Rahasia Terlarang Kuliner Maut Ala Thailan

Peneliti Ungkap Makanan Khas Thailand Pembawa Maut

Parasit dalam Makanan Khas Thailan yang Terbuat dari Ikan Mentah Diduga Jadi Penyebab Kanker.

BANGKOK - Makanan tradisional Thailand yang terbuat dari ikan mentah diketahui menjadi penyebab tingginya angka pengidap kanker hati di wilayah tersebut. Dokter pun sedang mengedukasi masyarakat setempat mengenai bahaya makanan pembawa maut tersebut.

Makanan mematikan tersebut berasal dari dataran tinggi Isaan, wilayah Thailand bagian timur laut. Wilayah tersebut dikenal dengan makanan pedas yang dibuat dari bahan makanan apa pun yang mereka temukan di alam.

Bila di sana ada sungai atau danau, mereka akan memasak ikan kecil hasil tangkapannya menjadi penganan pedas bernama koi plaa. Ikan kecil tersebut dicincang hingga halus dan dicampur dengan tanaman herbal lokal, perasan jeruk nipis, dan semut merah hidup. Makanan tersebut lantas disajikan mentah.

Selama berpuluh-puluh tahun masyarakat di wilayah Thailand bagian timur laut tersebut terkenal dengan jumlah penderita kanker hati yang tinggi. Dokter telah lama mengaitkan tingginya angka penderita kanker tersebut dengan infeksi hati yang disebabkan sejenis cacing parasit yang ditemukan di dalam ikan mentah.

"Dari temuan kami, cacing parasit tersebut dapat membentuk senyawa kimia yang menstimulasi peradangan respons kekebalan tubuh dan setelah beberapa tahun akan menjadi peradangan kronis yang menyebabkan kanker," ujar Banchop Sripa, dokter dari Laboratorium Penelitikan Penyakit Tropis di Universitas Khon Khaen, seperti dilansir BBC.

Di rumah sakit universitas, mereka menerima setidaknya 2.000 pasien dalam setahun. Para pasien tersebut didiagnosis menderita kanker hati yang disebut cholangiocarcinoma. Hanya sekira 200 orang dari mereka yang dapat disembuhkan. Penanganannya biasanya dilakukan dengan operasi, yaitu mengeluarkan tumor itu dari dalam hati.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :