Anoreksia Seksual, Saat Seseorang Takut dan Hindari Hal-hal Berbau Seks
Jakarta, Mendengar kata anoreksia, umumnya orang akan berpikir soal orang yang memiliki gangguan makan hingga kebutuhan nutrisinya tak terpenuhi. Namun, ada pula anoreksia seksual yang berpengaruh pada kehidupan seksual seseorang.
Diungkapkan Alexandra Katehakis, M.F.T, direktur klinis Center for Healthy Sex di Los Angeles, anoreksia seksual merupakan konsep yang mengacu pada penghindaran secara kompulsif pada kebutuhan seksual dan keintiman. Sama seperti anoreksia makanan, anoreksia seksual membuat seseorang menolak hal-hal berbau seksual.
"Hal itu dilakukan untuk menghindari perasaan kacau, gelisah, dan trauma. Pada orang dengan anoreksia seksual, mereka menyangkal pada kesenangan dari sebuah hubungan, kencan, sentuhan, cinta, dan hubungan yang tulus dengan orang lain," kata Katehakis, dikutip dari Psychology Today.
Akibatnya, seseorang merasa lebih aman jika ia terisolasi. Sehingga, ia berusaha sebisa mungkin terhindar dari interaksi sosial dengan orang lain. Menurut Katehakis, anoreksia seksual bisa disebabkan pengalaman buruk misalnya mengalami pelecehan seksual atau dysmorphia tubuh (kekhawatiran berlebih akan penampilan tubuh).
"Selain itu, pola asuh yang terlalu mengekang juga bisa membuat seseorang terlalu takut dan 'kaku' dalam menyikapi hal-hal berbau seksual," kata Katehakir.
Dilansir Healthline, gejala utama anoreksia seksual adalah berkurangnya hasrat seks. Selain itu, seseorang juga bisa merasa takut atau marah ketika subjek seksual muncul. Nah, seseorang dengan kondisi ini bisa terobsesi untuk menghindari seks.
Faktor fisik yang bisa memicu kondisi ini adalah ketidakseimbangan hormon, baru melahirkan, menyusui, penggunaan obat-obatan, dan kelelahan. Sementara, faktor psikis yang dapat memicu yakni pengalaman seksual yang buruk, sikap negatif terhadap seks, serta adanya masalah dengan pasangan.
Jika memang penyebabnya adalah faktor fisik, maka pengobatan anoreksia seksual dilakukan dengan pemberian obat atau terapi hormon. Namun, jika faktor psikis dianggap lebih menyebabkan kondisi ini, maka konseling dan terapi psikologi bisa dilakukan.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment