Cinemathoscope
Sepenggal Kondisi Langka dalam Kisah Benjamin Button
Poster film The Curious Case of Benjamin Button
Jakarta,
Kisah tentang Benjamin Button memang hanya fiksi belaka, bahkan
terkesan seperti fantasi. Filmnya sendiri mampu memicu banyak sekali
pertanyaan di benak penonton, apalagi kalau bukan dengan keanehan yang
terjadi pada diri Button.
Button sebenarnya terlahir dari
keluarga kaya raya. Namun Button bayi bukannya tampak imut melainkan
memiliki rupa seperti seorang kakek-kakek, lengkap dengan kulit
keriputnya. Karena kalap, sang ayah yang kaget melihat penampakan putra
semata wayangnya itu lantas membuangnya ke panti jompo. Di panti jompo
itulah Button dibesarkan.
Yang tampak berbeda dari fisik Button
adalah wajahnya yang seperti berusia lanjut, meskipun sebenarnya ia
masih kanak-kanak. Dalam dunia medis dikenal pula sebuah fenomena langka
yang disebut progeria atau sindrom Hutchinson-Gilford, diambil dari dua
nama dokter yang pertama kali memberikan nama untuk kondisi tersebut,
yaitu Dr Jonathan Hutchinson dan Dr Hastings Gilford.
Definisinya
adalah gangguan genetik yang bersifat progresif di mana seorang anak
tampak seperti sudah lanjut usia atau mengalami penuaan dengan cepat.
Button kecil juga digambarkan baru bisa berjalan di usia tujuh tahun,
setelah sebelumnya hanya bisa terduduk di kursi roda.
Laman WebMD mengemukakan, ciri-ciri fisik dari anak dengan progeria antara lain:
- ukuran kepala yang lebih besar dari anak seusianya
- bermata besar
- rahang bawah yang kecil
- hidung yang tipis dengan sedikit bengkok di ujung
- telinga tegak
- pembuluh darah yang tampak menonjol
- pertumbuhan gigi yang lambat dan abnormal
- suara nyaring
- hilangnya lemak dan otot tubuh
- kerontokan rambut, termasuk pada alis dan bulu mata
Dalam
film ini memang tidak dijelaskan mengapa Button terlahir seperti
lansia. Namun beberapa ciri fisik yang terlihat pada dirinya bisa
merujuk pada progeria, meskipun ada beberapa gambaran dari kondisi ini
yang terkesan dilebih-lebihkan. Apa saja?
Pertama, Button lahir
sudah dengan wajah keriput. Padahal Mayo Clinic menerangkan, anak dengan
progeria tampak normal-normal saja saat lahir. Barulah di tahun
pertama, gejala seperti pertumbuhan yang melambat dan kerontokan rambut
mulai terjadi.
Hal ini biasanya berlangsung hingga tahun kedua.
Meski demikian perkembangan motorik dan intelijensia anak dengan
progeria tetaplah normal.
Kedua, pada sosok Button kanak-kanak,
hanya ciri fisik saja yang terlihat, seperti ukuran kepala yang besar
dan pembuluh darah yang menonjol, tetapi ia tampak tidak mengalami
kerapuhan dan suaranya sudah seperti suara orang dewasa, bukannya
nyaring seperti anak-anak seusianya.
Button juga digambarkan berambut sedikit gondrong, bukannya rontok seperti anak dengan progeria pada umumnya yang justru gundul.
Ketika
diperkirakan memasuki usia remaja, kondisi fisik Button bukannya
semakin melemah. Dari luar ia tampak seperti bapak-bapak tua, tetapi di
dalam ia adalah seorang remaja yang tangguh. Bahkan dalam film itu
digambarkan, ia bisa ikut bekerja di kapal penangkap ikan, termasuk
mengikuti ajakan sang kapten untuk bermain perempuan. Menariknya, Button
remaja bisa membuat seorang PSK kewalahan melayani hasratnya.
Yang
paling menarik adalah pembuat film ini membuat sosok Button yang
diperankan aktor top Brad Pitt ini mengalami penuaan terbalik. Artinya,
semakin usianya bertambah, maka penampakan fisik Button justru semakin
muda. Mungkin hanya untuk mendramatisir jalan ceritanya. Kisah
perjalanan hidupnya pun ditutup dengan adegan Button bayi menjemput ajal
di gendongan kekasihnya. Ia hanya menutup mata, seolah hanya pergi
tidur. Secara biologis, usianya saat itu adalah 84 tahun, tetapi
fisiknya adalah seorang bayi.
Padahal pada penderita progeria
yang sebenarnya, hal ini tidak terjadi, sebab intinya adalah mutasi
genetik membuat tubuh mereka mengalami penuaan lebih cepat. Itulah
mengapa kebanyakan pasien progeria meninggal akibat penyakit ala lansia,
semisal gangguan jantung atau stroke dan usia rata-rata mereka hanya
sampai 13 tahun.
Komplikasi pada pasien progeria juga sama
seperti yang ditemukan pada lansia, seperti pengerasan dan pengencangan
kulit; gangguan pendengaran; tulang rapuh; sendi kaku; dislokasi
pinggul; resistensi insulin dan gangguan jantung maupun pembuluh darah
(kardiovaskular).
Dikutip dari progeriaresearch.org, peneliti
telah menemukan penyebab utama dari progeria, yakni mutasi gen tunggal
yang disebut sebagai lamin A (LMNA). Ketika gen ini mengalami kecacatan,
peneliti meyakini bahwa hal ini mengakibatkan sel-sel dalam tubuh
seseorang menjadi tidak stabil, dan memicu percepatan proses penuaan
pada penderitanya.
Bedanya dengan mutasi genetik pada umumnya,
progeria tidak bersifat turunan. Mutasinya terjadi secara kebetulan pada
sel sperma atau sel telur tepat sebelum pembuahan, jadi bukan karena
orang tuanya adalah carrier gen cacat tersebut.
Penasaran atau
ingin mengulang menonton filmnya? Film arahan David Fincher ini dirilis
pada tahun 2008. Selain Brad Pitt, film romantis ini juga dibintangi
aktris Cate Blanchet dan Taraji P Henson serta mengantongi 13 nominasi
Oscar di tahun yang sama. Namun film ini hanya memenangkan tiga Oscar
untuk Best Art Direction, Best Makeup dan Best Visual Effect.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment