Jakarta, Semakin canggihnya perkembangan teknologi, semakin memudahkan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Salah satunya termasuk dalam pembuatan boneka seks untuk memenuhi kebutuhan seksual pria.
Tujuan utama dibuatnya boneka seks adalah untuk pemenuhan hasrat seksual para pria. Biasanya ditujukan untuk pria cacat atau duda, namun pada kenyataannya digunakan pula oleh pria yang masih memiliki istri.
Beberapa pria di Jepang mengaku lebih mencintai boneka seks dibandingkan istrinya. Mereka menganggap boneka seks tidak akan membuatnya sakit hati, berbeda dengan perempuan asli.
Menanggapi hal tersebut, psikolog klinis Dra Kasandra Putranto, Psi beranggapan bahwa hal ini dipicu lebih karena terbatasnya kapasitas inter relasi sosialnya.
"Jepang punya kondisi yang berbeda dengan Indonesia. Dan cewek Jepang punya harapan yang tinggi," ujarnya kepada detikHealth.
Menurutnya tidak sebandingnya relasi sosial para pria dengan harapan para wanita Jepang yang tinggi menjadi salah satu faktor kenapa pria Jepang lebih memilih boneka seks mereka.
"Terutama karena (wanita Jepang) kebanyakan sekolah tinggi. Lalu biaya hidup yang tinggi juga jadi alasan. Sama boneka kan nggak perlu oplas, make up, makan mewah, sampai arisan dan baju mahal," imbuhnya.
Menurut Kasandra, jika hal ini berlangsung terus-menerus akan menimbulkan masalah yang cukup besar. Salah satunya akan bermasalah pada psikologis istri dan anaknya.
"Psikologis istri dan anaknya pasti jadi masalah, karena perhatian dan kasih sayangnya pasti teralihkan, sibuk kesana (boneka seks)," kata Kasandra.
Hal ini memiliki dampak yang buruk bagi kehidupan rumah tangganya, yang paling berbahaya adalah perceraian. "Masa perempuan lagi yang harus menanggung beban kurang kasih sayang, harus memahami tapi masih disalahkan," pungkasnya.
0 komentar :
Post a Comment