Ikan Cupang "Termahal di Dunia", Laku Rp 20 Juta
Seekor
 ikan cupang dengan warna mirip bendera kebangsaan Thailand, laku 
terjual seharga 1.530 dollar AS atau kira-kira Rp 20 juta, dalam sebuah 
lelang online.
BANGKOK - Seekor ikan cupang dengan warna mirip 
bendera kebangsaan Thailand, laku terjual seharga 1.530 dollar AS atau 
kira-kira Rp 20 juta, dalam sebuah lelang online.
Angka ini mungkin menjadi rekor penjualan termahal di dunia, untuk ikan dengan sebutan betta fish tersebut.
Ikan
 cupang, atau the Siamese fighting fish  atau betta splendens, dikenal 
memiliki sirip yang berwarna-warni. Ikan jenis ini biasa dipakai sebagai
 ikan aduan.
Badan ikan tersebut berwarna biru, dengan garis putih horizontal di bagian perut, serta warna merah sejajar di sirip bawahnya.
Ikan
 unik ini menjadi perbincangan heboh di dunia maya, setelah pemiliknya 
Kachen Worachai mengunggah foto di grup lelang di Facebook.
Kachen, mengatakan, dia mengharapkan ada orang yang mau membeli ikan tersebut.
Dia sempat terkejut ketika ada orang yang menawar dengan harga 285 dollar AS, di hari kedua setelah dia mengunggah foto itu. 
"Saya tak pernah menyangka ikan saya akan laku semahal itu," ungkap dia.
Lelaki berumur 40 tahun pemilik toko serba ada itu menangkarkan ikan cupang sebagai hobi.
Dia mengnggah sejumlah foto pada 6 November lalu, dengan harga awal 2,8 dollar AS. Lelang ditutup pada 8 November. 
Kachen mengatakan, harga tertinggi yang pernah dia terima adalah 671 dollar AS.
"Kesempatan untuk mendapatkan ikan cupang dengan warna semacam ini memang macam 1:100.000 ikan," ungkap dia.
"Telah
 banyak orang yang coba menangkarkan ikan sejenis untuk menghasilkan 
warna yang demikian, namun keberuntungan sedang berada di pihak saya," 
kata dia. 
Rahasia Terlarang Jadi Tajir Lewat Bisnis Ikan
bisnis
                                    ,
                                  
cara
                                    ,
                                  
internasional
                                    ,
                                  
tips
                            Edit
                          

0 komentar :
Post a Comment