Jakarta - Nama Siti Aisyah, yang ditahan otoritas Malaysia karena diduga menjadi mata-mata Korea Utara, menggemparkan Indonesia. Perempuan menjadi mata-mata memang tak asing di dunia spionase. Femme fatale!
Femme fatale adalah frasa yang menggambarkan perempuan yang memiliki kecerdasan serta daya tarik seksual dan digunakan untuk memanipulasi seseorang agar seseorang itu melakukan apa yang diinginkannya. Dalam dunia intelijen, kemampuan perempuan yang luwes itu bermanfaat untuk memperoleh informasi dari kubu musuh.
Presiden pertama RI Soekarno dalam biografi 'Penyambung Lidah Rakjat' yang ditulis Cindy Adams mengakui sendiri pernah merekrut sekelompok perempuan pekerja seks komersial untuk menjadi mata-mata.
Bagi Soekarno, pelacur adalah mata-mata paling baik di dunia. Terdapat 670 pelacur yang masuk ke dalam PNI di Bandung. Soekarno mengakui para pelacur ini adalah anggota yang paling setia dan patuh daripada anggota lain yang pernah ia ketahui.
"Kalau menghendaki mata-mata yang jempolan, berilah aku seorang pelacur yang baik. Hasilnya mengagumkan sekali dalam pekerjaan ini (mata-mata)," kata Soekarno.
Pendapat Soekarno tentang mata-mata jempolan itu juga dikuatkan oleh penulis buku intelijen Inggris berjudul 'Spooks: The Unofficial History of MI5', Claire Thomas.
"Seorang wanita yang menarik, cerdas, bisa menjerat seorang pria dan membuatnya kurang waspada. Wanita itu akan mengubah mereka (para pria) menjadi takluk di tangan mereka dan mendapatkan informasi yang wanita butuhkan. Dia (wanita) tidak harus menggunakan seks, tetapi itu (daya tarik) adalah senjata yang baik," beber Claire Thomas sebagaimana dilansir media Inggris, newsoftheworld.co.uk.
Lantas siapa saja mata-mata perempuan yang terkenal di dunia ini?
1. Margaretha Geertruida Zelle alias Mata Hari
Dikenal sebagai penari erotis dan pelacur dengan nama panggung Mata Hari. Dia lahir di Leeuwarden, Belanda, pada 7 Agustus 1876 dan meninggal 15 Oktober 1917.
Mata Hari merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Adam Zelle dan Antje van der Meulen. Ayahnya memiliki toko topi dan memiliki saham di kilang minyak yang berakhir dengan kebangkrutan pada 1889.
Mata Hari pernah menikah dengan petugas tentara di Hindia Belanda bernama Rudolph 'John' MacLeod dan tinggal di Indonesia, yang saat itu dikenal sebagai Hindia Belanda. Dilansir dari worldheritage, Jumat (17/2/2017), setelah menikah, kedua pasangan ini pindah ke Malang pada Mei 1897 dan punya dua orang anak bernama Norman-John MacLeod dan Louise Jeanne MacLeod.
Pascakematian anak laki-lakinya dan bercerai dengan suaminya, Mata Hari pindah ke Paris, Prancis, di tahun 1903. Pada 1905, karier Mata Hari mulai terkenal sebagai penari eksotis. Dia pernah bekerja sebagai penari kontemporer paruh waktu pada Isadora Duncan dan Ruth St. Denis, di mana pada awal abad ke-20, keduanya merupakan tokoh penting dalam tarian modern yang memadukan budaya Asia dan Mesir.
Karier sebagai penari sukses menuntunnya memiliki beberapa hubungan dengan laki-laki yang kuat di banyak negara, seperti petinggi militer, politikus, dan tokoh penting lainnya. Ini termasuk Frederick William Ernest, putra mahkota Jerman, pengusaha kaya Prancis dan perwira militer Perancis tingkat tinggi.
Hubungan dan koneksinya dengan pria-pria berpengaruh dalam posisi penting menjadikannya kerap menyeberangi perbatasan internasional dan memungkinkannya menjadi mata-mata.
Pada 13 Februari 1917, Mata Hari ditangkap di kamarnya saat menginap di Hotel Elysée Palace di Champs Elysées, Paris. Dia diadili pada 24 Juli dan dituduh menjadi mata-mata Jerman dan menyebabkan 50 ribu kematian tentara.
Mata Hari dieksekusi oleh regu tembak Prancis dengan tuduhan spionase untuk Jerman pada Perang Dunia I.
2. Josephine Baker
Baker, perempuan kelahiran 3 Juni 1906, merupakan penari, penyanyi, dan artis wanita berkebangsaan Amerika yang lahir di Prancis. Dikenal dengan nama panggung 'Bronze Venus' dan 'Black Pearl' bahkan 'Créole Goddes'.
Baker merupakan berdarah Afro-Amerika pertama yang membintangi sejumlah film besar.
Dia juga dikenal untuk kontribusinya pada Gerakan Hak Sipil di Amerika untuk membantu Perlawanan Prancis selama Perang Dunia II.
Dia menjadi wanita kelahiran Amerika pertama yang menerima kehormatan militer Prancis, Croix de guerre. Baker meninggal dunia pada 12 April 1975.
3. Noor Inayat Khan
Noor Inayat Khan adalah mata-mata Inggris dengan nama samaran Nora Baker. Lahir di Rusia pada 1 Januari 1914 dari ayah berdarah India dan ibu berdarah Amerika, masa kecilnya dihabiskan di London, kemudian mengikuti keluarganya pindah ke Paris, Prancis.
Ayahnya adalah seorang musisi dan guru sufi. Ia mendidik Khan dengan prinsip yang kuat serta toleransi keyakinan beragama dan nonkekerasan yang kuat.
Dilansir BBC, Khan sempat belajar kedokteran dan musik, bahkan sempat menjadi penulis dengan menuliskan dongeng anak India tradisional berjudul 'Twenty Jataka Tales', yang terbit 1939.
Saat Perang Dunia I pecah tahun 1939, Khan dilatih sebagai perawat pada Palang Merah Prancis. Kemudian Khan serta ibu dan saudaranya meninggalkan Paris setelah dikuasai Jerman pada November 1940 dan pindah ke Inggris.
Di Inggris, Khan bergabung dengan Komando Wanita Angkatan Udara Inggris sebagai operator telekomunikasi nirkabel. Kemampuannya mencuri perhatian Special Operation Executive (SOE) Inggris dan akhirnya direkrut dalam skuad mata-mata elite Inggris pada 1942.
Saat rekan-rekannya satu per satu tertangkap Gestapo, tentara rahasia Jerman, Khan tetap menyadap pesan-pesan radio Nazi untuk dilaporkan kepada Inggris. Meski atasannya memerintahkannya kembali ke Inggris, Khan tetap beroperasi di lapangan dengan berganti-ganti penampilan dan nama alias setiap hari selama 3 bulan, sebelum identitasnya terungkap karena ada pengkhianatan dan ditahan.
Di kamp konsentrasi Nazi di Dachau Prancis, Khan disiksa dan dipukul selama 10 bulan. Selama itu, Khan tak mengungkapkan informasi satu kata pun kepada musuh. Dia akhirnya menemui ajal pada 13 September 1944 saat tentara Nazi menembak tepat di kepalanya. Sebelum ditembak, kata-kata terakhir yang dikeluarkanya adalah "Liberte".
Untuk memperingati jasa Khan, Inggris membuat patung Khan di London Gordon Square pada 2012. Patung itu akan menjadi patung pertama seorang wanita India di Inggris.
4. Liu Hulan
Liu bergabung dengan Partai Komunis pada 1946 dan segera bergabung dalam asosiasi perempuan yang bekerja mendukung Tentara Pembebasan. Dia aktif terlibat dalam mengorganisasi penduduk desa dari Yunzhouxi untuk mendukung Partai Komunis China.
Kontribusinya dalam Partai Komunis China seperti memasok makanan untuk Tentara Pembebasan Kedelapan, menyampaikan pesan rahasia, dan memperbaiki sepatu dan baju seragam tentara.
Pada 12 Januari 1947, tentara Kuomintang menyerbu desanya untuk membalas dendam atas pembunuhan Shi Peihuai, Kepala Desa Yunzhouxi, yang setia kepada Kuomintang. Saat memasuki desa itu, tentara Kuomintang mengumpulkan beberapa anggota Partai Komunis China yang dipercaya terlibat dalam pembunuhan Shi Peihuai, termasuk Liu Hulan, yang saat itu masih berusia 14 tahun.
Mereka yang terlibat dikumpulkan di lapangan dan dieksekusi dengan dipenggal. Saat hendak mengeksekusi Liu Hulan, tentara Kuomintang memberikan kesempatan terakhir untuk meninggalkan kesetiaannya pada Partai Komunis China, namun Liu Hulan menolak dan langsung dipenggal.
Kehidupan dan kematian Liu Hulan telah menjadi simbol keberanian dari orang-orang China, dan sering disebut sebagai simbol kesetiaan mereka kepada komunisme. Kisahnya sering diceritakan sebagai penghormatan kepada para pejuang, dan pengorbanan yang dibuat, untuk membebaskan China dari jajahan kekuatan asing.
5. Anna Chapman
Seorang wanita berkebangsaan Rusia dengan IQ 162 yang lahir pada 23 Februari 1982. Ayahnya merupakan diplomat dan memiliki gaya hidup yang tinggi.
Anna menetap di London selama 4 tahun sebelum pindah ke AS pada 2006. Di negeri itu, dia bekerja di Divisi UKM Bank Barclays pada 2004-2005.
Selama di Inggris, dia menikah dengan warga setempat, Alex Chapman, seorang psikolog. Anna juga mendapatkan status warga negara Inggris.
Alex menceritakan Anna menjadi dingin kepadanya karena dikondisikan oleh KGB.
Anna menggunakan klub eksklusif di jaringan internet untuk membangun hubungan dengan orang-orang kaya dan pengelola industri keuangan London, supermodel, maupun promotor acara-acara. Jaringannya terdaftar di A Small World, yang hanya bisa terkoneksi bila diundang saja. Website itu mengklaim sejumlah orang kaya dan terkenal menjadi anggotanya. Demikian dilansir media Inggris, Telegraph edisi Minggu (11/7/2010).
Dalam daftar nama itu, terlihat bagaimana Anna berusaha membenamkan dirinya di tengah masyarakat London selama dia menetap selama 5 tahun. Nama yang terkoneksi dengan Anna di website A Small World hanya di bawah 100. Banyak anggota lainnya diperkirakan telah menghapus nama mereka dari daftar koneksi dengan Anna setelah penangkapan perempuan bermata hijau itu.
Tidak seperti Facebook, yang Anna juga eksis di dalamnya, keanggotaan di A Small World sangat terbatas untuk mempertahankan kesan ekslusivitasnya. Berdasarkan aturan klub itu, anggota hanya terkoneksi dengan anggota lainnya yang benar-benar mereka kenal.
Dia dicurigai bekerja untuk jaringan mata-mata untuk program ilegal di bawah badan federasi intelijen eksternal Rusia, SVR (Sluzhba Vneshney Razvedki). Chapman mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi bertindak sebagai agen pemerintah asing tanpa memberi tahu Jaksa Agung AS. Chapman dideportasi kembali ke Rusia pada 8 Juli 2010, sebagai bagian dari pertukaran tawanan.
Dia menjadi terkenal setelah foto-fotonya di situs pertemanan di internet menyebar di media massa seantero dunia.
6. Anna Fermanova
Dalam dokumen Departemen Kehakiman yang diperoleh AFP pada Selasa (27/7/2010) waktu setempat, peranti itu dimasukkan di bagasinya. Fermanova ditangkap pada 15 Juli 2010. Menurut pengacaranya, Scott Palmer, kasus Fermanova tidak terkait dengan kasus spionase Anna Chapman dkk yang telah dideportasi ke Rusia.
Fermanova diinvestigasi di New York setelah petugas menemukan senjata-senjata di bagasi dengan tujuan Rusia pada 1 Maret 2010 di Bandara John F Kennedy, New York. Sumber pengadilan menyebutkan, dia belum dikenai tuntutan. Warga negara AS ini ditanyai tentang tiga senapan yang dilengkapi alat pengintai, termasuk satu yang berkemampuan penglihatan malam.
Fermanova, yang menetap di Texas, menyatakan membeli alat-alat itu untuk suaminya yang tinggal di Moskow untuk berburu. Dia juga mengaku tak tahu-menahu soal aturan ekspor AS.
Ketika ditanya 'mengapa nomor identifikasi telah ditutupi dengan spidol hitam', Fermanova menjawab dia telah menghapusnya dan menyembunyikan tanda-tanda identifikasi itu. "Sehingga nomor identifikasi itu akan kurang terlihat," demikian isi dokumen yang ada.
Senjata yang dibawa Fermanova di bagasinya dapat dibeli lewat internet di AS dengan harga sekitar US$ 7.000. Website yang menjual peranti itu menyebutkan hanya anggota polisi dan militer yang boleh membelinya.
0 komentar :
Post a Comment