Apakah Bangsa China Sudah Temukan Amerika Jauh Sebelum Columbus?
John
Ruskamp Research/Daily Mail Salah satu manuskrip yang diduga merupakan
tulisan China kuno yang ditulis di bebatuan di Arizona, AS. Penemu
tulisan ini mengklaim tulisan ini adalah bukti bangsa China sudah
merambah benua Amerika jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa.
ALBUQUERQUE
— Selama berabad-abad, dunia meyakini bahwa pelaut Italia yang bekerja
untuk Kerajaan Spanyol, Christopher Columbus, adalah penemu benua
Amerika. Namun, sebuah tulisan kuno yang terukir di bebatuan di beberapa
daerah di Amerika bisa membuat sejarah harus ditulis ulang.
Para
ilmuwan telah menemukan sejumlah naskah kuno terukir di bebatuan yang
membuka kemungkinan bahwa para penjelajah China telah menemukan daratan
Amerika jauh sebelum bangsa Eropa.
Para ilmuwan menduga
tulisan-tulisan kuno yang diduga dibuat para penjelajah China di
bebatuan itu sudah muncul bersama ukiran bangsa asli Amerika ribuan
tahun lalu.
John Ruskamp, seorang ahli kimia dan peneliti prasasti
kuno dari Illinois, menemukan tulisan-tulisan kuno yang tak lazim saat
berjalan-jalan di Monumen Nasional Petroglyph, di Albuquerqe, New
Mexico, AS.
Ruskamp mengklaim tulisan-tulisan kuno itu
menunjukkan bahwa bangsa Asia sudah merambah benua Amerika pada 1.300 SM
atau hampir 2.800 tahun sebelum kapal yang digunakan Columbus
"menemukan" Dunia Baru saat tiba di kepulauan Karibia pada 1492.
"Tulisan
China kuno di Amerika Utara ini tak mungkin tulisan palsu karena usia
dan gaya tulisannya berusia sangat tua," ujar Ruskamp.
"Penelitian
ilmiah memastikan bahwa bangsa China kuno sudah mengeksplorasi dan
berinteraksi dengan penduduk asli Amerika lebih dari 2.500 tahun lalu,"
tambah dia.
Ruskamp melanjutkan, dari temuan itu, diduga kuat bangsa
China hanya melakukan ekspedisi dan tidak mendirikan permukiman di benua
Amerika.
Dia yakin bahwa kontak antara bangsa China dan penduduk
asli Amerika sudah terjadi sangat lama. Ruskamp mengklaim telah
mengidentifikasi 84 piktogram di berbagai lokasi di AS, termasuk New
Mexico, California, Oklahoma, Utah, Arizona, dan Nevada.
Piktogram
itu, ujar Ruskamp, sudah diteliti para pakar naskah kuno China dan
piktogram itu tampaknya merupakan bentuk tulisan yang digunakan bangsa
China ribuan tahun lalu.
Puluhan piktogram itu di bebatuan New
Mexico tampaknya digunakan pada masa kekuasaan Dinasti Shang pada
1766-1122 SM. Tulisan-tulisan itu, klaim Ruskamp, diyakini merekam
sebuah upacara pengorbanan untuk menghormati raja ketiga dinasti itu, Da
Jia.
Tak hanya di New Mexico, Ruskamp mengklaim
juga menemukan tulisan-tulisan kuno China yang melambangkan angka lima
dan tulisan yang menggambarkan perahu di atas air. Dia menemukan
tulisan-tulisan ini di pesisir Danau Little di California.
Berbagai
tulisan kuno yang diyakini melambangkan anjing, bunga, dan tanah juga
ditemukan terukir di bebatuan New Mexico. Sementara piktogram yang
melambangkan gajah dari tahun 500 SM ditemukan di Taman Nasional
Petrified, Arizona.
Setelah diterjemahkan, tulisan-tulisan kuno
di Arizona lebih kurang berarti seperti ini, "Terasing (selama) 10 tahun
bersama, memutuskan (untuk) pulang, perjalanan telah usai, (ke) istana
Matahari, perjalanan telah usai."
Tulisan-tulisan kuno juga ditemukan di Lembah Grapevine, Nevada, yang merupakan simbol gigi berasal dari tahun 1.300 SM.
Ruskamp
bukan orang pertama yang mengklaim bahwa bangsa China adalah
orang-orang pertama yang menemukan Amerika. Seorang mantan komandan
kapal selam Gavin Menzies mengklaim, sebuah armada kapal China berlayar
ke Amerika Utara pada 1421 atau 70 tahun sebelum ekspedisi Columbus.
Meski
sempat ditanggapi skeptis oleh sejumlah pakar, teori yang dilontarkan
Ruskamp ini mulai mendapat perhatian para akademisi. Mereka bahkan
menggunakan beberapa teori yang diajukan sejumlah peneliti, seperti Dr
Dennis Stanford dari Institut Smithsonian yang yakin bahwa Amerika Utara
pada masa-masa akhir Zaman Es dihuni oleh orang-orang dari Asia.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment