Mobil Matic Bolehkah Didorong?
ADA mitos di kalangan pengendara mobil dengan transmisi otomatis (matic), jika mengalami mogok jangan didorong ataupun diderek. Sebab, hal itu dapat merusak sistem transmisi akibat pelumasan komponen yang tidak maksimal. Maklum, mobil transmisi otomatis mengandalkan pelumas hidrolis yang baru bekerja saat mobil menyala.
Pemilik Bengkel Mobil Wani Matic, Kholil mengatakan, pemahaman tersebut tidak sepenuhnya benar. Jika kendaraan didorong dalam jarak yang dekat, katanya, tidak akan berpengaruh bagi komponen di dalam mobil matic.
"Kalau cuma didorong atau diderek dalam jarak tidak lebih dari 15 km tidak masalah. Asalkan, posisi tuas transmisi ada di posisi netral (N)," ujar Kholil saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Namun demikian, sambung dia, jika kendaraan didorong ataupun diderek dalam jarak yang jauh, tentu berisiko terhadap komponen kendaraan, seperti planetary gear dan converter torque. Kedua komponen ini bisa mengalami keausan jika kendaraan ditarik ataupun didorong dalam jarak jauh.
Sebab, saat kendaraan didorong atau diderek dengan posisi seluruh roda menyentuh tanah, roda akan terus berputar. Masalahnya, saat roda berputar, komponen transmisi yang ikut berputar tidak mendapatkan pelumasan dengan baik karena pompa hidrolik baru bekerja menyemburkan oli ke komponen transmisi saat mesin hidup.
"Namanya logam, walaupun pergerakannya halus tetap akan menimbulkan masalah saat tidak mendapatkan oli," papar dia.
Untuk itu, sambung Kholil, saat mobil mengalami mogok, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengecek kondisi aki. Jika aki kekurangan daya maka bisa ditambah menggunakan jumper. Maklum, mobil transmisi otomatis tidak bisa dinyalakan dengan cara didorong kemudian dihentak masuk gigi satu, seperti layaknya mobil manual ketika mengalami mogok.
Apabila Anda tidak membawa jumper dan kesulitan menanganinya, tidak perlu ragu untuk membawa mobil ke bengkel terdekat. Namun, jika jarak bengkel cukup jauh dan terpaksa harus diderek, hindari menderek dengan posisi semua roda menyentuh tanah.
Jika memungkinkan, naikkan mobil ke atas mobil derek atau dalam posisi digendong. Dengan begitu, komponen transmisi bisa lebih aman dari potensi kerusakan.
Kalau memang tidak bisa juga, lanjut dia, perhatikan posisi roda penggerak mobil Anda. Bagi mobil berpenggerak roda depan, yang diangkat adalah roda depan. Sedangkan jika mobil menggunakan penggerak roda belakang, yang diangkat dalah roda belakang.
Kalaupun terpaksa seluruh roda harus menyentuh tanah, perhatikan kecepatan mobil derek agar tidak lebih dari 30 km/jam. "Meski kendaraan mati dan dalam posisi tuas netral (N), tetap saja berisiko jika dibawa dalam jarak jauh dengan kecepatan tinggi," tutur dia.
Sumber: plasa.com
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment