu, YPA juga kehilangan 31 tank, 22
mobil pengangkut personel, 6 helikopter, 6.787 snejata infantri, 87
senjata artileri dan 124 senjata pertahanan udara.
Dua warga asing juga tewas yaitu seorang jurnalis asal Belgia dan pengemudi truk asal Bulgaria.
Bagi
Slovenia perang ini menjadi bukti kemampuan negeri itu mempertahankan
kemerdekaan. Pada 15 Januari 1992 Uni Eropa mengakui kemerdekaan
Slovenia disusup PBB pada 22 Mei 1992.
6. Perang Bulgaria-Yunani (1925)
Perang
ini dikenal dengan nama Perang Anjing Liar atau Insiden Petrich yang
diawali pembunuhan seorang kapten AD Yunani yang disusul invasi Yunani
ke kota perbatasan Petrich, Bulgaria.
Hubungan Yunani dan
Bulgaria sudah tegang sejak awal abad ke-20 karena keduanya saling
mengklaim menjari pemilik Macedonia dan Thrace Barat dan memicu beberapa
konflik bersenjata di kawasan itu.
Khusus insiden Petrich ini ada dua versi yang menjadi pemicu perang pada 18-23 Oktober 1925 itu.
Versi
pertama, konflik dimulai pada 18 Oktober ketika seorang prajurit Yunani
mengejar anjingnya melintasi perbatasan kedua negara di perlintasan
Demirkapia.
Melihat ada tentara Yunani masuk tanpa izin, prajurit
Bulgaria yang menjaga perbatasan langsung menembak mati tentara Yunani
itu.
Versi kedua, menurut media saat itu, perang kedua negara
dimulai ketika parjurit Bulgaria melanggar perbatasan Yunani, menyerang
pos perbatasan Yunani di Belasista serta membunuh seorang kapten dan
prajurit perbatasan.
Bulgaria sebenarnya sudah meminta maaf atas insiden itu dan mengusulkan komisi bersama untuk mengusut masalah tersebut.
Namun,
pemerintah Yunani tak menerima permintaan maaf itu dan mengirim
pasukannya ke Bulgaria dan menduduki kota perbatasan Petrich.
Konflik
ini membuat Liga Bangsa-bangsa turun tangan an kemiudian memerintahkan
gencatan senjata, penarikan mundur pasukan Yunani dan Yunani harus
membayar kompensasi kepada Bulgaria.
Kedua negara akhirnya setuju
dengan perintah LBB dan Yunani harus membayar kompensasi sebesar 45.000
poundsterling atau sekitar Rp 784 juta yang harus dibayarkan paling
lama dua bulan.
Konflik singkat ini mengakibatkan 50 orang tewas, sebagian besar adalah warga sipil Bulgaria.
7. Perang India-Pakistan (1971)
Ini
adalah konfrontasi bersenjata antara India dan Pakistan di
tengah-tengah Perang Kemerdekaan Banglades 1971 dan hanya berlangsung 13
hari.
India, Banglades dan beberapa negara di dunia menganggap
perang ini diawali serangan udara Pakistan pada 3 Desember 1971 terhadap
11 pangkalan udara India.
Serangan ini memicu keterlibatan India
dalam perang di Banglades yang waktu itu bernama Pakistan Timur dan
memihak para pejuang kemerdekaa Banglades.
Perang ini berakhir
pada 16 Desember 1971 setelah panglima angkatan bersenjata Pakistan
wilayah timur menandatangani surat pernyataan menyerah di Dhaka.
Kesepakatan
itu sekaligus menjadi menandai terbentuknya sebuah negara baru bernama
Banglades yang sebenarnya sudah menyatakan berpisah dari Pakistan pada
26 Maret 1971.
Perang kemerdekaan Banglades ini mengakibatkan
antara 300.000 hingga 3 juta warga sipil tewas dan 8-10 juta orang
mengungsi ke India.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment