Ini Beberapa Istilah Prostitusi Online Lewat Twitter
JAKARTA - Pelaku usaha prostitusi online memiliki cara yang tergolong mudah dalam menjalankan usahanya.
Terbunuhnya Deudeuh Alfi Syahrin (26) alias Empi seorang PSK yang mencari pelanggan lewat media sosial online Twitter membuka mata banyak pihak bahwa prostitusi lewat online benar-benar ada dan terbukti.
Banyak istilah-istilah yang dipakai di dunia prostitusi online terutama yang menggunakan media sosial Twitter ini.
Sebut saja Mami (32) yang memiliki delapan "angel" hingga saat ini.
Angel adalah perempuan yang disiapkan melayani lelaki hidung belang yang berminat di Twitter.
Mami tidak perlu repot keluar masuk diskotek untuk mempromosikan para angel-nya. Cukup duduk manis dan memegang telepon pintar yang selalu online.
“Gue bilang, 'Ah lo ngapain sih ke klub ngabisin duit dulu. Mending lo duduk cantik di rumah. Bobo cantik di rumah, deketin HP aja sama lo, entar gue yang urus',” cerita Mami kepada Kompas.com, di kawasan Jakarta Selatan.
Jam kerja Mami dan angel-angel-nya yakni dari pukul 10.00 WIB dan 22.00 WIB.
Sebelum bekerja, biasanya para angel (istilah perempuan yang dilacurkan di forum/dunia online) akan memberitahukan soal statusnya per hari.
"Jadi setiap pergi, ada yang konfirmasi, 'Mi, gue avail (bisa) ya. Mi, gue lagi ada acara'. Jadi gue tahu siapa siapa yang avail. Jadi sekian banyak anak gue, enggak standby setiap hari,” kata Mami.
Avail adalah istilah yang digunakan bahwa si perempuan bisa digunakan.
Hal ini dilakukan Mami untuk menyesuaikan kehidupan para angel-nya.
Kebanyakan dari mereka juga memiliki kehidupan masing-masing, seperti kuliah dan memiliki suami.
"Ada yang masih kuliah malah. Ada yang punya suami juga. Harus ngatur juga. Komunikasi sama mereka,” kata Mami.
Aturan main
Proses yang dilakukan oleh Mami dan kliennya cukup mudah. Mami mengaku tak perlu bertemu langsung dengan pelanggannya untuk pemesanan angel-nya.
"Kalau mau nge-booking, misalnya ada satu klien yang kenal gue, biasanya nanya gimana rule-nya. Nah, gue kasih tau ini rule-nya, ini rate-nya. Terus lo setuju sama rate-nya,” kata Mami.
Harga yang diberikan Mami yakni berkisar Rp 1,5 juta-Rp 2,7 juta. Mami mengaku, setelah klien setuju dengan rate yang sudah ditetapkan, ia akan meminta uang muka, yakni berkisar Rp 300.000-Rp 700.000.
"Sisanya setelah eksekusi sama si perempuanya. Terus nanti deal, DP masuk ke rekening gue,” ungkap Mami.
Setelah proses selesai, biasanya Mami akan memberikan list para angel-nya. Kemudian, proses pemilihan pun dilakukan oleh pria hidung belang. “Misalnya sama si X tamu milihnya. Terus gue kontek anak gue, 'Lo avail gak'. Kalo gak avail, gue oper ke yang lain. 'Avail oke', ini nomor kliennya. Ini janjiannya jam segini, uangnya segini,” kata Mami.
Kemudian Mami mengingatkan waktu yang disediakan hanya dua jam. Untuk memastikannya, Mami pun memiliki aturan sendiri.
"Maksimal dua jam. Lo lewat dua jam konfirmasi ke gue. Karena gue juga harus ngejaga keamanan anak-anak,” ungkap Mami.
Mami biasanya meminta angel-nya untuk memberi tahu rincian hotel dan alamatnya sehingga ia bisa menjaga anak-anaknya. Dari pengakuan Mami, ia lebih memilih hotel dan apartemen di daerah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Pilihannya karena kedua daerah itu gampang dijangkau.
Sementara itu, untuk lebih menjaga kepercayaan para lelaki hidung belang, biasanya Mami meminta para angel-nya untuk memfoto diri mereka bersama aksesori yang ada di hotel tersebut.
"Biasanya mereka kirim foto ke gue, ada kayak buku hotel, kan dalam buku hotel ada catatan memo gitu. Mereka foto ke gue, mereka tulis nama mereka, nah itu gue share ke forum atau Twitter untuk buktiin kalau anak ini beneran ada lho. Maksudnya perempuan ini memang ada dan real lho. Gue enggak ngomong bullshit,” ungkap Mami.
Pelanggan PSK Twitter, Mulai dari Dewasa hingga Anak-anak
Prostitusi online bukanlah barang baru di Indonesia.
Keberadaannya merupakan bagian dari kenyataan pahit yang tak segera diobati.
Sebut saja Mami (32), perempuan yang sudah malang melintang di dunia prostitusi online sejak 2007 lalu di Jakarta.
Mami enggan bekerja ditempat lokalisasi dan memilih dunia online karena tidak perlu keluar rumah.
"Satu kita enggak perlu keluar, lebih bebas dari razia dan kita lebih safety,” ucap Mami kepada Kompas.com di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Selain itu, di dunia prostitusi online, para perempuan bebas memilih kliennya.
Tidak seperti bekerja di perusahaan yang dianggap mengikat.
“Kita bisa nentuin gue mau atau enggak sama kliennya. Kalau kita kerja terikat kan, misalnya kalau di karaoke, Kalau misalnya kliennya enggak sesuai nih, tapi kliennya sudah bayar ke perusahaan. Kita harus ngelayanin,” cerita Mami.
Mami mencontohkan pemotongan harga yang sering dilakukan, Misalnya bayaran dia Rp1 juta. Tapi dia hanya menerima Rp500 ribu.
Sebab setengahnya sudah dipotong untuk perusahaan dan induk semangnya.
Sehingga, kalau perempuan tidak suka dengan klien tersebut, maka ia tidak perlu repot menolak.
Ia hanya perlu bilang tidak, dan urusan selesai.
“Tapi kan kalo online, kalo misalnya bilang gue gak sreg, yaudah tinggal cancel gitu,” ungkap Mami.
Prostitusi Lewat Twitter Mulai Ramai Sejak 2013 Karena Lebih Aman
JAKARTA - Terbunuhnya Deudeuh Alfi Syahrin (26) alias Empi seorang PSK yang mencari pelanggan lewat media sosial online Twitter membuka mata banyak pihak bahwa prostitusi lewat online benar-benar ada dan terbukti.
Padahal sebenarnya prostitusi online bukanlah barang baru di Indonesia. Keberadaannya merupakan bagian dari kenyataan pahit yang tak segera diobati.
Sebut saja Mami (32), perempuan yang sudah malang melintang di dunia prostitusi online sejak 2007 lalu di Jakarta. Mami enggan bekerja di lokasi prostitusi dan memilih dunia online karena tidak perlu keluar rumah.
"Satu, kita enggak perlu keluar, lebih bebas dari razia dan kita lebih safety,” ucap Mami kepada Kompas.com di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Selain itu, di dunia prostitusi online, para perempuan bebas memilih kliennya, tidak seperti bekerja di perusahaan yang dianggap mengikat.
“Kita bisa nentuin gue mau atau enggak sama kliennya. Kalau kita kerja terikat kan, misalnya kalau di karaoke. Kalau misalnya kliennya enggak sesuai nih, tapi kliennya sudah bayar ke perusahaan, kita harus ngelayanin,” cerita Mami.
Mami mencontohkan pemotongan harga yang sering dilakukan. Misalnya, bayaran dia Rp 1 juta, tetapi ia hanya menerima Rp 500.000. Sebab, setengahnya sudah dipotong untuk perusahaan dan induk semangnya.
Dengan demikian, kalau perempuan tidak suka dengan klien tersebut, ia tidak perlu repot menolak. Ia hanya perlu bilang tidak, dan urusan selesai.
“Tapi kan kalau online, kalau misalnya bilang gue enggak sreg, ya udah tinggal cancel gitu,” ungkap Mami.
Lewat Twitter
Saat pertama kali menjadi angel (istilah perempuan yang dilacurkan di forum/dunia online), Mami menggunakan forum sebagai sarana promosi dirinya. Namun, sejak tahun 2013, ia mengaku banyak angel pindah ke dunia Twitter sebagai ranah promosi. Saat itulah kemudian dirinya juga mengikuti para angel lainnya.
"Gini, kalau Twitter itu aku juga baru tahu saat tahun 2013. Kalau anak-anak ngungsi ke Twitter,” kata Mami.
Perpindahan itu, kata Mami, lebih karena di forum sudah tidak aman lagi. Salah satunya banyak polisi yang kemudian menggerebek usaha mereka.
"Karena banyak polisi di forum. Sering dengarlah, digerebek di Mediterania atau Casablanca yang pernah digerebek jasa esek-esek online,” ungkap Mami.
Selain kurang aman, di forum, kata Mami, pengelolanya kerap meminta bayaran per tahun kepada mereka. Hal ini dilakukan untuk verifikasi bahwa angel tersebut memakai foto yang asli.
