Rahasia Kaya Tanpa Usaha dan Kerja Keras

Dari Porkas sampai SDSB

PERJUDIAN di Indonesia punya latar belakang sejarah panjang, setidak-tidaknya sudah ada sejak zaman penjajah Belanda. Pada umumnya, dulu perjudian selalu terkait dengan dunia malam dan hiburan. Di bawah kekuasaan Belanda di Indonesia, judi berlangsung dengan sebuah ordonansi yang dikeluarkan residen setempat.

Judi dalam bentuk lotre sudah ada sejak tahun 1960-an yang zaman itu lebih dikenal dengan nama lotre buntut. Pada masa itu, di Bandung ada lotre yang disebut Toto Raga sebagai upaya pengumpulan dana mengikuti pacuan kuda. Sedangkan di Jakarta semasa Gubernur Ali Sadikin muncul undian lotre yang diberi nama Toto dan Nalo (Nasional Lotre).

Tahun 1965, Presiden Soekarno mengeluarkan Keppres No 113 Tahun 1965 yang menyatakan lotre buntut merusak moral bangsa dan masuk dalam kategori subversi. Memasuki Orde Baru, lotre ini terus berkembang. Tahun 1968, Pemda Surabaya mengeluarkan Lotto (Lotre Totalisator) PON Surya yang tidak ada kaitannya dengan penyelenggaraan olahraga, hanya berdasarkan undian. Tujuannya menghimpun dana bagi PON VII yang akan diselenggarakan di Surabaya tahun 1969.

Pada tahun 1974, Toto KONI dihapus. Pemerintah melalui Menteri Sosial Mintaredja (saat itu) mulai memikirkan sebuah gagasan untuk menyelenggarakan forecast sebagai bentuk undian tanpa menimbulkan ekses judi. Setelah studi banding selama dua tahun, Depsos berkesimpulan, penyelenggaraan forecast Inggris dilaksanakan dengan bentuk sederhana dan tidak menimbulkan ekses judi. Selain itu, perbandingan yang diperoleh penyelenggara tebakan, pemerintah, dan hadiah bagi si penebak 40-40-20.

Tahun 1976, setelah meminta penilaian lagi dari Kejaksaan Agung, Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) dan Departemen Dalam Negeri, rencana Depsos untuk menyelenggarakan forecast tidak mendapat tantangan dan merencanakan pembagian hasil 50-30-20. Rencana itu belum bisa terlaksana, karena Presiden Soeharto bersikap hati-hati dan meminta untuk dipelajari lebih dalam lagi.

Dibutuhkan waktu sekitar tujuh tahun untuk melaksanakan undian forecast ini.

Tanggal 28 Desember 1985, Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola diresmikan, diedarkan, dan dijual. Porkas dimaksudkan menghimpun dana masyarakat untuk menunjang pembinaan dan pengembangan prestasi olahraga Indonesia. Porkas lahir berdasarkan UU No 22 Tahun 1954 tentang Undian, yang antara lain bertujuan agar undian yang menghasilkan hadiah tidak menimbulkan berbagai keburukan sosial.

Berbeda dari Toto KONI, Porkas tidak ada tebakan angka, melainkan penebakan M-S-K atau menang, seri, dan kalah. Perbedaan lain, kalau Toto KONI beredar sampai ke pelosok daerah, maka Porkas beredar hanya sampai tingkat kabupaten dan anak-anak di bawah usia 17 tahun dilarang menjual, mengedarkan, serta membelinya.

Kupon Porkas ini terdiri atas 14 kolom dan diundi seminggu sekali, setelah 14 grup sepak bola melakukan 14 kali pertandingan. Jadwal pertandingan ditentukan oleh PSSI dari jadwal di dalam dan luar negeri. Setiap pemegang kupon yang tahun 1985 senilai Rp 300 menebak mana yang menang (M), seri (S), dan kalah (K). Penebak jitu 14 kesebelasan mendapat hadiah Rp 100 juta.

Pada tanggal 11 Januari 1986, penarikan pertama Porkas dilakukan. Sampai dengan akhir Februari tahun yang sama, dana bersih yang dikumpulkan dari penyelenggaraan Porkas ini mencapai Rp 1 miliar. Pertengahan tahun 1986, pengedaran Porkas dilakukan melalui sistem loket. Para distributor, agen, subagen yang terbukti melakukan penyimpangan dipecat oleh Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS), sebuah yayasan yang juga mengelola Undian Tanda Sumbangan Berhadiah.

Bulan Oktober 1986, dana Porkas yang terkumpul sudah mencapai Rp 11 miliar, dari target Rp 13 miliar yang ditetapkan hingga akhir tahun. Dari jumlah ini, KONI Pusat mendapat Rp 1,5 miliar, KONI daerah Rp 4,5 miliar, PSSI Pusat Rp 1,4 miliar, Kantor Menpora Rp 250 juta, Asian Games X Seoul Rp 250 juta, administrasi antara Rp 8,5 miliar dan Rp 9 miliar, dan Rp 4 miliar didepositokan sebagai "dana abadi".

Akhir tahun 1987, Porkas berubah nama menjadi Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah (KSOB) dan bersifat lebih realistis. Dalam SOB ada dua macam kupon, kupon berisi tebakan sepak bola. Kali ini yang ditebak pada kupon tidak lagi menang-seri-kalah seperti pada Porkas, tetapi juga skor pertandingan, bahkan skor babak pertama dan babak kedua. Kupon SOB kedua berisi tebakan sepak bola dan tebakan huruf. Dalam kurun waktu Januari-Desember 1987, SOB menyedot dana masyarakat Rp 221,2 miliar.

Pertengahan tahun 1988, Fraksi Karya Pembangunan dan Fraksi Persatuan Pembangunan menyatakan, SOB dan TSSB (Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah) menimbulkan akibat negatif. Yakni, tersedotnya dana masyarakat pedesaan dan akan memengaruhi kehidupan perekonomian daerah.

Pertengahan bulan Juli 1988, Mensos Dr Haryati Soebadio dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR menegaskan, kupon KSOB dan TSSB tahun 1988 diperkirakan menyedot Rp 962,4 miliar dana masyarakat. Artinya, meningkat empat kali dibandingkan dengan hasil penjualan tahun 1987. Tanggal 1 Januari 1989, SOB dan TSSB dihentikan dan diganti permainan baru bernama Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB). Tujuan SDSB, menyumbang dengan beriktikad baik dan terbagi atas dua macam kupon; Kupon A seharga Rp 5.000 dengan hadiah Rp 1 miliar, dan Kupon B seharga Rp 1.000 dengan hadiah Rp 3,6 juta. Kedua kupon ini ditarik seminggu sekali dengan jumlah yang diedarkan 30 juta lembar (Kupon A sebanyak 1 juta lembar dan Kupon B sebanyak 29 juta lembar).

Pajak penghasilan lotre-lotre tersebut yang harus dibayar berturut-turut tahun 1986 Rp 2 miliar, tahun 1987 Rp 3 miliar, tahun 1988 Rp 4 miliar, dan tahun-tahun berikutnya Rp 8 miliar. Pada tahun 1991, berdasarkan kesepakatan dengan Dirjen Pajak, pelaksana/ pengelola harus membayar pajak pertambahan nilai (PPN) Rp 13,4 miliar, pajak hadiah undian dan PPh Rp 12 miliar, sehingga total pajak yang harus dibayarkan adalah Rp 25,4 miliar.

Pada tanggal 25 November 1993, pemerintah mencabut dan membatalkan pemberian izin untuk pemberlakuan SDSB tahun 1994. Lotre SDSB di Indonesia berakhir setelah sebelumnya didahului berbagai demonstrasi mahasiswa anti-SDSB.

Setelah itu, Dana Masyarakat untuk Olahraga (Damura), namun ditunda hingga semua persoalan yang menyangkut penggalangan dana masyarakat itu sudah jelas. Selain itu, penundaan dilakukan untuk menunggu keputusan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan DPR.

Konsep Penjualan

Ada tiga hal perlu diklarifikasi sebelum meluncurkan Damura. Pertama, konsep penjualan Damura termasuk judi atau tidak. Kedua, target penjualan kalangan menengah ke atas saja. Ketiga, porsi untuk olahraga yang hanya 6,5 persen harus diperbesar.

Kontroversi Damura berlalu, menyusul dibatalkan beroperasi. Semoga kontroversi Damura ini dirasakan sebagai pelajaran berharga. Perlu disadari, pembinaan olahraga bukanlah semata-mata masalah uang, melainkan lebih dari itu adalah dedikasi. Seperti yang menjadi Tap MPR: olahraga adalah upaya pemberdayaan individu yang akhirnya bermuara pada pemberdayaan bangsa.

Setelah itu muncul kupon asuransi kematian. Menteri Sosial (Mensos) H Bachtiar Chamsyah menilai kupon asuransi kematian pada 1 Agustus 2003 yang akan diterbitkan Departemen Sosial (Depsos). Namun bukan bentuk judi, seperti pada Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah (SDSB).

Kupon asuransi kematian, yang akan dijual Rp 3.000 per lembar, berlaku seminggu, sehingga jika si pembeli selama seminggu berlakunya kupon itu meninggal, maka mendapat santuan Rp 7,5 juta. Namun juga gagal.

Menteri mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 673/HUK-UND/2003. Izin yang diberikan Departemen Sosial adalah izin undian gratis bagi penonton pertandingan olahraga dan pelaksanaannya mulai 1 Februari 2004.

Persoalan perjudian selalu memunculkan dua pendapat. Pertama, judi itu -sesuai dengan ajaran agama- haram hukumnya. Tidak ada tawar-menawar. Namun sisi kedua lainnya, malah berpendapat semua harus disikapi realistis. Jika judi tidak dilokalisasi, maka hanya mereka pemilik senjata dan modal nekat saja yang akan mengambil untung miliaran rupiah dari perputaran uang di atas meja judi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta (1966-1977) Ali Sadikin termasuk orang yang realistis. Dalam "sejarah" perjudian Jakarta, dialah yang melegalkan judi dan mengambil keuntungan dari perjudian itu untuk membangun DKI Jakarta. Dalam memoarnya yang ditulis Ramadhan KH, tersirat makna perjudian liar itu tidak akan mampu dimusnahkan.

Jika judi liar dibiarkan begitu saja, maka hanya orang-orang bersenjata yang akan menikmati uang haram yang ternyata nikmat itu. Karena itu, Bang Ali mengeluarkan landasan legal hukum melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1957 yang memungkinkan pemerintah daerah memungut pajak atas izin perjudian.

Memang kemudian dari hasil dilegalkannya perjudian, Jakarta pun dapat tampil sebagai ibu kota negara Indonesia dengan lebih cantik. Bukan hanya jalan-jalan di Kota Jakarta yang sedang merangkak menjadi kota metropolitan saja yang menjadi licin. Berbagai sarana pendidikan hingga gelanggang olahraga pun dapat didirikan dari uang pajak perjudian. Kantong kas daerah pun saat itu mendapat pajak judi mencapai Rp 20 miliar.

Bukan hanya di Jakarta yang berkembang biak perjudian liar. Tetapi makin kental dan identik dengan beking oknum dan dunia preman yang selanjutnya merebak ke pelosok negara ini. Ketika Soeharto mendapat legitimasi penuh sebagai presiden, malu-malu tetapi kontinu mulai mencoba meluncurkan berbagi jenis permainan judi yang berkedok pencarian dana pembinaan olahraga.

Hal ini dilakukan lewat Menteri Sosial, yang kemudian muncul Kupon Berhadiah Porkas Sepak Bola, Porkas, Kupon Sumbangan Olahraga Berhadiah (KSOB) disusul Tanda Sumbangan Sosial Berhadiah (TSSB). Pada intinya semua itu memang judi, namun siapa berani saat itu?

Masa pemerintahan KH Abdurrahman Wahid pun ternyata belum bisa melepaskan Jakarta -apalagi Indonesia- dari kegiatan perjudian yang dilarang semua agama. Gus Dur pernah meminta polisi menangkap bandar judi di kapal pesiar. Dia juga menyebut lokasi perjudian di Pulau Ayer yang harus ditutup.

Pajak atau apa pun namanya, dari perjudian hanya dinikmati oleh segelintir orang yang memiliki kekuatan saja. Senjata itu bisa senjata beneran atau senjata dalam bentuknya yang baru, kekuasaan, dan kewenangan pengambil kebijakan.

Panduan Bermain Togel


Panduan dan cara Bermain Judi Togel, Berikut kami sampaikan cara / panduan untuk anda sehingga memudahkan dan bisa membantu serta memandu anda dalam bermain taruhan Judi Togel

Jenis permainan yang disajikan pada Taruhan Togel secara online adalah:
- 4D, 3D dan 2D
– Colok bebas
– Colok bebas 2D
– Colok Jitu
– SI
– Mono Stereo
– Besar Kecil
– Ganjil Genap
– Tengah Tepi
– Macau

Struktur nomor keluar misalnya: A B C D
berarti:
A = AS
B = KOP
C = Kepala
D = Ekor
4D, 3D dan 2D
Menebak 4 angka, 3 angka dan 2 angka.
Struktur: ABCD
Misalnya keluar: 4321
Berarti pemenang untuk
4D = 4321
3D = 321
2D = 21

Colok Bebas
Menebak satu angka dari 4D. Posisi angka bisa dimana saja.
Analisis I:
Keluar: 4321
Misalnya dibeli 3 dengan nilai 100.000,-.
Berarti menang:
100.000,- + (Indeks kemenangan untuk colok bebas)
Analisis II:
Keluar: 4331
Misalnya dibeli 3 dengan nilai 100.000,-.
Berarti menang:
100.000,- + (Indeks kemenangan untuk colok bebas) x 2
dan seterusnya untuk setiap kembaran yang berhasil ditebak, otomatis mendapat kelipatan (Indeks kemenangan untuk colok bebas).

Colok Bebas 2D
Cara kerjanya seperti colok bebas tapi mesti yang keluar 2 angka. Posisi angka bisa dimana saja.
Analisis I:
Keluar: 4321
Misalnya dibeli 43 dengan nilai 100.000,-.
Berarti menang:
100.000,- + (Indeks kemenangan untuk colok bebas 2D) x 2
Analisis II:
Keluar: 4331
Misalnya dibeli 43 dengan nilai 100.000,-.
Berarti menang:
100.000,- + (Indeks kemenangan untuk colok bebas 2D) x 3
Analisis II:
Keluar: 4331
Misalnya dibeli 40 dengan nilai 100.000,-.
Berarti Kalah
dan seterusnya untuk setiap kembaran yang berhasil ditebak,
otomatis mendapat kelipatan (Indeks kemenangan untuk colok bebas 2D).

Colok Jitu
Menebak satu angka pada posisi tertentu dari 4D.
Analisis I:
Keluar: 4321
Misalnya dibeli 4 pada posisi Ribuan dengan nilai 100.000,-.
Berarti menang:
100.000,- + (Indeks kemenangan untuk colok jitu)
Analisis II:
Keluar: 4331
Misalnya dibeli 3 pada posisi Ratusan dengan nilai 100.000,-.
Berarti menang:
100.000,- + (Indeks kemenangan untuk colok jitu). Hasilnya sama dengan analisis I karena hanya memperhatikan posisi yang dipasang.
Analisis III:
Keluar: 4331
Misalnya dibeli 4 pada posisi Ekor dengan nilai 100.000,-.
Berarti kalah. Biarpun nilai 4 keluar pada posisi AS tapi tidak akan mepengaruhi pemilihan di posisi Ekor.

SI
Menebak satu angka dari posisi Depan, Tengah, Belakang.
Analisis I:
Keluar: 4321
Misalnya dibeli posisi depan 3 dengan nilai 100.000,-.
Berarti menang:
100.000,- + (Indeks kemenangan untuk SI)
Analisis II:
Keluar: 4331
Misalnya dibeli posisi tengah 3 dengan nilai 100.000,-.
Berarti menang:
100.000,- + ((Indeks kemenangan untuk SI) x 2).

Mono Stereo
Menebak mono/stereo.
Permainan ini sangat menarik karena pasarannya naik turun sesuai keinginan market pada waktu tersebut.
Dengan demikian, nilai pembelian dipengaruhi kei (pasaran).
Menebak besar/kecil dari posisi:
Depan
Tengah
Belakang
Mono/Stereo: Mono = 2 angka genap ganjil sama misal genap-genap atau ganjil ganjil, Stereo=2 angka genap ganjilnya beda.
Keluar: 4327
Berarti pemenang adalah yang memilih:
Depan – Stereo
Tengah – Stereo
Belakang – Stereo
Jika anda membeli dengan dana Rp. 100.000,- untuk Depan Stereo, menang = 100.000,- + (indeks pasaran Stereo).
Jika anda membeli dengan dana Rp. 100.000,- untuk Depan Mono, kalah = 100.000,- + (indeks pasaran Mono).

Besar Kecil
Menebak besar/kecil.
Permainan ini sangat menarik karena pasarannya naik turun sesuai keinginan market pada waktu tersebut.
Dengan demikian, nilai pembelian dipengaruhi kei (pasaran).
Menebak besar/kecil dari posisi:
Ribuan
Ratusan
Kepala
Ekor
Besar/Kecil: 0-4=kecil, 5-9=besar
Keluar: 4327
Berarti pemenang adalah yang memilih:
Ribuan ? Kecil
Ratusan ? Kecil
Kepala ? Kecil
Ekor ? Besar
Jika anda membeli dengan dana Rp.100.000,- untuk Ribuan Kecil, menang = 100.000,- + (indeks pasaran Ribuan Kecil).
Jika anda membeli dengan dana Rp.100.000,- untuk Ribuan Besar, kalah = 100.000,- + (indeks pasaran Ribuan Besar).

Ganjil Genap
Menebak ganjil/genap.
Permainan ini sangat menarik karena pasarannya naik turun sesuai keinginan market pada waktu tersebut.
Dengan demikian, nilai pembelian dipengaruhi kei (pasaran).
Menebak ganjil/genap dari posisi:
Ribuan
Ratusan
Kepala
Ekor
Ganjil/Genap: 1 = ganjil, 2 = genap dan seterusnya
Keluar: 4327
Berarti pemenang adalah yang memilih:
Ribuan ? Genap
Ratusan ? Ganjil
Kepala ? Genap
Ekor ? Ganjil
Jika anda membeli dengan dana Rp.100.000,- untuk Ribuan Genap, menang = 100.000,- + (indeks pasaran Ribuan Genap).
Jika anda membeli dengan dana Rp.100.000,- untuk Ribuan Ganjil, kalah = 100.000,- + (indeks pasaran Ribuan Ganjil).

Tengah Tepi
Menebak tengah/tepi dari posisi 2D
Tengah = Diantara 25 sampai 74
Tepi = Diantara 00 sampai 24 dan 75 sampai 99
Analisis I:
Keluar: 4321.
Permainan ini hanya memperhatikan posisi 2D, 21 = tepi
Misalnya dibeli posisi tepi dengan nilai 100.000,-.
Berarti menang:
100.000,- + (Indeks kemenangan untuk tengah-tepi).

Macau
Menebak besar/kecil dan ganjil/genap dari kepala dan ekor.
Nilai pembelian ditentukan pasaran (kei) pada saat itu.
Struktur: 2 angka terakhir
Kecil = angka 0-4
Besar = angka 5-9
Ganjil = 1,3,5,7,9
Genap=0,2,4,6,8
Analisis I:
Keluar: 1234,
3 = Kecil
4 = Genap
Berarti keluar: Kecil Genap
Analisis II:
Keluar: 5678,
7 = Besar
8 = Genap
Berarti keluar: Besar Genap
menang = 100.000,- + (indeks menang untuk Macau)

Kaya Tanpa Usaha

Masyarakat  indonesia memiliki beberapa tradisi yang dipercaya dapat membuat mereka menjadi kaya mendadak.sebuah tradisi yang membudaya dan sudah mengakar sekaligus tradisi yang di benci tetapi diminati oleh banyak orang.

Keinginan untuk cepat kaya tanpa mau berkerja keraslah yang membuat tradisi ini terus mengakar.sekuat apapun usaha yang dilakukan untuk memberantasnya,selama kemiskinan masih lebih dominan di lingkungan masyarakat,itu akan sia sia.tradisi itu bernama TOGEL yang lebih menggiurkan darpada mengayuh becak.

Semua orang pasti ingin menjadi kaya,tapi belum tentu semua orang itu mau berkerja .rumusan yang pasti dari kehidupan ini agar tetap bisa makan adalah berkerja dan usaha.bagi mereka yang sangat gila togel,berjudi togel dianggap sebagai usaha yang tidak mengeluarkan keringat banyak tetapi uang yang dapat cukup banyak.sebuah pemikiran,bahkan bisa disebut sebagai idealisme yang aneh tapi nyata.

DIMINATI BERBAGAI KALANGAN

Peminat togel bisa datang dari berbagai kalangan.togel bukan hanya ramai diminati oleh mereka yang kekurangan secara ekonomi.kalangan dengan status ekonomi menengah dan ekonomi atas pun banyak yang meminatinya.semua kalangan masyarakat itu sama sama menggiilai togel.perbedaan yang terjadi diantara mereka adalah alasan atau motif mengappa togel menjadi suatu tradisi yang diminati.

Masyarakat yang datang dari keadaan ekonomi rendah mencintai togel karena ingin cepat kaya dan mengubah nasibnya.berbeda dengan masyarakat yang datang dari golongan menengah atas,mereka hanya karena hobi dan kepuasan batin ketika menang dalam mempertaruhkan sesuatu .mereka menganggap berjudi togel sebahai sebuah kesenangan.

Togel seperti sebuah ikatan yang mengikat kuat masyarakat yang sudah terlanjur masuk didalamnya .menimbulkan keengganan untuk pergi bagi mereka uang sudah terlanjur datang.togel adalah candu,sebuah candu yang mematikan nalar serta nilai nilai baik yang ada pada diri seseorang.

Menanggapi banyaknya keresahan yang ditimbulkan oleh togel, ada baiknya kita bersama-sama saling menyadari diri dan saling memberi tahu bahwa sesungguhnya togel itu adalah sesuatu yang benar-benar merugikan masyarakat. Togel benar-benar merupakan judi yang menguntungkan satu pihak saja yaitu bandar judi togel sendiri, sehingga dapat merupakan suatu penipuan dan pembodohan bagi masyarakat. Tetapi masyarakat tidak pernah sadar akan hal ini, mereka hanya tergiur akan pelipat-gandaan uang mereka ketika menang, tanpa memperhitungkan uang setiap hari yang dikeluarkan untuk membeli sebuah nomor. Ketika seseorang menang, maka berita tersebut akan tersebar ke mana-mana sehingga seolah-olah dengan mudahnya seseorang mendapat uang banyak hanya dengan mengeluarkan sedikit uang. Tetapi ketika mereka kalah, tidak ada yang membicarakan hal ini. Anehnya, masyarakat yang berpendidikan pun ikut terpengaruh oleh judi ini. Terkadang banyak orang tua yang tidak bisa membayar uang sekolah anaknya di SD gara-gara uangnya digunakan untuk membeli nomor. Para sopir sering lupa menjemput majikannya hanya karena asyik bermain angka-angka, mencari rumus yang diyakininya membuahkan sebuah nomor yang tepat. Segala mimpi ditafsirkan dalam bentuk angka, hidup mereka jadi dipenuhi dengan penafsiran angka.

Bagaimanakah sesungguhnya togel ini merugikan? Mari kita lihat dari sudut pandang matematis, yaitu dari teori probabilitas. Ketika seseorang membeli dua angka, maka banyaknya model dua angka yang akan muncul ada 10 x 10 yaitu sebanyak 100 model angka. Karena dengan menggunaka kaidah permutasi dengan boleh menggunakan angka berulang setiap angka (dari 0 sampai 9) mendapatkan kesempatan sama untuk muncul pada kedua urutan bilangan tersebut. Model angka itu adalah 01, 02, 03, dan seterusnya sampai 99. Sedangkan setiap satu nomor yang dipilih memiliki kesempatan untuk menang adalah seperseratus. Dengan kata lain di antara seratus pemasang hanya satu yang menang sedangkan 99 lagi akan kalah. Seharusnya kalau permainan ini fair, jika seorang bernasib mujur, ia harus mendapat seratus kali lipat dari jumlah uang yang dipasangkannya.

Jika harga satu nomor Rp 1.000,00, maka seandainya dia menang dia harus mendapat uang Rp 100.000,00, tetapi jika orang menang itu hanya mendapat Rp 60.000,00, maka bandar togel itu sudah untung Rp 40.000,00. Itu baru untuk satu tempat, bagaimana kalau dia punya sampai 100 tempat berarti dia sudah untung Rp 4 000.000,00, hanya pada dua nomor itu.
Tetapi jika nomor yang dibeli terdiri dari tiga, empat, lima dan seterusnya lagi, maka keuntungan yang dikeruk jauh lebih besar lagi. Mari kita lihat untuk yang empat nomor.

Jika membeli empat nomor, maka ada sebanyak 10 x 10 x 10 x 10 yaitu 10.000 model nomor yang akan keluar. Berarti kemungkinan menangnya adalah seperseratus ribu. Dengan kata lain ada sebanyak 9.999 nomor yang akan kalah. Berati jika harga satu nomor adalah Rp 2.500,00, maka seharusnya jika dia menang dia mendapatkan uang sebanyak Rp 25.000.000,00. Meskipun ini tidak selalu terjadi secara sempurna, anggaplah nomor yang terbeli hanya lima puluh persennya, berarti dari Rp 12.500.000, bandar akan mendapatkan keuntungan Rp. 10.000.000,00 jika yang bernasib mujur mendapat hadiah Rp. 2.500.000,00. Ini memang luar biasa! Itu pun jika angka yang muncul memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih (random sampling), tetapi kemungkinan curang disini pun sering sekali terjadi. Karena kewenangan itu milik mereka, misalnya ketika dalam pantauan mereka ada nomor yang tidak ada orang yang sebagai pemenang. Hal ini bisa saja terjadi, sehingga keuntungan bagi mereka semakin banyak.

Dengan melihat kenyataan seperti itu, masih beranikah kita membuang uang hanya untuk membuat kaya si bandar togel? Apalagi sebagai orang yang berpendidikan, masyarakat seharusnya sadar, tidak ada cara untuk mendapatkan uang dengan mudah, kecuali bekerja dengan menggunakan kekuatan fisik, fikiran dan keahlian. Betapa malunya kita jika setiap hari memperbincangkan masalah nomor togel yang keluar. Setiap hari mengutak-atik rumus untuk mendapatkan angka tertentu, semua buku rumus dikeluarkan, semua model perumusan dijumlahkan, entah dari mana datangnya. Pernah suatu ketika penulis berpura-pura menanyakan bagaimana menggunakan rumus tersebut, untuk mendapatkan sebuah nomor. Dengan antusias dan penuh keyakinan seseorang menjelaskan perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan bilangan tersebut, sehingga mendapatkan bilangan tertentu. Bahkan penulis diberi salinan nomor-nomor yang menjadi kunci pergerakan bilangan tersebut.

Pernah juga suatu ketika penulis sengaja mendengarkan percakapan dua orang sopir tentang pemasangan togel ini. Begitu yakinnya dia akan nomor yang keluar, dia sampai menggadaikan sepeda motornya untuk membeli empat nomor yang diyakininya sebanyak sepuluh nomor, tapi apa yang terjadi? Nomor itu tidak ada yang keluar, bahkan sepeda motor pun melayang. Di pedesaan lebih menyedihkan lagi, masyarakat sudah hidup dalam kemiskinan, yang hanya memikirkan apa yang bisa dimakannya besok, harus setiap hari membuang uangnya untuk membeli nomor. Bahkan anak mereka minta jajan atau beli buku tidak dihiraukan, yang penting mereka dapat membeli nomor. Begitu pula dalam kehidupan bermasyarakat, untuk urunan Rp 1.000,00 bagi kepentingan pembangunan pura, sanggah ataupun banjar saja mereka tidak mampu, padahal itu untuk kepentingan yadnya, tetapi untuk membeli togel mereka selalu menyisihkan uangnya. Ke mana akal sehat masyarakat kita? Pada waktu senggang seharusnya mereka memikirkan apa yang mesti dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup, tetapi justru yang dibicarakan adalah togel. Seandainya ini dibiarkan terus menerus jelas akan menghancurkan kehidupan masyarakat.

Masyarakat Bali pada umumnya sangat percaya dengan adanya hukum karma pala, sama seperti dalam matematika 2 x 2 = 4. Tidak mungkin menjadi 6. Siapa yang dengan mudah menjadi bandar togel, maka dia telah melakukan penipuan dan pembodohan terhadap orang lain, karena hanya dengan memanfaatkan uang rakyat ia ingin mengeruk kekayaan dengan cepat. Kalau hal ini tidak bisa ditangkap, berarti ada pihak-pihak tertentu yang melindunginya. Pihak-pihak tertentu ini justru memiliki lebih banyak dosa karena telah melindungi orang yang telah melakukan penipuan dan pembodohan terhadap masyarakat. Mudah-mudahan tulisan ini membuat kita semua sadar bahwa ternyata togel dapat menghancurkan masa depan bangsa.

Kaya Tanpa Perlu Kerja Keras

Seseorang terseret ke arena meja judi karena berbagai sebab. Yang paling umum ingin cepat kaya tanpa terlalu banyak kerja keras. Penjudi sendiri terdiri dari beberapa golongan, antara lain: kelas menengah ke atas dan kelas menengah ke bawah. Golongan pertama menghabiskan uangnya karena hobi.

Seseorang terseret ke arena meja judi karena berbagai sebab. Yang paling umum ingin cepat kaya tanpa terlalu banyak kerja keras. Penjudi sendiri terdiri dari beberapa golongan, antara lain: kelas menengah ke atas dan kelas menengah ke bawah. Golongan pertama menghabiskan uangnya karena hobi, ingin tambah kekayaan, mengisi waktu luang atau karena memang seorang petaruh. Yang kedua ingin mengubah nasib yang tak kunjung membaik. Masyarakat miskin berjudi karena ingin mengubah nasib. Sudah kerja keras banting tulang, tapi tak ada perbaikan. Mereka ini kita sebut penjudi karena masalah struktural. Kemiskinannya terbentuk karena faktor struktural. Mentalitasnya sebagai penjudi terbentuk karena problem struktural.
                                                           
Semuanya saling terkait dan membentuk lingkaran sosial yang sulit diputuskan. Aparat negara sering hanya bertindak sebagai panacea, alias obat rawat jalan. Ajang judi diberantas, kartu domino disita, toto gelap (togel) diintai dan pengedarnya dibekuk. Setelah ditangkap, tak jarang tersangka diperkenalkan dengan permainan birokrasi yang busuk, suap sana sogok sini, keluarlah dia dan kembali tetap menjadi pengedar kupon togel. Begitu seterusnya

Berita-berita tentang kemampuan aparat membekuk bandar judi selalu dipandang sinis oleh masyarakat. Mereka memberantas togel tapi membiarkan kemiskinan seolah-olah bukan lahan subur penyebab kecenderungan orang menjadi petaruh. Bukankah dengan demikian, negara sendiri berperan dalam memajukan perjudian? Dan negara sendiri berperan seolah-olah sebagai aparat yang anti perjudian?

Irasional Berkembang

Maraknya togel di masyarakat bawah sebuah cermin dari gagalnya upaya membangun rasionalitas di publik. Inilah yang membuat kehidupan menjadi lebih spekulatif. Hidup dikesankan dengan intrik, ketiba-tibaan, dan tidak ada yang bisa diprediksikan. Karena itulah hidup harus dipertaruhkan melalui angka-angka. Irasionalitas tumbuh karena kultur kerja keras dan displin tidak lagi banyak berlaku di masyarakat.

Masyarakat didominasi sikap ingin cepat kaya dan tenar. Para politisinya pun sudah lebih dulu mengajarkan cara hidup enak dan kaya mendadak. Mentalitas yang saat ini diperlihatkan oleh publik adalah bagaimana menjadi kaya tanpa prestasi. Bagi para politisi ini hal biasa. Menjadi aktor politik adalah investasi untuk meraih kekuasaan ekonomi.

Ini yang menyuburkan judi karena orang mencari jabatan dengan mengeluarkan dana yang begitu besar tapi dia miskin prestasi dan konsep. Ini yang membuat hidup dengan konsep spekulatif tumbuh subur. Di sisi lain, kultur di masyarakat sendiri membiarkan hal yang irasional itu berkembang biak.

Fenomena judi togel yang menjamur merupakan cermin dari matinya nalar dalam hidup. Nalar memang alat belaka, tidak dapat menentukan tujuan hidup. Paling banter ia hanya dapat memberitahu bagaimana caranya sampai ke sana. Ia bisa kita gunakan untuk mencapai tujuan apa saja: baik atau buruk. Tetapi nalar yang sehat bisa digunakan sebagai pertimbangan untuk meraih tujuan yang lebih realistik. Nalar tidak sehat bisa dipakai untuk pembenaran argumentatif yang bisa diterima akal sehat.

Dalam hal ini persoalan judi dijadikan alasan mengubah nasib karena himpitan hidup yang tak berdaya. Peran negara, yang menurut konsep kenegaraan akan membantu fakir miskin, tak tampak.

Realitas Semu

Hal inilah yang mendorong judi togel sulit diberantas. Ada faktor dari dalam yang menyuburkan mentalitas judi tumbuh subur. Ini terkait dengan kehidupan publik yang tidak menghargai kerja keras dan displin untuk meraih kesuksesan.

Kesuksesan yang saat ini ditawarkan kepada publik merupakan realitas kesemuan. Realitas kesemuan itu tumbuh karena orientasi hidup bangsa ini hanya mengejar hal yang menyenangkan belaka. Apa yang diperlihatkan para elite itu dijadikan acuan dalam hidup rakyat.

Perilaku masyarakat digerakkan menuju hal-hal yang menyenangkan, bukan yang mendasar dalam hidup ini. Hidup berjalan tanpa tahu arah ke mana yang hendak dituju. Ini merupakan masalah mendasar di mana hidup ini ditandai dengan mentalitas spekulatif. Mentalitas ini begitu menyolok dengan mengadakan perselingkuhan antara aktor politik dan pemilik modal. Aktor politik sering membiayai kehidupannya dengan melegalkan cara-cara lazimnya berjudi.

Mentalitas penjudi inilah yang sekarang menjadi lingkaran kepedulian dalam publik ini. Masyarakat putus asa bahwa kerja keras bisa menghasilkan hidup lebih baik. Zaman ini memang zaman susah, dan karena kesusahan itulah orang akan lari pada hal yang irasional, termasuk judi dan mistik.

Judi terkait dengan dunia mimpi yang menawarkan hidup di alam bawah sadar. Tidak ada orang kaya karena judi, tapi masyarakat penjudi begitu sangat percaya bahwa dengan judi mereka akan bisa kaya.

Ada logika hidup salah yang sudah tertanam kuat. Alam bawah sadar itulah yang sekarang mempengaruhi perilaku hidup. Perilaku hidup bukan lagi didasari keyakinan imannya melainkan keyakinannya disesuaikan dengan selera yang tumbuh karena terkait dengan yang dilihat oleh panca indra. Ini membuat orang mudah terpesona dan tertipu oleh ilusi.

Tak terlalu salah juga jika dikatakan ilusi dalam masyarakat tumbuh subur karena elitenya mengajari bagaimana mengejar jabatan politik dengan berjudi.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :