Rahasia Terlarang Kekeliruan Perkentotan

5 Cara Pandang Tentang Foreplay yang Keliru

Jakarta, Agar aktivitas bercinta bisa dirasakan maksimal, disarankan agar pasangan melakukan foreplay terlebih dahulu. Namun bagi beberapa orang foreplay ini bisa jadi suatu hal yang asing.

Karena belum semua memahami apa itu foreplay akibatnya bisa muncul cara pandang yang keliru. Seperti dikutip detikHealth dari berbagai sumber, berikut 5 mitos foreplay yang masih sering dipercayai:

1. Seks oral dan foreplay hal yang sama

Seks oral bisa jadi cara untuk melakukan foreplay namun bukan berarti hanya itu saja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk foreplay mulai dari sentuhan-sentuhan erotis, kecupan, hingga pelukan.

Ahli seks dan psikolog Dr Pam Spurr mengatakan foreplay tak selalu harus melibatkan rangsangan pada organ kelamin. "Orang oriental percaya bahwa wanita (dan pria) punya 'garis gairah' mulai dari belakang daun telinga hingga ke sisi leher. Oleh sebab itu ketika Anda mengusap daun telinga dan mencium leher, dia bisa merasakan sensasi geli hingga ke klitoris," ungkapnya.

2. Hanya dilakukan di kasur

"Seorang wanita akan merasa lebih dekat dengan prianya dan siap untuk melakukan sesi bercinta apabila ia melihat sisi sensitif dan juga sisi penuh gairah pasangannya," kata Dr Spurr.

Ini artinya bahwa foreplay tidak harus selalu dilakukan di kasur sesaat sebelum melakukan seks. Foreplay bisa dimulai jauh sebelum itu misalnya dengan melakukan kontak mata intim saat makan malam, memijat di siang hari, atau hal-hal lain yang bisa membuat pasangan merasa dicintai.

3. Ada aturan durasi

Pada tahun 2012 riset survei yang dilakukan oleh University of New Brunswick menemukan bahwa masyarakat memiliki pandangan durasi ideal untuk foreplay yang lebih lama dari rata-rata aktivitas sebenarnya.

Hal ini berarti bahwa yang paling penting adalah komunikasi apa yang diinginkan oleh pasangan. Tidak ada durasi ideal untuk foreplay karena semua tergantung dari keinginan pasangan, mood, dan momennya.

4. Pria tak butuh foreplay

Adalah sebuah kesalahpahaman bahwa foreplay semata-mata untuk wanita saja. Edukator seks Dr Charlie Glickman mengatakan kesalahpahaman tersebut datang dari pandangan umum yang menganggap pria bisa segera ereksi bila sedang terangsang.

"Beberapa pria menemukan dirinya lebih memilih, menginginkan, atau justru membutuhkan stimulasi agar bisa ereksi," kata Glickman.

5. Lakukan hal yang sama

Ketika sudah menemukan cara foreplay yang bisa merangsang pasangan, jangan berhenti di situ dan terus melakukan hal yang sama. Menurut ahli seks Susan Quilliam kepada WebMD sensasi stimulus di kulit akan berkurang setelah 30 menit.

Namun bila pasangan memang sudah akan mencapai klimaks maka disarankan lakukan stimulasi yang sama tersebut.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :