Hai Pria, Begini Lho Bentuk Mr P yang Normal Menurut Dokter
Jakarta, Tak selalu sama, bentuk penis pada pria juga memiliki banyak ragam, mulai dari ukuran hingga warna. Seperti apa sebenarnya bentuk penis yang normal menurut pendapat dokter?
"Bentuk penis yang normal itu kalau untuk orang Indonesia itu ukurannya rata-rata 7-9 cm saat relaksasi dan 13 cm saat ereksi. Kalau warna penis yang normal itu seperti warna kulit saja. Namun memang biasanya ada yang lebih kehitaman, tapi tidak hitam pekat," ujar dr Indra G Mansur, SpAnd, dari Klinik Imunologi dan Kesehatan Reproduksi Sayyidah Pondok Kelapa.
Dilanjutkan oleh dr Indra, faktanya penis tidak menempel pada tulang kemaluan. Yang menempel sebenarnya adalah jaringan ikat yang melindungi penis tersebut. Dari segi bentuk, normalnya penis tidak akan mengalami perubahan. "Yang berubah itu ukurannya, itu pun hanya sampai usia 20 tahun saja," ungkapnya.
Sementara itu menurut Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, spesialis andrologi dari FK Universitas Udayana, menyebutkan bahwa normalnya penis berbentuk hampir sama pada setiap pria, yaitu silindris dengan bagian kepala, leher, dan batang. Dalam keadaan ereksi, penis tidak harus dalam keadaan lurus. Sebagian besar mengalami deviasi atau pembengkokan ke kiri atau kanan.
Penis normalnya juga terdiri dari tiga rongga yakni dua batang korpus kavernosa di kiri dan kanan atas, sementara di tengah bawah ada bagian yang disebut korpus spongiosa. Bagian ini disebutkan oleh dr Nugroho Setiawan SpAnd, memberi pengaruh mengapa ada penis yang bentuknya bengkok saat ereksi.
"Dia (penis -red-) bengkok berarti ada jaringan parut di bonggol korpus karvenosa ini. Kenapa dia bisa muncul parut, mungkin luka atau mungkin dibuat luka, atau mungkin ada tindakan dokter menyuntik, jadi ada tumbuh jaringan parut dan bengkok saat ereksi," papar dokter spesialis andrologi RSUP Fatmawati.
Senam Kegel yang selama ini sering dilakukan dengan harapan bisa memperbaiki otot, menurut dr Nugroho justru tidak akan menyebabkan perubahan pada bentuk. "Hanya ototnya saja. Senam Kegel membuat otot-otot di dasar panggul kita kuat sehingga akan lebih baik," terangnya.
Bentuk Mr P Bisa Berubah? Ini Kata Dokter
Jakarta, Salah satu kecemasan pria dewasa adalah mitos bentuk penis yang dapat berubah. Sebabnya banyak, mulai dari gara-gara bentuk rambut kemaluan, jarang berhubungan seks, terlalu sering masturbasi, hingga terlalu sering menyuntikkan hormon wanita ke tubuh. Apakah itu benar?
"Penis itu tidak akan berubah (bentuknya). Ya akan begitu saja," papar dr Indra G Mansur Sp.And ketika dihubungi.
Menurutnya bentuk penis tidak akan berubah dan akan tetap seperti hingga akhir hayat nanti. Akan tetapi, jika yang dimaksud adalah penis yang menyusut atau bengkok, hal itu mungkin saja terjadi. Salah satu sebab penis menjadi bengkok adalah syndrome peyronie.
Syndrome peyronie adalah suatu kondisi yang menyebabkan kelengkungan atau bengkok di penis, sehingga sulit bagi pria untuk mencapai ereksi atau membuat ereksi terasa sangat menyakitkan. Kelengkungan ini disebabkan oleh jaringan parut di bawah kulit penis yang dirasakan sebagai benjolan, yang dapat terjadi setelah cedera pada penis, seperti pembuluh darah yang pecah yang terjadi saat berhubungan seks atau kegiatan atletik.
dr Nugroho Setiawan Sp.And dari RSUP Fatmawati mengatakan bahwa syndrome peyronie memang menyebabkan penis menjadi bengkok, namun tidak bisa dibilang bahwa syndrome peyronie itu membuat penis menjadi berubah bentuk. Namun ia tidak menampik ketika ditanyakan tentang rasa perih yang dirasakan penderita syndrom peyronie ketika ereksi.
"Syndrome peyronie itu kan sebenarnya hanya perih karena infeksi atau karena yang lain," ujarnya singkat.
Lalu bagaimana dengan mencukur rambut kemaluan atau menyuntikkan hormon wanita ke dalam tubuh? Apakah tindakan tersebut dapat membuat bentuk penis berubah?
Sekali lagi dr Indra menampik anggapan tersebut. Menurutnya, banyak orang yang mencukur rambut kemaluan karena memang tidak suka terhadap tampilan penis yang diselubungi oleh rambut. Sehingga, bentuk penis seakan-akan terlihat berbeda atau lebih besar jika tidak ada rambut kemaluan.
"Yang harus diingat, rambut kemaluan tidak akan mempengaruhi fungsi seksualnya. Tapi itu kan soal selera, entah itu selera pria itu, ataupun selera istrinya," ungkap dokter yang praktik di Klinik Imunologi dan Kesehatan Reproduksi Sayyidah Pondok Kelapa tersebut.
Ia pun menambahkan bahwa menyuntikkan hormon wanita ke dalam tubuh juga tidak bisa merubah bentuk penis, terlebih lagi menghilangkannya. Menurutnya, bentuk alat kelamin tidak dipengaruhi oleh hormon, melainkan oleh gen bawaan dari lahir. Sehingga sebanyak apapun pria menyuntikkan hormon wanita ke dalam tubuhnya, hal itu tetap tidak akan menghilangkan gennya sebagai pria.
Hal senada juga diungkapkan oleh dr Nugroho. Dikatakannya bahwa menyuntikkan hormon wanita tidak akan menghilangkan penis, namun memang ukuran penis bisa menyusut atau berkurang, terutama jika disuntikkan pada masa pertumbuhan.
"Sebenarnya tidak banyak pengaruhnya di dalam setelah masa fungsi, tapi kalau di masa pertumbuhan bisa perubahannya lebih nyata," terang dr Nugroho.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment