Rahasia Terlarang Grepe Grepe Karyawan Di Kantor

Hampir Dua di Antara Tiga Gadis Pekerja Dilecehkan Atasannya

Hampir dua di antara tiga wanita muda, berusia antara 18-24 tahun, mendapat pelecehan seksual terburuk di tempat kerja atua kantor mereka.


LONDON - Satu di antara lima wanita pekerja mengaku bawah mereka sering mendapat pelecehan secara seksual oleh atasannya.

Pengalaman terburuk dialami para gadis atau wanita muda.  Hampir dua di antara tiga gadis berusia 18-24 tahun sangat menderita karena pelecehan seksual di tempat kerjanya.

Situs berita The Independent, melaporkan hasil penelitian yang dilakukan lembaga independen, Trades Unions Congress (TUC) yang berbasis di London, Inggris.

Disebutkan, sekitar 80 persen responden wanita mengaku bahwa mereka telah mengalami pelecehan seksual di tempat kerja.

Namun,  para wanita itu tidak memberitahu majikannya karena khawatir akan mempengaruhi hubungan di kantor atau tempat kerja dan berdampak buruk pada jenjang karier mereka.

Tingkat pelecehan seksual di tempat kerja "memalukan".

Wanita sering menjadi sasaran lelucon yang tak diinginkan, serangan verbal, pernyataan sugestif, hingga ajakan untuk hubungan seksual.

TUC mengatakan, hasil penelitian mereka memperlihatkan bahwa masalah yang lebih buruk dialami wanita muda berusia 18-24 tahun. Mereka lebih sering menjadi sasaran pelecehan saat bekerja.

Lembaga penelitian tersebut mensurvei 1.500 wanita. Sepertiga di antaranya menjadi sasaran lelucon yang tidak diinginkan.

Sementara satu dari empat orang di antara mereka menerima komentar terkait seks karena postur tubuh atau pakaian mereka.

Satu dari empat perempuan itu telah disentuh dengan motif pelecehan seksual dan satu dari delapan mengaku bahwa seseorang telah mencoba untuk mencium mereka.

TUC mengatakan, pelecehan seksual di tempat kerja tampil dalam banyak bentuk.

Misalnya tampil dalam bentuk pernyataan sugestif, lelucon tentang kehidupan seks seorang rekan, dan menyebarkan teks pornografi, menyentuh,  memeluk atau mencium, hingga ajakan untuk hubungan seksual.

Dalam kebanyakan kasus, pelaku adalah laki-laki. Hampir satu dari lima wanita mengatakan, pelakunya adalah manajer mereka atau seseorang dengan kewenangan langsung atas mereka.

Empat di antara lima wanita mengatakan, mereka tidak pernah melaporkan kasus pelecehan oleh atasannya kepada majikan.

Mereka khawatir akan berdampak buruk pada hubungan dan karier. Juga karena malu membicarakan kasus pribadi tersebut kepada majikan.

General Secretary TUC, Frances O’Grady, mengatakan, “Berapa kalikah kita mendengar bahwa pelecehan seksual di tempat kerja hanya sekedar 'olok-olok'?”

"Pelecehan seksual merendahkan, memalukan, dan dapat memiliki pengaruh yang besar pada kesehatan mental,” tambahnya.

Menurut O’Grady, korban sering pergi dengan perasaan malu dan takut. Tidak dipedulikan di tempat kerja modern, atau dalam masyarakat yang lebih luas.

Laura Bates, pendiri Proyek ‘Everyday Sexism’, yang membantu kasus tersebut,  mengatakan,  banyak orang mau berpikir bahwa pelecehan seksual di tempat kerja adalah sesuatu dari masa lalu.

“Pada kenyataannya, itu adalah ada dan nyata, dan memiliki dampak besar pada puluhan ribu perempuan,” katanya.

Bates mengatakan, majikan atau pemilik perusahaan atau pemimpin tertinggi harus mengambil tindakan tegas dalam menangani masalah itu.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :