Tips Haru Ketika Penelepon Tawarkan Hadiah
Jakarta:Haru El Rovix, orang yang iseng dengan penipu berkedok undian berhadiah, menyarankan supaya berhati-hati ketika menerima telepon dari seseorang yang tak dikenal. Apalagi apabila sang penelepon menawarkan hadiah.
“Tanyakan dulu ke keluarga, teman atau saudara ketika di-justify menjadi pemenang undian berhadiah,” kata Haru kepada Tempo. “Confirm juga ke pihak terkait, dalam kasus saya ini BRI dan Telkomsel. Tanyakan ke CS mereka, apakah memang benar nama kita terpilih sebagai pemenang.”
Haru sebelumnya menuliskan di blognya cara dia iseng dengan penipu via telepon. Haru ‘iseng’ mengerjai penipu yang menggunakan nomor telepon 082372076290 sampai sejam lebih pada 5 November 2013. "Kebetulan lagi nganggur, kerjain aja deh. Itung-itung ngehabisin waktu liburan," kata Haru, seperti dikutip di blog-nya.
Si penipu itu menawarkan hadiah Rp 10 juta dan meminta Haru menerima hadiahnya melalui ATM BRI. Ulah Haru itupun membuat sang penipu marah di akhir pembicaraan telepon itu. Dia mengunggah hasil rekaman pembicaraannya dengan si penipu itu di blognya.
Percakapan Isengi Penipu Via Telepon (Bagian 1)
Jakarta - Haru El Rovix tak hanya sekali ditelepon orang yang berusaha menipunya dengan iming-iming pemberian hadiah atau sejenisnya. “Seingat saya ini bukan yang pertama. Kemungkinan dia mendapat nomor secara acak,” kata Haru ketika dimintai konfirmasi oleh Tempo.
Haru “iseng” mengerjai penipu yang menggunakan nomor telepon 082372076290 sampai sejam lebih pada 5 November 2013. Sang penipu sampai marah di akhir pembicaraan mereka. “Kebetulan lagi nganggur, kerjain aja deh. Itung-itung ngehabisin waktu liburan,” kata Haru, seperti dikutip di blog-nya. Si penipu menawarkan hadiah Rp 10 juta dan meminta Haru menerima hadiahnya melalui ATM.
Berikut ini transkrip obrolan Haru dan penipu itu, seperti dikutip dari blog Haru.
P: Apakah benar 0114 dari belakangnya Pak?
H: Itu nomer apa ya Pak?
P: Yang dari belakang 0119. Mohon maaf Pak.
H: 0119 itu nomer hape?
P: Iya nomer henpunnya Bapak dari belakangnya?
H: Oh iya benar Pak.
P: Nah jadi ya Pak, kami ucapkan selamat buat Bapak sekeluarganya ya. Di mana nomer henpun Bapak ini telah resmi mendapatkan penghargaan berupa uang tunai senilai 10 juta ditambah mega-bonus berupa pulsa 1 juta. Kami ucapkan selamat buat Bapak sekeluarganya ya.
H: Iyaa.
P: Baik, jadi Pak di mana hadiah akan kami kirimkan langsung hari ini juga ya. Nah... halo?
H: Iyya halo.
P: Jadi Bapak menerimanya, tidak dikenakan biaya atau perpajakan.
H: Iya.
P: Nah jadi Pak akan kami kirimkan supaya mudah, supaya gampang, ya hadiahnya Bapak ini akan kami transferkan ke rekening Bapak.
H: Iya Pak, tapi saya nggak punya rekening BR* Pak.
P: Ya ini Pak atas nama bank APA PUN bisa Pak.
H: Ohh bisa... (ane udah mulai nahan tawa dari sini )
P: Untuk menerimanya, Bapak mempunyai rekening di salah satu bank apa Pak?
H: Ada ini Pak, Mand*ri Pak.
P: Apa?
H: Mand*ri.
P: Mand*ri ya.
H: Iya.
P: Syukur alhamdulillah Pak. Masih aktif itu Pak bank BR*nya, eh, Mand*rinya?
H: Iya masih.
P: Itu sudah dilengkapi dengan kartu ATM?
H: Sudah gimana?
P: Itu sudah dilengkapi dengan kartu ATM-nya Pak?
H: Udah Pak.
P: Jadi Pak, akan kami data nomer rekening Bapak supaya kami bisa mengirimkan hadiah.
H: Oh gitu. Iya Pak boleh Pak.
P: Nah jadi Pak mohon maaf bisa disebutkan nomer rekeningnya?
H: Oh iya bentar Pak saya buka buku tabungan dulu Pak.
P: Apa?
H: Iya Pak saya lihatin dulu Pak bentar. (Jeda beberapa detik, ane nyari2 buku tabungan BR* yang ane pernah daftar waktu SMP, 10 tahunan yang lalu)
P: Halo Pak?
H: Nah ini Pak nomernya.
P: Coba Bapak sebutkan Pak, supaya kami bisa mendatanya. (Ane sebutin nomer rekening, tentunya udah ane acak dan ane kurangin 3 digit )
P: Atas nama Pak?
H: Atas nama Haru.
P: Heru?
H: Haru Pak, Haru.
P: Heru ya.
H: Haru. HARU.
P: Iya Heru.
H: (ane susah payah nahan biar ga ketawa )
P: Nah ini dibuat cabang mana Pak?
H: …(ane mikir)
P: Halo?
H: Iya Pak.
P: Ini dibuat cabang mana Pak?
H: Cabang Mangkang Pak.
P: Cabang Mang.. dimana Pak?
H: Mangkang. Semarang Pak.
P: Semarang ya.
H: Iya.
P: Jadi Pak ya. Untuk prosesnya, akan kami aktifkan pulsa dan dananya, Bapak perlu berangkat ke mesin ATM. Dari posisinya Bapak ke ATM-nya itu membutuhkan waktu berapa menit Pak?
H: Wah jauh Pak, ini saya lagi liburan di Bali itu Pak.
P: Apa?
H: Saya lagi liburan di Bali.
P: Liburan di Bali?
H: Iya.
P: Ya masak nggak ada ATM-nya Pak di Bali?
H: Ya ini masih di... pantai Pak. (Padahal ane lagi tiduran di kos )
P: Oh ya nggak apa-apa Pak ya. Bapak bisa berangkat ke ATM-nya?
H: Nanti aja gimana? Rada siang.
P: Jadi begini ya Pak, di mana suaranya Bapak ini akan kami rekam, untuk bahan bukti jika Bapak sudah menerima hadiahnya kami.
H: Iya.
P: Di mana akan kami tayangkan untuk pagi besok pukul 8.
H: Iya Pak, gitu.
P: Bapak bisa Pak sekarang juga berangkat ke mesin ATM?
H: Tapi rada jauh Pak jalannya.
P: Apa?
H: Jalannya rada jauh ini bakalan. Lagi di PANTAI ini Pak
P: Oh di pantai ya.
H: Iya.
P: Jadi Pak nggak apa-apa biar lama kan kami yang menghubungi, di mana Bapak suaranya akan kami rekam.
H: Oh gitu ya.
P: Iya. Jadi Bapak bisa Pak berangkat sekarang juga.
H: Oh iya Pak. Saya usahakan Pak.
P: Jadi henpunnya ga usah dimatikan lagi, cukup diKANTONGIN di saku bajunya Bapak.
H: Iya, iya Pak.
P: Juga Bapak jangan banyak cerita dulu kepada orang lain. Di mana suara Bapak ini kan kami rekam, jadi Bapak jangan banyak berisik.
H: Iya.
P: Jadi Bapak silakan berangkat ke mesin ATM-nya. Dan jika Bapak sudah berada di dalam mesin ATM-nya, ini password-nya Bapak bilang, "Halo bank BR*, saya udah ada dalam ruang ATM".
H: Oke Pak.
P: Coba Bapak ulangi passwordnya.
H: "Halo bank BR*, saya udah di mesin ATM" (hati ane terpingkal-pingkal)
P: Nah jadi Bapak bisa berangkat sekarang juga?
H: Oke Pak ini saya berangkat.
P: Jangan bercerita dulu ya Pak.
H: Iya Pak.
P: Silakan Pak.
H: Iya. (Ane bangun dari tiduran, telpon masih kesambung, ane ambil handuk, pergi mandi )
Ngisengi Penipu Via Telepon (Bagian 2)
Jakarta - Dalam percakapan bagian pertama, Haru El Rovix menerima telepon penipu via telepon yang mengiming-iminginya hadiah dari undian. Haru diminta ke ATM BR* terdekat guna menerima hadiah yang akan dikirimkan sang penelepon. Haru beralasan tak punya ATM itu, dan kebetulan dia punya rekening Mand*ri yang sudah tidak dipakai selama sepuluh tahun.
Sang penipu pun meminta Haru segera pergi ke ATM. Haru mencoba mengulur waktu dengan sejumlah alasan, seperti sedang berlibur di Bali. Akhirnya, Haru bicara ke penipu itu akan berangkat.
Berikut ini transkrip obrolan Haru dan penipu itu, seperti dikutip dari blog Haru. Pembicaraan kali ini melibatkan I, teman Haru berinisial TS, dan R, Penipu 2.
Setelah ditinggal mandi yang nggak sebentar (hampir 32 menit ), ane ke kamar temen sebelah.
H: Ada penipu. (percakapan asli dalam bahasa Jawa)
I: Ha?
H: Penipu (sambil nunjukin henpun ane)
I: Masih kehubung itu?
H: Masih. (Dan ane kembali ngomong di tilpun) Halo Pak?
P: Ya halo.
H: Masih di situ Pak?
P: Apa?
H: Saya udah di depan ATM ini. (Padahal lagi di depan PC )
P: Jadi sekarang Bapak ada di ruang ATM Pak?
H: Masih ngantri Pak. Masih ada 10 orang ini.
P: Jadi itu kalo Bapak udah di dalam ruang ATM-nya ya, Bapak bilang, "Halo bank BR* ya." Itu password-nya Pak.
H: Gimana Pak?
P: "Halo bank BR* saya udah ada di ruang ATM."
H: Oh gitu, nanti kaloudah di dalam ruang ATM ya
P: Iya. Di mana kita akan mengasihkan dana hadiahnya Bapak, ya.
H: Ya Pak. Masih ada 9 orang lagi ini yang ngantri Pak.
P: Ya gapapa Pak. Bapak nanti bilang, "Halo bank BR*, saya udah ada dalam ruang ATM."
H: Iya.
P: Ya silakan Pak ikut antrinya. Bapak jangan banyak cerita dulu ya.
H: Oh iya Pak. Saya sendirian kok ini. Tapi tadi jam 8 acara apa sih Pak? Yang ada pengumuman pemenangnya itu?
P: Apa Pak?
H: Tadi katanya jam 8 ada di TV pengumuman pemenangnya itu?
P: Nantinya Pak ya, akan kita tayangkan untuk besok. Untuk pagi besok pukul 8.
H: Pukul 8 di stasiun TV mana Pak?
P: Di RCT* Pak.
H: RCT* jam 8 itu bukannya Dahsy*t Pak? (backsound: suara temen ane )
P: Apa?
H: (Sambil nahan tawa) Di RCT* itu bukannya Dashy*t Pak? Acara musik.
P: Diganti Pak tayangannya.
H: Oh gitu... Diganti acaranya ya Pak.
P: Iya Pak. Nantinya itu tayangannya diganti Pak. Jadi Bapak itu jangan banyak cerita dulu ya. Ini kita rekam.
H: Oh iya.
P: Ya silakan Pak. (Ada suara musik dari tilpun si penipu. Kemudian ane ngobrol ma temen ane.)
I: Udah dari tadi?
H: Lama banget. Udah tak tinggal mandi juga. Tadi ane ngakunya lagi di pantai, trus disuruh nyari mesin ATM. Jalannya jauh, yaudah ditunggu.
I: Bilangnya menang undian apa?
H: Telk*msel. Tapi kerja sama dengan bank BR*.
I: Logat mana sih itu?
H: Kayaknya daerah Nusa Tenggara (ternyata ane salah). Dulu di Kaskus udah pernah Hot Trit beginian. Ane pernah dengerin suaranya, familiar.
(Si penipu nyela)
P: Halo Pak?
H: Masih ada 7 orang lagi Pak
P: Apa?
H: Masih ngantri ini.
P: Nanti di mana Bapak udah di dalam mesin ATM-nya ya, Bapak akan saya sambungkan dengan REKAN kami.
H: Oh iya Pak. Iya.
P: Jadi Bapak jangan asyik sendiri. Kami takut hadiahnya Bapak tidak ... (ga jelas ngomong apa)
H: Oh iya Pak. Iya iya.
P: Nantinya kalo Bapak udah di ruang ATM, Bapak sebutin password-nya.
H: Iya Pak. Yang "Halo BR*" itu tadi kan.
P: Iya. (Ane ma temen ane kembali )
H: Masih modus kayak ginian.
I: Liat nomernya.
H: 0823. Dia pulsanya dari mana ya? Nelepon lama banget. Jam segini pula. (Kembali ngomong di tilpun)
H: Halo bank BR*. Saya udah di mesin ATM ini.
P: Ini saya sambungkan dengan ASISTEN saya.
H: Iya.
P: Jadi Bapak silakan bicara Pak. (Ane ngobrol ma penipu 2)
R: Halo Pak.
H: Ya halo selamat siang.
R: Selamat siang. Bapak sudah di dalam ruang ATM-nya?
H: Iya udah di dalam ruang ATM ini Pak.
R: Silakan Bapak ikuti petunjuk kami. Jangan mendahului, jangan terlambat. Karena satu tombol kita punya waktu. Sekarang silakan Bapak masukkan kartu ATM-nya.
H: Udah masuk ini Pak.
R: Nah sekarang bisa disamakan dengan menu komputer kami Pak. Sekarang Bapak pilih bahasa Inggris.
H: Bahasa inggris ntar susah Pak. Apa enggak bahasa Indonesia aja.
R: Biar kami beri petunjuk Pak. Ini untuk disamakan dengan menu layanan komputer kami.
H: Oh iya. Berarti ini saya pilih ENG...LISH gitu ya.
R: Iya Pak biar kami bantu. Tekan udah?
H: Udah.
R: Nah sekarang Bapak tekan Proceed.
H: Proceed? Udah Pak ini saya tekan.
R: Sekarang Bapak tekan pin ATM.
H: Oh bentar, pin ATM saya ... (Jeda bentar) Nah udah masuk Pak. Ada pilihannya banyak Pak.
R: Apa pilihannya?
H: Ada informasion saldo, ada transfer, ada …
R: Bapak... Bapak.
H: Iya?
R: Bapak silakan ke ATM Pak. Ini bukan tempatnya main-main.
H: Oh gitu Pak?
R: Ya benar sekali Pak. Kami kan sudah mendata nomer rekening Bapak. Apa pun kehendak kami sudah bisa kami lakukan Pak. Kami kan dari BR* Pusat.
H: Oh gitu.
R: Benar. Bapak kan tinggal kami aktifkan pulsa di henpunnya Bapak. Nanti Bapak tinggal tekan nomer henpun untuk mengaktifkan pulsa 1 juta.
H: Tapi Pak. Tadi waktu ditanyain nomer rekening, itu kan saya ngasih nomer rekeningnya salah Pak? Kok enggak tau.
R: Begini. Kami membutuhkan walaupun sebenarnya Bapak tidak melaporkan nomer rekeningnya, atas nama dan nama cabangnya itu sudah cukup Pak. Kan kami dari BR* Pusat. Kami tinggal mendeteksi, nanti rekeningnya Bapak sudah bisa kami monitor.
H: Oh gitu.
R: Kami kan dari BR* Pusat Pak.
H: Oh iya ya.
R: Jadi begini Pak. Kalo Bapak mau diterima hadiahnya, kan kami tahu sekarang Bapak sudah di mesin ATM atau tidak (nada penipunya mulai meninggi). Karena di mesin ATM itu Pak, kami yang mengendalikan KALKULATOR ATM. Kami di sini yang memproses angka untuk tampil dinampakkan di rekeningnya Bapak.
H: Loh? Kan rekening saya Mand*ri Pak?
R: Mand*ri yang Bapak gunakan?
H: Tadi kan saya udah bilang ga punya rekening BR*. Terus saya disuruh ke Mand*ri. Lha ini saya di Mand*ri Pak.
R: Sekarang Bapak di mesin apa?
H: Mand*ri.
R: Nah Bapak kan belum di ATM sekarang. Ngerti Pak? Ha?
H: Lha ini saya udah di depan mesin ATM ini.
R: Silakan Bapak masukkan kartunya Pak.
H: Udah Pak.
R: Menunya apa?
H: Ya ini. Ada informasion, ada saldo, ada transfer.
R: Bapak kalau dana mau diterima, silakan berangkat ke ATM.
H: Lha ini saya udah di depan mesin ATM Pak!
R: Bapak, jika Bapak sudah di ATM, tombol merah kami di sini akan berfungsi untuk proses pengirimannya. Jika Bapak belum di ATM, tombol kami di sini belum berfungsi yang artinya Bapak belum di ATM.
H: Padahal saya ini udah di ATM. Mungkin ya sistemnya Bapak itu lagi bermasalah.
R: Lagi bermasalah kami di sini begitu ya.
H: Iya lha ini saya udah di depan mesin ATM.
R: BEGINI AJA PAK. BEGINI. KAMI NGGAK MAIN-MAIN PAK. DARI TADI KAMI TUNGGU BAPAK SUDAH TERLALU LAMA, INI DURASI REKAMAN KAMI SUDAH DIPROSES. JIKA HADIAH MAU DITERIMA SILAKAN. (Penipunya marah-marah)
H: Lha tadi kan saya udah bilang Pak. Saya lagi di pantai. Terus disuruh ke mesin ATM. Kan saya udah bilang. Jalannya jauh.
R: Jadi sekarang Bapak silakan ke mesin ATM Pak. Kami kan tahu Bapak di mesin ATM atau tidak. Buat apa Bapak membodohi diri Bapak sendiri. Coba pikirkan. Kami kan tahu sekarang Bapak tidak di mesin ATM. Bapak terus ngeyel Bapak di ATM.
H: Lah. Lha emang kenyataannya saya di ATM Pak.
R: Sumpah?
H: Harus bersumpah ya Pak?
R: Bersumpah Pak. Untuk kita pastikan keyakinan. Karena kami tahu Bapak tidak di ATM. Coba Bapak bersumpah.
H: Oh ya Pak. SUMPAH!
R: Sumpah apa?
H: Ha?
R: Sumpah apa?
H: Sumpah saya di ATM!
R: Sumpah Bapak di ATM?
H: Iya.
R: Demi apa?
H: Ya demi apa Pak?
R: Demi apa Bapak di sana?
H: Ya demi saya Pak!
R: Sumpah kok demi saya. Karena Bapak tidak di ATM Pak. Silakan Bapak saya sambungkan lagi dengan KARYAWAN yang tadi.
H: Oh iya. (Ane kembali ngobrol ma penipu 1)
P: Halo Pak?
H: Ya halo Pak.
P: Gimana Pak?
H: Ya gimana. Saya udah di ATM tapi nggak diterima itu Pak.
P: Tidak diterima bagaimana. Kata TEMEN saya ya Pak ya, Bapak itu tidak ada di ruang ATM.
H: Kan saya di ATM Mand*ri.
P: Jadi begini ya Pak ya. Di mana kalo Bapak ada di ruang ATM-nya, di mana jika Bapak memasukkan kartu ATM-nya, tombol merah kami di sini berfungsi Pak.
H: Ohh... gitu ya Pak ya.
P: Iya. Jadi kalo Bapak bermain-main dengan kami, lebih baik Bapak nggak usah menerima hadiahnya kami.
H: Oh yaudah kalo gitu Pak. Hadiahnya buat orang lain aja deh. Atau buat Bapak sendiri aja. Atau temennya Bapak yang barusan itu Pak. Nggak papa deh hadiahnya.
P: Temen saya mana Pak?
H: Lha itu. Yang barusan di sebelah Bapak itu lho. Yang barusan nelpon ngakunya dari BR* Pusat. Itu hadiahnya buat temen Bapak itu aja.
P: Itu atasan kami Pak. Bapak itu bilangnya jangan yang ... Halo?
H: Ya halo.
P: Bapak bicaranya jangan mroses* aja Bapak itu kan ada pendidikan Pak. Bapak itu kan tau mana yang baik, mana yang tidak baik. (Ane malah diceramahin)
H: Pendidikan saya nggak tinggi sih Pak. Maaf.
P: Oh berarti Bapak itu berhenti sekolahnya SD? Apa TK?
H: Nggak Pak. Saya ini lulusan MTs. (maaf lho)
P: MTs.. Kalo Bapak di MTs semestinya Bapak tau. Mana itu pendidikan, mana enggak.
H: Saya juga tahu Pak. Mana PENIPU mana enggak.
P: Jadi gimana kami mau menipu Pak? Di mana letaknya?
H: Ya kurang tahu. Bapak dapet nomer saya dari mana?
P: Kan sudah saya bilang. Kami bekerja sama dengan pihak Telk*msel. Jadi kami mengajak pelanggan pengguna jaringan Telk*msel. Nah yang terpilih nomer henpunnya Bapak. Jadi di mana kalo Bapak menonton tadi pagi yang pukul 8 di RCT* itu Bapak nggak ada cerita yang begini begini.
H: Tapi tadi jam 8 di RCT* acara musik Dahsy*t Pak.
P: Apa dia?
H: Ya acara musik Dahsy*t di RCT*.
P: Itu jadwalnya diganti Pak. Kalo menonton Bapak itu pasti tau. Kalo Bapak nggak menonton pasti Bapak nggak tau. (Ya iyalah.. ngapain ane nonton gituan?)
H: Terus sekarang gimana ini Pak?
P: Sekarang hadiahnya mau diterima atau tidak Pak?
H: Nggak usah deh Pak. Saya ikhlaskan. Buat temen Bapak yang dari BR* Pusat itu tadi.
P: Bapak ini nggak ada kata sopan santun sama sekali. Teman... teman... Teman... teman. Itu ATASAN saya Pak. Bapak itu bicaranya nggak sopan sekali (lagi-lagi ceramah). Gini ya Pak. Nomer rekeningnya Bapak. Ini atas nama atau cabangnya saja kami bisa memblokirkan kartu ATMnya Bapak.
H: Ya Pak silakan diblokir. Tadi udah saya kasih nomer rekeningnya kan?
P: Nomer rekening itu sebenarnya nggak perlu Pak. Yang kami perlukan itu atas nama banknya, cabang mana dibuat. Sudah kami catat Pak. Kalo Bapak mau bermain-main, nantinya kartu ATM Bapak akan kami blokir.
H: Iya Pak. Diblokir aja nggak papa.
P: Iya baiklah. Jadi untuk hadiahnya pun Bapak nggak mau menerima?
H: Ya.
P: Silakan Bapak 5 MENIT dari sekarang, lihat kartu ATM-nya. Masih bisa dipergunakan atau tidak.
H: Emang itu nomer rekeningnya udah sejak lama nggak saya gunakan juga sih Pak.
P: Oww... Pantes Pak ya itu berarti nggak aktif Pak.
H: Oh iya. Pantes. Tadi nggak nyambung gitu.
P: Pantes aja Bapak itu mau bermain-main kepada kami ya. Dasar Bapak itu BODOH sekali Bapak itu. Ngakunya pendidikan tapi Bapak itu lagi TK.
H: Lha kan tadi udah bilang saya lulusan MTs Pak.
P: Bapak itu lulusan TK Pak.
H: MTs Pak. Madrasah Tsanawiyah.
P: Teeeeee Kaaaaaa.. Teeeeee Kaaaaaa~ Bapak tau nggak TK? Tempat anak kecil.
H: Oh Taman Kanak-kanak Pak.
P: Jadi pantes aja Bapak mau bermain-main kepada pihak kami. Bapak itu kelulusannya TK. Kalo Bapak itu kelulusannya MTs atau SMP, SMA, nah itu ngerti Pak pendidikan. Mana bagusnya, mana tidaknya.
H: Bapak itu berarti lulusan sarjana ya?
P: Saya itu Pak ya, SELALU SARJANA.
H: Selalu sarjana Pak? Udah berapa kali sarjana berarti Pak? (temen ane)
P: Apa Pak?
H: Tadi Bapak bilang “selalu sarjana”. Berarti Bapak udah kuliah lama sekali Pak.
P: Saya itu sekolahnya berkali-kali Pak. Saya mengulang sekolah untuk menambah peningkatan saya.
H: Wah beruntung sekali berarti Pak bisa sekolah berkali-kali.
P: Ya pantes aja Pak. Saya ini udah 3x kelulusan.
H: Universitas mana aja Pak kalo boleh tau?
P: Apa?
H: Lulusan universitas mana aja kalo boleh tau.
P: Buat apa Bapak tau kalo Bapak itu kelulusannya TK.
H: Oh berarti nggak boleh ya Pak anak TK cita-cita jadi sarjana?
P: Iya. Jadi itu saja Pak ya. Bapak liat aja 5 MENIT atau 2 JAM lagi pastinya tidak bisa dipergunakan lagi kartu ATM-nya.
H: Oh iya Pak.
P: Jadi silakan Pak. Selamat siang.
H: Ya selamat siang. Terima kasih atas hiburannya siang ini Pak. Ini saya rekam nanti saya upload ya Pak. Oke. Terima Kasih.
P: Sama-sama. Anj*ng!
Hati - Hati Penipu Lewat Telepon Menawarkan Hadiah - Bonus Tips Ngerjain Penipu
investigasi
,
modus operandi
,
reportase
,
telisik
,
telusur
Edit
0 komentar :
Post a Comment