Rahasia Terlarang Berak Nikmat Cebok Cebok Sedaaapp

Frekuensi BAB yang Normal Itu 1-2 Kali Sehari, Benarkah?

Jakarta, Masing-masing orang punya kebiasaan masing-masing dalam rutinitas sehari-hari, salah satunya untuk urusan buang air besar alias BAB. Lantas, benarkah BAB yang normal berarti frekuensinya satu kali sehari?

"Rata-rata orang memang BAB satu atau dua kali sehari. Tapi, banyak juga orang yang memiliki frekuensi lebih dari dua kali. Aturan BAB tidak ada patokan normal. Hanya saja, normal atau tidaknya dipandang dari perspektif masing-masing orang," tegas Felice Schnoll-Sussman, MD, Direktur Jay Monahan Center for Gastrointestinal Health di New York-Presbyterian and Weill Cornell Medicine.

Bahkan, menurut Felice, tidak BAB selama satu, dua atau tiga hari juga tidak masalah. Asalkan, Anda tidak merasa ada masalah pada perut. Misalnya saja tidak mengalami sakit perut atau ketika memang ingin BAB, Anda bisa dengan mudah melakukannya tanpa ada hambatan.

Jika seseorang terbiasa BAB satu kali lantas berubah jadi lebih sering, sebut saja tiga atau empat kali, menurut Felice ini bisa terkait dengan makanan yang dikonsumsi. Lebih banyak makan daging disebut Felice bisa membuat frekuensi BAB lebih sering. Atau, memang Anda mengalami diare.

"Bisa juga ini mengarah ke hal yang lebih baik di mana Anda mungkin sudah mengonsumsi lebih banyak serat. Tapi, akan lebih aman jika Anda segera cek ke dokter jika memang mengalami sakit perut konstan atau terlalu sering BAB dengan konsisten feses yang encer," kata Felice memberi saran, dikutip dari Prevention.

Ia menegaskan, bisa menjadwalkan jam BAB akan lebih baik karena itu berarti Anda memiliki sistem pencernaan yang sehat. Tapi jika BAB tidak terlalu teratur pun menurut Felice tak perlu khawatir berlebih. Untuk waktu BAB, banyak penelitian yang mengungkapkan umumnya seseorang akan BAB di pagi hari. Hal ini dikarenakan kebanyakan orang akan mengonsumsi makanan berat di sore atau malam hari.

Jadi, ketika Anda bangun di pagi hari, makanan sudah dicerna. Dia juga menjelaskan ketika di posisi berbaring, usus akan menutup sehingga tidak terlalu ada tekanan untuk BAB. Sebaliknya, dalam kondisi tubuh berdiri, usus dalam posisi lebih terbuka sehingga ada tekanan untuk BAB.

"Waktu lain yang paling umum untuk BAB tapi tidak ada hubungannya dengan biologi adalah sepulang kerja. Setelah bekerja, orang akan mandi dan dia dalam keadaan rileks. Saat itulah usus ikut rileks sehingga BAB akan lebih mudah," kata Lisa Ganjhu, DO FACG, AGAF, profesor klinis di NYU Langone Medical Center.

About Blogger

Jakarta Sex and Mystery Magazine "JakartaBatavia Magz" - Enjoy and Relax here.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :