Ilmuwan Ciptakan Cincin Plastik yang Bisa Cegah Kehamilan hingga HIV
Illinois, Selama ini kondom didapuk sebagai satu-satunya primadona untuk mencegah kehamilan maupun penyebaran penyakit kelamin hingga HIV pada pasangan. Namun baru-baru ini diciptakan sebuah cincin yang bisa mencegah ketiga hal tersebut hanya dengan diselipkan di dalam vagina.
Meski baru diujicobakan pada hewan, tim peneliti dari Northwestern University mengklaim cincin ini dapat membantu mencegah kehamilan sembari menurunkan risiko HIV dan herpes kelamin pada wanita.
Bagaimana caranya? Cincin ini dirancang khusus agar dapat melepaskan obat antiretroviral dan kontrasepsi oral ke dalam tubuh si pengguna secara otomatis agar mereka terhindar dari risiko sakit kelamin dan HIV hanya dengan dipasang di dalam vagina.
Patrick Kiser dan timnya mengaku menghabiskan waktu selama lima tahun untuk mengembangkan cincin selebar dua inci ini. Tak perlu bantuan staf medis, karena cincin ini bisa dipasang sendiri oleh si pengguna.
Setelah dibiarkan di dalam vagina selama 90 hari, cincin ini bisa dilepas lalu dibersihkan agar nantinya dapat dipakai lagi.
Cincin kontrasepsi yang belum diberi nama itu sendiri terbuat dari tiga jenis selang plastik yang dapat melepaskan kontrasepsi sekaligus obat antiretroviral dengan dosis yang pas. Untuk kontrasepsi oralnya, peneliti memasukkan levonorgestrel yang terbukti dapat menebalkan lendir serviks dalam tubuh wanita untuk mencegah sperma agar tak dapat mencapai rahim.
Sedangkan obat antiretroviral yang dipilih adalah tenofovir. Dari banyaknya pasien HIV-positif yang mengonsumsi obat ini, yaitu 3,5 juta orang di penjuru dunia menunjukkan jika obat ini terbukti dapat mencegah terjadinya replikasi dan perkembangan penyakit HIV.
"Sudah terbukti jika tenofovir oral efektif mencegah penyebaran penyakit menular seksual di mana hanya salah satu pasangan didiagnosis HIV-positif dan telah terdaftar di FDA (Food and Drugs Administration). Obat ini bahkan juga diresepkan untuk mencegah penularan HIV," tegas Kiser seperti dikutip dari Foxnews.
Yang tak kalah menggembirakan, cincin ini dapat melepaskan tenofovir di lokasi di mana biasanya transmisi HIV atau infeksi menular seksual terjadi sehingga dosis yang diperlukan jauh lebih sedikit daripada mengonsumsi obat dalam bentuk pil.
Itu artinya wanita yang menggunakan cincin ini juga dapat terhindar dari efek samping konsumsi pil tenofovir, seperti kram perut dan diare.
Kini peneliti tengah dalam proses mengajukan cincin ini ke FDA untuk mendapat persetujuan. Bila digolkan oleh FDA, peneliti akan segera melakukan percobaan klinis pada manusia berskala kecil di AS.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment