Peringkat Negara Paling Malas Jalan Kaki: Indonesia Nomor Satu!
Rata-rata jumlah langkah kaki yang dilakukan orang Indonesia paling bawah di antara penduduk dunia.
Jakarta, Gaya hidup malas-malasan minim aktivitas fisik semakin meningkatkan risiko terjadinya obesitas yang kini menjadi masalah global. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar berolahraga minimal 150 menit setiap minggu namun tetap tidak banyak orang yang bisa menjalankan rekomendasi tersebut.
Sekelompok peneliti dari Stanford University, Amerika Serikat, belakangan mencoba melihat bagaimana sebetulnya tingkat aktivitas fisik orang-orang secara global. Dengan menggunakan data yang diambil dari smartphone, peneliti memberi peringkat negara yang penduduknya paling aktif berjalan kaki hingga yang paling malas.
Hampir semua smartphone diciptakan sudah dengan alat accelerometer yang bisa mengukur jumlah langkah si pengguna. Peneliti secara anonim menggunakan rekaman tersebut menganalisa data orang-orang selama 68 juta hari.
Hasilnya secara global orang-orang di dunia rata-rata melangkah 4.961 hari setiap hari. Hong Kong menempati posisi teratas dengan rata-rata langkah mencapai 6.880 kali sementara Indonesia menempati posisi paling bawah dengan rata-rata langkah penduduknya hanya 3.513 per hari.
"Studi ini 1.000 kali lebih besar dibandingkan studi tentang pergerakan manusia yang sudah dilakukan sebelumnya," kata salah satu peneliti, Scott Delp.
"Memang sudah banyak survei kesehatan menakjubkan lainnya, namun studi terbaru kami bisa memberikan data dari banyak negara, banyak subjek, dan merekam aktivitas orang-orang secara rutin," lanjut Scott seperti dikutip dari BBC, Rabu (12/7/2017).
Di bawah Hong Kong negara dengan rata-rata penduduk yang aktif melangkah lainnya adalah:
- China: 6.189 langkah
- Jepang: 6.010 langkah
- Spanyol: 5.936 langkah
- Inggris Raya: 5.444 langkah
- Brazil: 4.289 langkah
- Uni Emirat Arab: 4.516 langkah
Orang Indonesia Paling 'Malas' Jalan Kaki? Ternyata Ini Lho Penyebabnya
Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang malas jalan kaki.
Jakarta, Sekelompok peneliti dari Stanford University, Amerika Serikat, belakangan ini mencoba melihat bagaimana sebetulnya tingkat aktivitas fisik orang-orang secara global. Hasilnya menempatkan Indonesia sebagai negara dengan rata-rata langkah kaki paling rendah dibandingkan negara-negara lain.
Apakah memang benar orang Indonesia malas jalan kaki? Menurut dokter spesialis kedokteran olahraga, dr Michael Triangto, SpKO jangan terlalu dini untuk melabeli masyarakat Indonesia sebagai pemalas. Karena nyatanya ada banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi.
"Banyak faktor yang belum bisa teratasi jadinya membuat orang malas gerak," ujarnya saat dihubungi detikHealth.
Ada beberapa faktor penting yang diungkapkan oleh dr Michael, yang pertama adalah faktor keamanan. Contohnya di kota metropolitan seperti Jakarta ini, tingkat keamanan yang kurang bisa membuat orang malas untuk jalan kaki.
"Dulu saya juga pakai kendaraan umum, naik bus, metromini, kopaja. Tapi beberapa kali juga saya kecopetan. Apakah saya akan nyuruh anak saya naik kendaraan umum? Tentu tidak. Akhirnya beralih ke kendaraan pribadi," ujar dokter yang praktik di RS Mitra Kemayoran itu.
Tingkat kriminalitas yang tinggi membuat orang berpikir berulang kali untuk menggunakan kendaraan umum, ditambah dengan kualitasnya yang kurang baik. Padahal dengan menggunakan kendaraan umum orang dipaksa untuk berjalan kaki sampai tempat tempat pemberhentian.
Faktor keamanan untuk wanita dan anak-anak juga menjadi penyebab malasnya orang berjalan kaki. "Kalau keamanan nggak terjamin, ya mending di rumah kan?," kata dr Michael.
Selain itu kemanan berlalu lintas juga harus dipikirkan, pengguna lalu lintas yang tidak memperhatikan keselamatannya dan orang lain yang menjadi penyebab orang-orang malas untuk jalan kaki. "Kalau lagi jalan takut tersambar motor, kadang motor suka motong jalan," imbuhnya.
Tidak hanya itu, kebersihan lingkungan juga berperan sebagai faktor terjadinya hal tersebut. Kesehatan udara di perkotaan yang rendah dengan polusi dari berbagai macam kendaraan bermotor maupun pabrik, menjadikan orang tidak senang untuk berlama-lama di luar, apalagi untuk berolahraga.
"Bukan masyarakan malas bergerak, tetapi masyarakat kita kurang bergerak," pungkas dr Michael.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment