Juru Parkir Maumere Mengaku Dapat 'Layanan' Gratis Kakak Beradik
MAUMERE - Ada kisah lain di balik profesi sebagai juru parkir liar di Kota Maumere. Dengan polos Petrus Sani Tokan mengungkapkan hari-hari hidupnya di Kota Maumere. Setiap pagi ia keluar dari emperan Pasar Bertingkat Maumere menuju Tempat Pendaratan Ikan (TPI). Dia melakukan pungutan sewa parkir di sana.
Dia mencuri start dengan para satpam di sana yang tidak mengizinkan hal itu dilakukan.
"Kalau pagi itu satpam tidak ada," tuturnya kepada Pos Kupang di Kantor Pol PP di Maumere.
Dengan bermodalkan karcis yang dipungut di jalan dan pemberian juru parkir di pertokoan Maumere, Tokan bisa mencari keberuntungan dengan menjual jasa parkir kepada masyarakat umum.
Setiap hari dia bisa mendapatkan uang Rp 20.000 sampai Rp 30.000. Uang itu dimanfaatkannya untuk makan dan minum dan hiburan lainnya. Sedangkan malam harinya mereka berjalan keliling kota, taman kota dan kemudian menginap di emperan Pasar Bertingkat Maumere.
Tokan ternyata tidak sendirian. Diakuinya, setiap malam dia tidur bersama dengan sahabatnya, dua cowok dan dua cewek. Dua cewek itu kakak beradik, berasal dari Kupang. Mereka berkumpul bersama sekitar pukul 03.00 atau pukul 04.00 Wita. Kemudian sekitar pukul 05.00 Wita dua cewek itu pergi meninggalkan Pasar Bertingkat Maumere.
Alumnus SMAK PGRI Lewoleba, Lembata ini dengan polos mengungkapkan dirinya setiap malam melakukan hubungan seks dengan pekerja seks komersial (PSK).
"Mereka teman kami, tetapi kami tidak tahu mereka kerja apa di Kota Maumere. Setiap malam dini hari, mereka datang kakak beradik dan kami melakukan hubungan. Kami gratis, tidak bayar," tutur Tokan dengan lugu.
Dijelaskan Tokan, dua kakak beradik, Intan dan Siska, itu tidak mempunyai pekerjaan di Kota Maumere. Mereka hanya jalan-jalan saja.
"Tidak kerja, mereka hanya jalan-jalan begitu saja. Tiap malam, pagi sekitar pukul 04.00 mereka datang ke Pasar Bertingkat," tutur Tokan lagi.
Rahasia Tersembunyi Seks Tukang Parkir
panti pijat
,
pelacuran
,
prostitusi
,
seks
,
sex
,
underground
Edit
0 komentar :
Post a Comment