"Lebih cenderung ke Twitter karena kalau di forum biasanya harus bayar member per tahun. Biasanya Rp 150.000,” ucap Mami.
Kendati demikian, Mami mengakui, perpindahannya dari forum ke jejaring sosial Twitter juga memilik dampak lain. Salah satunya pelanggan yang beragam, termasuk anak-anak.
"Cuma sih kalau untuk klien itu di forum mereka lebih punya verifikasi dan itu enggak sembarangan orang. Kalau di Twitter kan, maaf maaf ya, anak kecil aja bisa masuk kalau kita enggak protect account,” ungkap Mami.
Mengintip Aturan Main Para PSK Twitter
JAKARTA - Pelaku usaha prostitusi online memiliki cara yang tergolong mudah dalam menjalankan usahanya.
Sebut saja Mami (32) yang memiliki delapan "angel" hingga saat ini.
Dia tidak perlu repot keluar masuk diskotek untuk mempromosikan para angel-nya.
Cukup duduk manis dan memegang telepon pintar yang selalu online.
“Gue bilang, 'ah lo ngapain sih ke klub ngabisin duit dulu. Mending lo duduk cantik di rumah. Bobo cantik di rumah, deketin HP aja sama lo, entar gue yang urus',” cerita Mami.
Jam kerja Mami dan angel-angel-nya yakni dari pukul 10.00 WIB dan 22.00 WIB.
Sebelum bekerja, biasanya para angel (istilah perempuan yang dilacurkan di forum/dunia online) akan memberitahukan soal statusnya per hari.
"Jadi setiap pergi, ada yang konfirmasi, 'Mi gue avail (bisa) ya, mi gue lagi ada acara'. Jadi gue tahu siapa siapa yang avail. Jadi sekian banyak anak gue, enggak standby setiap hari,” kata Mami.
Hal ini dilakukan Mami untuk menyesuaikan kehidupan para angel-nya.
Kebanyakan dari mereka juga memiliki kehidupan masing-masing, seperti kuliah dan memiliki suami.
"Ada yang masih kuliah malah. Ada yang punya suami juga. Harus ngatur juga. Komunikasi sama mereka,” kata Mami.
Proses yang dilakukan oleh Mami dan kliennya cukup mudah.
Mami mengaku tak perlu bertemu langsung dengan pelanggannya untuk pemesanan angelnya.
"Kalo mau nge-booking, misalnya ada satu klien yang kenal gue, biasanya nanya gimana rule-nya. Nah gue kasih tau ini rule-nya ini rate-nya. Terus lo setuju sama rate-nya,” kata Mami.
Harga yang diberikan Mami yakni berkisar Rp1,5 juta - Rp2,7 juta.
Mami mengaku setelah setuju dengan rate yang sudah ditetapkan, ia akan meminta uang muka, yakni berkisar Rp300.000 - Rp700.000.
"Sisa setelah eksekusi sama si perempuanya. Terus nanti deal, DP masuk ke rekening gue,” ungkap Mami.
Setelah proses selesai, biasanya Mami akan memberikan list para angel-nya.
Kemudian, proses pemilihan pun dilakukan oleh pria hidung belang.
“Misalnya sama si X tamu milihnya. Terus gue kontek anak gue, 'lo avail gak'. Kalo gak avail, gue oper ke yang lain. 'avail oke', ini nomor kliennya. Ini janjianya jam segini uangnya segini,” kata Mami.
Kemudian Mami mengingatkan waktu yang disediakan hanya dua jam. Untuk memastikannya, Mami pun memiliki aturan sendiri.
"Maksimal dua jam. Lo lewat dua jam konfirmasi ke gue. Karena gue juga harus ngejaga keamanan anak-anak,” ungkap Mami.
Mami biasanya meminta angel-nya untuk memberi tahu rincian hotel dan alamatnya.
Alhasil, ia bisa menjaga anak-anaknya.
Dari pengakuan Mami, ia lebih memilih hotel dan apartemen di daerah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.
Pilihannya karena kedua daerah itu gampang dijangkau.
Sementara itu, untuk lebih menjaga kepercayaan para lelaki hidung belang, biasanya Mami meminta para angelnya untuk memfoto diri mereka bersama aksesoris yang ada di hotel tersebut.
"Biasanya mereka kirim foto ke gue, ada kayak buku hotel, kan dalam buku hotel ada catatan memo gitu. Mereka foto ke gue, mereka tulis nama mereka, nah itu gue share ke forum atau Twitter untuk buktiin kalo anak ini beneran ada loh. Maksudnya perempuan ini memang ada dan real loh. Gue enggak ngomong bullshit,” ungkap Mami.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment