Bahasa Minang Praktis yang Harus Anda Tahu
Jam Gadang, ikon dari Bukittinggi
Jakarta
- Perbedaan bahasa kadang menjadi masalah utama ketika Anda traveling
ke daerah, seperti Sumatera Barat. Agar liburan ke Ranah Minang makin
asyik, tidak ada salahnya Anda tahu beberapa bahasa Minang praktis.
Bagi
seorang traveler, bisa mengerti atau bahkan berbicara menggunakan
bahasa daerah yang dikunjungi tentu menjadi suatu keuntungan, seperti
Anda bisa lebih mudah dekat dengan masyarakat. Selain itu, turis yang
berbelanja menggunakan bahasa daerah, meski tidak fasih, bisa kecipratan
diskon oleh penjual.
Hal ini pun bisa Anda terapkan
saat traveling ke Sumatera Barat. Tidak harus pandai berbahasa Minang,
cukup gunakan bahasa Minang sedikit saja pasti menguntungkan untuk Anda.
Dikumpulkan detikTravel, berikut adalah 19 bahasa Minang praktis yang bisa Anda gunakan saat traveling ke Sumatera Barat:
1. Onde mande
Onde
mande adalah sebuah ungkapan biasa digunakan orang Sumatera Barat untuk
menunjukkan ekspresi kaget, baik positif maupun negatif. Jika dipisah,
mande berarti ibu, kalau diartikan, onde mande sejajar dengan kata "Ya
ampun, Ibu!".
Nah, kalau digunakan dalam kalimat,
jadinya seperti ini "Onde mande, baa ko ni anak?" atau yang berarti "Ya
ampun Ibu, bagaimana sih anak ini?" atau "Onde mande, lamak bana!" yang
berarti "Ya ampun Ibu, enak sekali makanan ini,"
2. Tambuah ciek
Mungkin
Anda sering mendengar istilah ini, kata tambuo ciek memang sering
terdengar terutama di rumah makan Padang. Biasanya kata ini ditujukan
untuk pembeli yang meminta makanan tambahan, bisa nasi atau pun lauk.
Jadi jangan lupa gunakan kata ini saat ingin tambah makanan yaaa,
"Tambuah ciek, Uda!"
3. Baa kaba?
Ketika
bertemu orang, kata-kata ini biasanya selalu digunakan orang Minang.
Baa berarti bagaimana dan kaba berarti kabar. Jika digabung kedua kata
ini berarti bagaimana kabar? Anda pun bisa menjawab, "Alhamdulillah"
atau "Baik Uda/Uni."
4. Bara tu ni/da?
Nah,
kalau yang ini bisa Anda gunakan saat belanja di pasar. Bara tu ni/da
berarti berapa harga barang yang itu uda/uni? Pertanyaan seperti ini
pasti akan sering Anda dengar ketika datang ke pasar-pasar yang ada di
Sumatera Barat.
5. Bilo tibo?
Jika
memiliki kerabat yang berada di Sumatera Barat, pertanyaan semacam ini
akan terlontar ketika Anda baru saja datang. Ini karena bilo tibo
berarti kapan sampai?
6. Lamak bana
Lamak
bana berarti enak sekali atau enak banget. Kata-kata ini pas diucapkan
ketika Anda mencicipi makanan dan memiliki rasa yang enak. Lamak bana
juga bisa diucapkan ketika ada orang yang bertanya bagaimana rasa
makanan yang baru saja Anda cicipi? Tanpa ragu langsung saja menjawab
"Lamak bana!"
7. Rancak bana
Sumatera
Barat terkenal dengan keindahan alamnya, dan perbukitan hijau yang
mengelilingi. Kata yang tepat digunakan untuk mengekspresikan keindahan
itu adalah rancak bana. Ranca memiliki arti bagus/indah/cantik, bana
berarti banget atau sekali. Jadi kalau digabung berarti bagus sekali.
Kata ini juga bisa digunakan untuk memuji gadis yang berwajah cantik,
rancak bana!
8. A ko/A ni?
Mungkin
Anda bertanya-tanya, untuk apa kata ini digunakan? Begitu singkat dan
padat. A ko berarti apa itu? Sedangkan A ni berarti apa ini? Bisa Anda
gunakan untuk menanyakan sesuatu benda atau apa pun.
9. Sia tu?
Kalau A ko berarti apa itu, sia tu berarti siapa itu? Digunakan untuk menanyakan seseorang.
10. Pai kama tu?
Pai
berarti pergi, kama memiliki arti kemana, jadi pai kama berarti pergi
kemana. Nah, orang minang biasanya menggunakan kata-kata 'tu' sebagai
tambahan, jadi pai kama tu bisa diartikan sebagai pertanyaan pergi
kemana tuh dia?
11. Siko ciek
Anda
traveling dengan angkutan umum? Berarti harus tahu kata-kata ini, 'siko
ciek'. Siko ciek biasa digunakan orang Sumbar untuk memberhentikan
angkot yang melaju, yang kurang lebih bisa diartikan, "Stop, turun di
sini satu orang".
12. Nda ado pitiah ketek
Nda
berarti tidak, ado berarti ada, pitiah berarti uang, dan ketek berarti
kecil. Kalau digabung menjadi 'tidak ada uang kecil'. Traveler bisa
menggunakan bahasa ini ketika sedang membayar dalam transaksi jual-beli.
13. Aiaa angek ciek
Anda
makan di rumah makan Padang dan ingin meminta air putih hangat satu?
Panggil saja sang uda pelayan rumah makan dan bilang "Aie angek ciek,".
Kalau ingin air putih hangat dua, tinggal sebut "Aiaa angek duo, Uda"
gampang kan?
14. Bara sadonyo?
Ketika
berbelanja di pasar dan Anda ingin tahu berapa harga semua barang
belanjaan, langsung katakan saja "Bara sadonyo, Uda/Uni?" Penjual pun
akan menyebut harga total yang harus dibayar, karena bara sadonyo
berarti berapa harga semuanya?
15. Siko lah
Ketika
ingin memanggil orang, dan ia duduk atau berada di sebelah Anda,
panggilnya namanya dan katakan "Ke sini lah" atau dalam bahasa Minang
"Siko lah."
16. Makan ampe
Kalau aie
angek cie berarti air putih hangat satu, "Makan ampek," digunakan untuk
Anda yang ingin memesan nasi kapau/makan berjumlah 4 porsi.
17. Bungkuih ciek
Nah, bungkuih ciek digunakan untuk traveler yang ingin memesan makanan yang dibawa pulang alias bungkus sebanyak satu bungkus.
18. Lai ado songket banang ciek da
Cukup
panjang memang kata-kata ini, tapi bisa digunakan ketika Anda mencari
suatu barang di toko. Lai ado tali? Berarti ada tali tidak di toko ini?
Kata tali bisa diganti sesuai dengan barang yang Anda cari.
19. Lai bisa kurang? Bara pasnyo? Kuranglaah saketek
Belanja
tanpa menawar tentu kurang asyik, terutama jika belanja di pasar
tradisional. Biasanya, penawaran bisa berhasil kalau pembeli menggunakan
bahasa Minang. Untuk itu, tidak ada salahnya mencoba kata-kata "Lai
bisa kurang?" (Bisa kurang tidak?) dan "Bara pasnyo?" (Berapa harga
pasnya?), "Kuranglah saketek" (kurangilah sedikit).
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment