Terdapat banyak bicara tentang cerita-cerita horor dari luar negeri seperti drakula, manusia serigala dan lain-lain. Salah satunya yang terkenal dari benua Eropa, adalah Frankenstein yang ceritanya sudah ada sejak tahun 1818.
Tahukah Anda, Frankenstein merupakan cerita fiksi dari novel 'Frankenstein' karangan penulis asal London bernama Mary Shelley. Dalam novelnya diceritakan, seorang ilmuwan bernama Victor Frankenstein yang tinggal di Swiss dan sangat cerdas.
Singkat cerita, saking cerdasnya, Victor mulai 'gila'. Dia membuat eksperimen di luar nalar, yakni membuat tiruan manusia. Dia menggunakan organ otak profesornya yang baru meninggal, mengumpulkan potongan tubuh dari beberapa jenazah yang masih baru, menjahit potongan-potongan itu menjadi satu tubuh, dan menciptakan manusia baru yang dianggapnya sempurna.
Makhluk eksperimen itu dibangkitkan dengan energi listrik dari petir dan belut listrik. Namun mimpi buruk malah dimulai, mahluk itu (yang selanjutnya dikenal dengan nama Monster Frankenstein) menjadi teror. Novel Frankenstein itu kemudian menjadi inspirasi bagi cerita-cerita seram lainnya dan dianggap sebagai cerita horor tersukses dalam sejarah!
Dikutip dari CNN Travel, Selasa (21/6/2016) Kota Jenewa di Swiss tak lepas kaitannya dengan Frankenstein. Usut punya usut, Kota Jenewa adalah tempatnya Mary Shelley menulis novel Frankenstein. Beberapa setingan tempat dalam novelnya pun merupakan lokasi-lokasi di Jenewa.
Tahun 2014, sekelompok seniman di Jenewa bernama KLAT meresmikan patung Frankenstein di pinggiran Kota Jenewa, di kawasan Plainpalais. Patungnya terbuat dari perunggu yang dibuat sedemikian mirip dengan Frankenstein di novel karangan Mary Shelley.
Patungnya cukup menyeramkan, dengan tinggi mencapai 2 meter. Lihatlah badan dan mukanya, penuh jahitan. Posisi badannya pun sedang berjalan, terlihat seperti mayat-mayat atau zombie yang berjalan di film-film.
Sampai saat ini, patung Frankenstein menjadi salah satu objek wisata di Jenewa. Turis yang datang ke sana, pasti menyempatkan diri berfoto dengan Frankenstein.
0 komentar :
Post a Comment