Tak Disangka, Bercinta yang Seperti Ini pun Bisa Bikin Wanita Hamil
Jakarta - Bagi sebagian besar pasangan, proses pembuahan sebagai pencetus kehamilan dikatakan berhasil ketika penis melakukan penetrasi ke vagina dan ejakulasi di dalam vagina.
Sehingga, sperma bisa masuk ke dalam vagina dan bertemu dengan sel telur. Padahal, pada beberapa kondisi yang dianggap tidak memungkinkan terjadinya pembuahan, justru sperma bisa 'menyelinap' ke vagina dan menyebabkan terjadinya pembuahan.
Nah, dirangkum berikut ini kondisi yang sering disangka tak memungkinkan terjadinya pembuahan padahal bisa membuat wanita hamil:
1. Sperma di vagina keluar setelah bercinta
Menurut seksolog Dr dr Andri Wanananda MS, cairan sperma yang keluar setelah bercinta merupakan hal lazim. Tapi, tak berarti tidak ada sama sekali sel jantan (spermatozoa) yang 'menerobos' ke dalam kandungan istri.
"Pada dasarnya, terjadinya pembuahan (kehamilan) bila sel jantan yang berkualitas (jumlah, bentuk dan geraknya) bertemu dengan sel betina (ovum) yang normal di saluran tuba," kata dr Andri.
2. Selaput dara tidak sobek
Belum timbul perdarahan vagina sesudah sekian kali hubungan intim bisa terjadi karena selaput-dara (hymen) elastis. Dapat pula karena penetrasi penis tidak sampai membuat sentuhan yang membuat hymen koyak, demikian dikatakan dr Andri.
"Hamil tidak ditentukan oleh robek atau tidak robeknya selaput dara, terjadi atau tidak terjadinya orgasme. Selaput dara yang elastis, artinya tidak akan pernah sobek setiap hubungan intim, tapi bisa juga terjadi kehamilan," kata dr Andri.
Selaput dara yang normal bagian tengahnya akan terbuka hingga darah haid bisa keluar setiap menstruasi. Nah, pada wanita yang tidak pernah mengalami orgasme, bisa pula terjadi kehamilan selama sel jantan (spermatozoa) bisa 'berjumpa' dengan sel telur di rahim.
3. Tak pakai alat kontrasepsi usai melahirkan
Tak sedikit pasangan suami istri yang berpikir jika bercinta minimal sesudah masa nifas tanpa menggunakan alat kontrasepsi, relatif akan terhindar dari kehamilan. Padahal, belum tentu seperti itu.
"Setelah 6 minggu, ukuran rahim sudah normal, darah nifas sudah berhenti dan untuk kelahiran normal luka sudah sembuh sempurna. Jangan lupa gunakan kontrasepsi karena kesuburan sudah kembali tanpa didahului oleh menstruasi," tutur dr Hari Nugroho SpOG.
4. Ejakulasi di luar vagina, lalu bercinta lagi
Jika pasangan bercinta tetapi sperma tidak dimasukkan ke vagina lalu setelah beberapa menit mengulang hubungan suami istri, risiko kehamilan sangat besar.
"Jelasnya, sisa sperma dalam rongga penis setelah ejakulasi di luar vagina, bisa menyelinap ke rongga vagina saat Anda melakukan penetrasi penis ke dalam vagina untuk kedua kalinya," terang dr Andri.
5. Keluar cairan bening dari vagina usai bercinta
dr Andri mengungkapkan, keluarnya cairan dari vagina setelah hubungan intim adalah kondisi normal. Cairan tersebut berasal dari kelenjar-kelenjar reproduktif sekitar rongga vagina yang bercampur dengan sedikit cairan sperma.
Akan tetapi, tidak berarti sel jantan (spermatozoa) turut keluar. sebab sel-sel jantan telah melesat jauh ke dalam rahim untuk 'mempersunting' sel betina (ovum) di dalam rahim.
"Hal ini akan menimbulkan kehamilan bila hubungan intim dilakukan saat masa subur istri, yaitu hari ke 12 sampai 15, terhitung sejak haid hari pertama," kata dr Andri.
6. Sperma dimasukkan ke vagina menggunakan tangan
Ketika sperma tidak dikeluarkan di dalam vagina tapi dimasukkan ke vagina menggunakan tangan, dikatakan dr Andri kesempatan menghamili terjadi justru saat penis penetrasi ke dalam vagina Anda.
"Kendatipun, pasangan mengeluarkan spermanya di luar (Coitus Interruptus), rembesan sedikit cairan sperma yang membasahi ujung penis saat dalam vagina, bisa membawa sel jantan (spermatozoa) melesat ke dalam rahim," tutur dr Andri.
Sebab, sperma di luar yang diambil dengan tangan lalu dimasukkan ke dalam vagina, tidak akan membuahi sel telur karena sperma di luar tubuh akan mati dalam hitungan detik.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment