Beginilah Ciri-ciri Vagina yang Sehat
Jakarta - Dibandingkan alat kelamin pria, vagina pada wanita memang lebih sering bermasalah karena letaknya yang berada di dalam. Bila kebersihannya tak benar-benar dijaga dengan baik, gangguan seperti gatal, bau dan keputihan kerap kali terjadi.
Vagina bukan hanya bagian yang tampak dari luar saja. Organ kelamin wanita ini sebenarnya merupakan sebuah saluran yang terdiri dari otot sepanjang kira-kira 7-10 cm. Letaknya memanjang dari rahim hingga ke mulut vagina. Saluran ini menghubungkan rahim dan indung telur dengan alat kelamin bagian luar.
Berbeda dengan organ kelamin pria yang hanya berfungsi untuk kencing dan bercinta saja, perangkat khusus wanita ini fungsinya jauh lebih kompleks. Vagina berperan penting dalam proses kelahiran, untuk berhubungan seks, pembuangan air seni dan darah menstruasi. Oleh karena itu, kesehatannya perlu dijaga.
Ironisnya, masih banyak wanita yang merasa tabu untuk membicarakannya, bahkan dengan dokter sendiri. Tak banyak wanita yang berani bertanya, 'Apakah vagina saya normal?'
Berikut beberapa kriteria yang menandakan vagina sehat, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber:
1. Berfungsi Sebagai Alat Reproduksi dengan Baik
Vagina merupakan salah satu organ kewanitaan yang penting untuk melakukan reproduksi, yaitu berhubungan seks, jalan keluar darah haid dan sebagai jalan keluarnya bayi saat melahirkan.
2. Tidak Ada Infeksi
Banyak orang tak menyadari bahwa di dalam organ kewanitaan terkandung berbagai jenis bakteri yang melimpah. Jika jumlahnya didominasi oleh satu jenis bakteri saja, dapat menyebabkan infeksi.
Infeksi juga dapat disebabkan oleh jamur yang terlalu banyak tumbuh dalam vagina. Pemicunya ada banyak, mulai dari keringat, kehamilan, hubungan seksual, atau mengenakan pakaian dalam yang basah.
3. Tidak Terkena Penyakit Menular Seksual
Ada berbagai macam penyakit menular seksual yang bisa menyerang vagina seperti klamidia, gonore, trikomoniasis sampai HIV/AIDS dan Hepatitits. Penyebabnya bisa mikroba ataupun virus.
4. Tidak Ada Luka
Luka pada vagina dapat terjadi karena hubungan seks ataupun benturan yang menyebabkan kulit ataupun bagian terluar vagina lecet. Jika sudah demikian, bakteri ataupun virus dapat dengan mudah masuk dan menyebabkan infeksi.
5. Tidak Mengalami Keputihan
Normal tidaknya lendir atau cairan yang keluar dari vagina bisa dilihat dari warna dan kepekatannya. Normalnya, lendir berwarna bening dan kepekatannya seperti baby oil atau putih telur. Biasanya terjadi menjelang masa subur dan di saat masa subur. Cairan ini berfungsi membersihkan dan melindungi vagina dan biasanya tak berbau dan bening.
Bila warnanya putih dan lebih pekat seperti body lotion, masih tergolong normal karena biasa terjadi setelah ovulasi atau masa subur berakhir atau ketika terangsang secara seksual.
Keadaan yang tidak normal adalah ketika cairan yang keluar kental dan warnanya kekuningan, kehijauan, atau kecokelatan, karena telah terjadi peradangan serta infeksi bakteri dan jamur.
Penyebabnya antara lain penggunaan obat antibiotika dalam waktu lama, sehingga keseimbangan flora normal terganggu. Bisa juga karena sistem kekebalan tubuh yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, penggunaan pil KB, atau hubungan seks yang tidak sehat.
Pada keputihan, biasanya disertai bau busuk, berwarna kekuningan, lebih kental dan dapat disertai gatal. Penyebabnya bisa disebabkan oleh infeksi, baik oleh bakteri, jamur, virus dan parasit. Ada pula yang diakibatkan oleh alergi atau dipicu benda asing, misalnya pada pengguna IUD atau KB spiral.
6. Aman dari Kanker Serviks
Cairan vagina yang encer dan bau busuk dapat merupakan gejala dari kanker serviks. Pada kebanyakan kasus, penyebabnya adalah infeksi Human Papiloma Virus (HPV). Gejalanya biasanya berupa nyeri panggul disertai pendarahan. Menjaga kebersihan organ kewanitaan dapat menurunkan risiko terserang virus ini.
7. Tidak Ada Kista atau Benjolan
Benjolan yang timbul pada vagina bisa disebabkan oleh virus atau bakteri penyebab penyakit kelamin ataupun tumor yang bisa berkembang menjadi kanker.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment