Kebelet, Kram Hingga Linglung, Ragam Penyebab Sering Terbangun Tengah Malam
Jakarta - Kebanyakan orang berpikir terbangun beberapa kali di tengah malam untuk ke kamar mandi merupakan hal yang wajar. Padahal bila seseorang sudah tertidur nyenyak, namun terpaksa harus terbangun karena hal-hal tertentu, bisa-bisa pola tidurnya menjadi berantakan.
"Terbangun dalam keadaan setengah sadar seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan," tandas Dr Neil Stanley dari British Sleep Society.
Akibatnya, pola tidur bisa berantakan, yang nantinya dapat menyebabkan terjadinya berbagai gangguan kesehatan seperti insomnia, diabetes, penyakit jantung bahkan hingga pelupa.
Lantas hal-hal apa saja yang bisa memaksa seseorang terbangun di tengah malam? Berikut rangkumannya seperti dikutip dari Mirror.
1. Kaki kram
John Schurr, konsultan bedah vaskular dari Middlesex Hospital menerangkan bahwa berolahraga terlalu keras dapat menurunkan kadar kalsium dan magnesium di tubuh. Padahal kedua zat inilah yang dibutuhkan otot untuk merenggang maupun berkontraksi, sehingga ketika kedua zat ini hilang, otot kaki atau tangan menjadi kram.
Pemicu kram lainnya adalah ketika pembuluh darah perifer yang menyuplai kaki dirusak oleh tumpukan lemak dari makanan, ataupun dari gula darah tinggi pada pasien diabetes. Di samping itu, konsumsi statin yang selama ini dikenal sebagai penurun kolesterol ternyata juga dapat memicu kram. Ini belum termasuk 'restless less syndrome'.
Untuk menguranginya lakukan peregangan, mandi, atau mengonsumsi air dalam jumlah banyak.
2. Batuk
Hal ini terjadi ketika katup yang memisahkan antara tenggorokan dan perut tidak menutup dengan sempurna, sehingga asam dari perut jadi mudah keluar. Padahal berbaring membuat Anda rentan untuk mengalami refluks, dan tanpa gravitasi, asam itu akan bergerak naik lewat dada lalu mengiritasi tenggorokan dan mengakibatkan seseorang terbatuk-batuk di tengah malam.
"Tapi ini lebih banyak ditemukan pada orang-orang yang kelebihan lemak di bagian perutnya," tandas Dr David Forecast, ahli pencernaan dari London Clinic dan St Marks Hospital, Middlesex.
Untuk itu, lanjut Dr Forecast, hindari makanan berlemak, karena makanan semacam ini butuh waktu lama untuk dicerna. Selain itu tumpuk dua bantal sekaligus sebagai alas kepala agar tidak terjadi refluks.
3. Nyeri punggung
Jessica Alexander dari The Sleep Council mengungkapkan matras yang dipakai untuk tidur harus diganti tiap 8-10 tahun sekali. w"Untuk menemukan yang paling pas, berbaringlah dan rasakan apakah ada gap/ruang di antara tulang belakang dan matras Anda. Jika ada, itu artinya matras tersebut terlalu keras. Sebaliknya jika Anda tak dapat mengeluarkan jari Anda dengan mudah, itu malah berarti matrasnya terlalu lembut," sarannya.
Nyeri punggung di malam hari juga rentan dialami penderita arthritis, karena senyawa pemicu peradangan di tubuh lebih aktif di malam hari. Untuk itu disarankan mengonsumsi obat antiperadangan seperti ibuprofen sebelum tidur.
4. Sesak napas
Gangguan ini kerap muncul pada penderita asma. Saat berbaring, mucus atau lendir akan berkumpul di saluran pernapasan, dan menekan paru-paru sehingga ia akan mengalami sesak napas di malam hari. Namun kondisi ini masih dapat diatasi dengan obat resep dari dokter.
Yang patut diwaspadai adalah bila seseorang terbangun di tengah malam dalam keadaan megap-megap, sebab ini bisa menunjukkan adanya gangguan jantung serius.
5. Linglung
"Ini adalah kondisi di mana Anda terbangun dari tidur tapi kita tak dapat mengingat siapa diri kita sebenarnya, karena sebagian otak kita masih berada dalam keadaan tidur, meskipun secara fisik kita sudah sadar," jelas Dr Nerina Ramlakhan, pakar tidur dari Capio Nightingale Hospital, London.
Penyebab utamanya adalah sleep apnea, atau gangguan tidur di mana seseorang berhenti bernapas di saat terlelap, sehingga Anda terbangun dari tidur yang dalam, dan ditandai dengan dengkuran yang cukup keras.
Selain berkonsultasi kepada dokter, hindari konsumsi alkohol dan rokok, serta turunkan berat badan.
6. Keringat
Selain karena konsumsi alkohol, munculnya keringat di malam hari juga merupakan efek samping dari antidepresan. Namun pada wanita, berkeringat di malam hari bisa diakibatkan oleh penurunan hormon estrogen yang biasanya terjadi sebelum atau saat menstruasi berlangsung, maupun saat menopause.
Pria pun bisa mengalami kondisi serupa bila kadar testosterone-nya menurun. Namun yang perlu diwaspadai, berkeringat di malam hari bisa jadi penanda adanya gangguan kesehatan kronis seperti kanker atau gangguan jantung.
7. Buang air kecil
Seiring dengan bertambahnya usia pria, maka prostat mereka akan semakin membesar dan memberikan tekanan pada kandung kemihnya. Inilah sebabnya pria sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil. Demikian seperti dijelaskan Kaka Hama Attar, pakar urologi dari Royal National Orthopaedic Hospital, London.
"Apalagi makin tua, ginjal juga akan menghasilkan lebih banyak urine. Itu artinya ada tekanan dari dua pihak, di samping kandung kemih seseorang cenderung makin tidak stabil saat menua," lanjutnya.
Namun karena pembengkakan prostat bisa dikarenakan batu ginjal atau kanker, bicarakan dengan dokter Anda tentang pengobatannya.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment