Rahasia Misteri Bentuk MEMEK

Anomali Vagina, Ketika Miss V Tak Terbentuk Sebagaimana Mestinya

Jakarta, Sebagai salah satu organ penting milik wanita, kondisi vagina tentu akan sangat diperhatikan, terutama jika memiliki bentuk tak sebagaimana mestinya. Nah, di mata dokter, apa sebenarnya yang menyebabkan kondisi ini bisa muncul?

Dikutip dari Patient, kelainan vagina dapat terjadi karena bawaan dan akibat kelainan bawaan akibat gangguan pada pembentukan dan pertumbuhan vagina, yang biasanya berupa atresia vagina (vagina tidak terbentuk sama sekali); agenesis partial (vagina terbentuk hanya sebagian), atau kelainan-kelainan lain.

Sebelum menegakkan diagnosa, dokter biasanya akan melakukan beberapa tahap pemeriksaan. Pertama dilakukan anamnesis, yaitu ditanyakan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan fungsi utama vagina di samping keluhan-keluhan lainnya. Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan ginekologi, dan pemeriksaan khusus seperti pemeriksaan genetik (kromosom dan seks kromatik), dan pemeriksaan USG.

"Kalau tak terbentuk sempurna itu faktor bawaan atau genetik, selain itu bisa juga karena pembentukan sejak anak dalam kandungan, bukan karena makanan tertentu," ungkap dr Ricky Susanto, MKes, SpOG, spesialis obstetri dan ginekologi RS Bethsaida Serpong.

Pembedahan pada kasus kelainan vagina harus selalu berpegang pada tujuan pembedahan secara umum, yaitu menghilangkan keluhan pasien, menghilangkan keadaan patologi, mengembalikan fungsi organ tersebut, dan tetap memperhatikan estetika.

"Ada juga orang yang lahir dengan vagina tetapi tidak ada rahimnya. Biasanya kita lihat dulu kemungkinan untuk dilakukan operasi rekonstruksi dari alat kemaluan tersebut. Kalau ternyata tidak bisa diperbaiki atau direkonstruksi, maka secara psikologis akan diperbaiki," papar dr Ricky.

Sependapat oleh dr Ricky, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, juga menuturkan hal yang sama. Menurutnya kondisi abnormal pada vagina bisa saja terjadi pada wanita sejak lahir. "Mengenai perkembangan kelamin yang tidak normal bukanlah variasi pada organ kelamin, melainkan keadaan patologis yang dialami hanya oleh sebagian kecil wanita," ujar Prof Wimpie.

Faktor-faktor yang Bisa Bikin Bentuk Miss V Berubah


Jakarta, Pasca melahirkan, ada beberapa masalah yang biasanya dialami wanita yakni bentuk tubuhnya yang lebih gemuk dan terkait dengan miss V, tak jarang wanita merasa khawatir bentuk miss V-nya akan berubah setelah melahirkan.

Hal ini dibenarkan dr Ricky Susanto, M.Kes, SpOG yang menekankan bahwa perubahan yang terjadi pasca melahirkan tentu saja elastisitas vaginanya. Terlebih jika si wanita sudah mempunyai banyak anak dan melahirkan dengan cara normal.

"Makanya terkadang membutuhkan operasi khusus untuk merapatkan vagina," ucap dr Ricky yang berpraktik di RS Bethsaida Serpong ini dalam perbincangan. Lalu, adakah perubahan vagina yang terjadi akibat kebiasaan masturbasi?

Dikatakan dr Ricky, masturbasi lebih berpengaruh ke sensitivitas vagina di mana terlalu sering melakukan masturbasi, sensitivitas vagina jadi lebih rendah dan lama-lama bisa resisten.

Beberapa waktu lalu, seorang wanita asal Inggris bernama Candice Armstrong memiliki penis akibat memakai streoid sembarangan. Menanggapi hal ini, Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menyebutkan penyalahgunaan steorid juga bisa berakibat buruk bagi wanita antara lain klitoris yang membesar seolah mirip penis.

"Dalam hal ini klitoris mengalami hipertrofi, lebih besar dari normal tetapi tidak menjadi penis yang sempurna," kata prof Wimpie yang juga pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini.

Nah, terkait dengan perubahan bentuk vagina, bisakah membedakan bentuk vagina pada wanita yang sudah bercinta dan yang belum?

"Kalau bercinta itu mungkin bukan vaginanya yang berubah tapi lebih ke selaput dara yang ada di dalam vagina. Di situ bisa kelihatan apakah selaput daranya masih utuh atau tidak. Bisa kelihatan mana yang sudah bercinta atau belum," kata dr Ricky.

Bentuk Vagina yang Normal di Mata Dokter

Jakarta, Bagi wanita, vagina alias miss V bisa menjadi salah satu aset berharga mengingat fungsinya sebagai alat reproduksi. Jika berbicara tentang vagina, sebenarnya bagaimanakan bentuk vagina yang normal?

"Yang jelas dari luar harus terhubung ke mulut rahim karena ada orang yang vaginanya tidak terhubung ke mulut rahim," tutur dr Ricky Susanto, M.Kes, SpOG dari RS Bethsaida Serpong dalam perbincangan.

Bahkan, dikatakan dr Ricky, ada wanita yang memiliki vagina dengan daerah luar yang tertutup. Akibatnya, saat sedang haid darahnya akan terkumpul. Sedangkan untuk warna, normalnya vagina menurut dr Ricky yakni berwarna agak kemerahan. Hal ini disebabkan karena banyak pembuluh darahnya. Untuk mempertahankan bentuk vagina, salah satu cara yang disarankan dr Ricky yaitu dengan melakukan senam kegel.

"Senam kegel itu bagus. Yang penting mencegah saja supaya kandungannya jangan sampai turun. Senam kegel biasnya dilakukan setiap hari sepuluh kali, tidak usah lama-lama, karena kan juga tidak membutuhkan alat khusus," papar dr Ricky.

Dikutip dari NHS, konsultan uriginekologi dan uro-neurologi di University College Hospital, London, dr Suzy Elneil, mengatakan bentuk, warna, dan ukuran vagina sangat bervariasi.

Beberapa wanita ada yang memiliki vagina dengan ukuran kecil dan bentuk bulat telur sementara yang lain dengan ukuran lebih besar dan berbentuk silinder. Untuk warna, dr Suzy mengatakan terdapat variasi warna dari merah muda sampai merah muda kecokelatan.

"Karena memang unik, jangan terlalu memusingkan bentuk, ukuran, dan warna vagina. Hal terpenting adalah vagina Anda bisa berfungsi dengan normal. Vagina yang sehat seyogianya tidak gatal. Jika Anda mengalaminya, bisa jadi ada sariawan atau infeksi di vagina," terang dr Suzy.

Tak Cuma Ukuran Rapat, 'Kedalaman' Vagina Juga Bervariasi

Jakarta, Ketika berbicara mengenai vagina, biasanya topik yang akan diangkat tak jauh-jauh dari masalah kerapatan vagina yang terkadang diklaim menjadi salah satu faktor penentu kenikmatan hubungan intim yang dirasakan para pria.

Padahal, tak melulu soal kerapatan, vagina juga memilki kedalaman yang bervariasi, lho. Seperti yang dikatakan dr Ali Sungkar, SpOG dari RS Cipto Mangunkusumo bahwa rata-rata kedalaman vagina bervariasi yaitu lima hingga 12 cm sampai ke serviks.

Lantas, benarkah bahwa ketika berhubungan seks, tidak perlu memusingkan ukuran panjang penis pasangan karena vagina juga tidak terlalu dalam?

"Nggak perlu panjang, buat apa juga misalnya sampai 35 cm, bisa sampai usus itu. Jadi ya intinya nggak perlu panjang-panjang," kata dr Prima Progestian, SpOG dari Brawijaya Women and Children Hospital Jakarta dalam perbincangan.

Menanggapi kedalaman vagina, Dr.dr. I Putu Gede Kayika, SpOG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM mengatakan jika dalam kondisi terangsang, bisa terjadi perubahan pada kondisi vagina yakni lebih dalam. Meski begitu, pria juga tidak perlu memperbesar alat kelaminnya.

Pernyataan ini diamini Dr Gunawan Dwi Prayitno, SpOG(K) dari RSPAD Gatot Soebroto. Ia mengatakan dalam keadaan terangsang bagian dinding belakang vagina bisa menggelembung.

"Vagina itu kan elastis bisa melebar, ukuran (penis) berapapun asal masih masuk akal ya bisa masuk," tandas dokter yang juga berpraktik di Siloam Hospitals Kebon Jeruk ini.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :