Polsek Duren Sawit Bekuk Komplotan Pencuri Bergaya Parlente
Jakarta - Unit Reskrim Polsek Duren Sawit menangkap pelaku pencurian dengan bergaya parlente. Untuk menghindari kecurigaan pembantu rumah tangga, pelaku berdandan layaknya eksekutif muda dengan kendaraan mewah.
"Kemarin saya tangkap tersangka kasus pencurian dengan pemberatan. Modus operandinya pura-pura bertemu dengan pakaian necis (kemeja berdasi)," ujar Kanit Reskrim Polsek Duren Sawit, AKP Chalid Thayib.
Chalid mengatakan pelaku telah menyasar rumah-rumah mewah kemudian datang layaknya tamu penting. Selanjutnya pelaku menipu pembantu rumah tangga di rumah tersebut.
"Kalau pembantunya tidak curiga, malah mereka suruh beli rokok ke warung kemudian mereka beraksi acak-acak kamar cari emas, berlian, uang tunai dolar atau rupiah serta laptop, HP, Ipad atau barang-barang lain yang mudah dibawa," imbuhnya.
Chalid enggan menjelaskan lebih rinci detail perkara yang berhasil diungkapnya. Ia memilih rilis kasus tersebut siang nanti.
"Siang nanti mau dirilis sama Kapolsek, sabar saja ya," ungkapnya.
Modus Operandi:
Sudah mengantongi nama pemilik rumah, biasanya datang di siang hari, menanyakan pemilik rumah kepada pembantu. Tentu saja pemilik rumah lagi ngantor. Setelah itu dia akan berkata bahwa dia disuruh menunggu ama pemilik rumah di dalam, karena sebentar lagi akan segera datang. Setelah di dalam, minta macem-macem, mulai dari minum, pinjam telpon, tapi ga sampai minta pulsa. Nah ketika pembantu lengah, si eksekutif muda palsu akan segera menjarah
Saat Ditangkap Maling Perlente Coba Sogok Polisi Rp 20 Juta
Jakarta - Priyanto salah seorang anggota maling perlente sempat mencoba menyogok polisi Rp 20 juta. Hal itu dilakukan agar dia tidak masuk penjara.
"Pas tangkap Yanto itu sudah dia orangnya licin, karena sudah ditunggui di tempat tinggalnya dia tidak pernah ada," ujar Kanit Reskrim Polsek Duren Sawit, AKP Chalid Thayib saat berbincang-bincang diruangannya.
Priyanto lolos dari sergapan polisi sedangkan dua orang rekannya berhasil diringkus petugas pada Desember lalu. Priyanto merupakan otak komplotan maling perlente ini.
Chalid mengatakan polisi sempat melakukan pengintaian di rumah Yanto. Tak kurang ide, ia pun kordinasi dengan pihak RT setempat. "Waktu itu saya kordinasikan dengan RT setempat kalau pelaku datang untuk hubungi saya, tapi tetangganya malah bocor," katanya.
Pelaku yang menyadari kalau dirinya dicari polisi berusaha mengajak damai. Beruntung Kanit Reskrim Polsek Duren Sawit menolak tawaran pelaku.
"Dia mengajak ketemu, langsung dikasih 20 juta supaya untuk damai tapi saya tolak, sebelumnya saya pancing-pancing sampai dia mengaku," imbuhnya.
Chalid mengatakan, Priyanto memiliki dua orang istri. Satu orang istri ada di Bekasi dan satu lagi ada di Manado. Istrinya di Bekasi dibelikan tiga rumah yang nilainya ratusan juta rupiah.
3 Maling Perlente Tertangkap karena Salah Sebut Nama Pemilik Rumah
Jakarta - Gara-gara salah sebut nama pemilik rumah kawanan maling perlente bisa diringkus. Padahal salah seorang anggota komplotan itu sudah berhasil menggelabui pembantu rumah dan masuk ke dalam rumah di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Mereka bisa diringkus saat beraksi di kediaman orangtua Adit di Duren Sawit, Jakarta Timur, pada 20 Desember lalu. Saat itu Priyanto, Yoyo dan Wempi yang memakai Toyota Fortuner mengincar kediaman orangtua Adit tersebut.
Wempi yang mengenakan dasi dan kemeja lengan panjang ini kemudian mengelabui pembantu rumah dengan pura-pura bertamu dan bertanya keberadaan pemilik rumah yang sedang bekerja.
"Saya biasanya langsung bilang ke pembantunya disuruh mengambil laptop atau stik golf oleh majikannya," kata Wempi sambil menutupi wajahnya dengan tangan di Polsek Duren Sawit, Jakarta Timur.
Saat itu Wempi sudah bisa masuk ke dalam rumah sedangkan dua orang rekannya masih duduk di dalam mobil. Saat itu Adit kebetulan kembali ke rumah orangtuanya. Dia binggung melihat pintu gerbang terbuka dan juga ada mobil Fortuner di depan rumahnya.
"Saya kemudian masuk dan ketemu maling itu. Saya tanya mau ketemu siapa ?, eh pas jawab dia tidak tahu nama orangtua saya. Malah menyebut nama orang lain," kata Adit di Polsek Duren Sawit.
Adit kemudian menutup gerbang rumah. Wempi mencoba kabur, namun bisa dicegah Adit. "Saya kemudian menelepon polisi. Dia malah ketakutan," katanya.
Akhirnya polisi datang dan bisa meringkus Wempi. Sedangkan dua orang rekanya kabur. Namun setelah dilacak akhirnya tiga pencuri perlente ini bisa diringkus.
Stik Golf Mantan Hakim Agung juga Dicuri Maling Perlente Bermobil Fortuner
Jakarta - 3 Orang maling perlente juga pernah menggasak rumah mantan hakim agung Joko Sarwoko di Kavling Pengadilan Duren Sawit, Jakarta Timur. Di rumah tersebut kawanan maling ini membawa kabur 2 set stik golf bernilai ratusan juta rupiah.
"Ketika itu saya masih berkerja, kebetulan pembantu juga orang baru, jadi dia percaya saja sama mereka ini," ujar Djoko Sarwoko (71) mantan hakim agung periode 2004-2012 ditemui di Polsek Duren Sawit.
Saat itu pembantu rumah tangganya menuruti perkataan pelaku karena mereka mengaku sebagai suruhan dari hakim agung Djoko. Saat itu para pencuri ini menggasak dua tas golf. Harga satu stik golf senilai Rp 4 juta hingga Rp 6 juta rupiah dan dalam satu tas terdapat dua belas stik golf, sehingga total para pencuri ini mengambil 24 stik golf.
"Di ruang kerja saya ada laptop dan stik golf bahkan sempat dibawa masuk ke dalam mobil Fortuner mereka," tuturnya.
Djoko masih mengingat betul peristiwa pencurian yang terjadi dua tahun lalu tersebut. Kala itu ia sempat berpikir aksi pelaku merupakan teror. "Ternyata pas dilihat CCTV rumah saya mereka benar-benar mencuri. Saat itu saya langsung buat laporan ke polisi," katanya.
Joko mengaku tak kecewa karena stik golf yang bernilai ratusan juta tersebut tidak kembali. Dirinya mengapresiasi kerja dari polisi.
"Saya ucap terimakasih sekalipun kejadian 2 tahun lalu, tetapi pelaku berhasil tertangkap. Kalau tadi kita lihat pengakuan salah pelaku bisa beli Fortuner mereka bisa dikenakan pasal pencucian uang, tapi saya kira itu terlalu berat," tandasnya.
Waspada Modus Komplotan Pencuri Gaya Perlente Ala Eksekutif Muda
investigasi
,
modus operandi
,
reportase
,
telisik
,
telusur
Edit
0 komentar :
Post a Comment