Ini Komentar Para Perempuan Model "Body Painting"
Ada yang mengaku baru pertama kali, ada yang sudah terbiasa.
Kegiatan 'body painting' di Sanur Village Festival
Pelukis biasanya lebih sering menggunakan media kanvas ketika melukis. Namun berbeda saat body painting, di mana kanvas pun berganti dengan tubuh para model. Lalu bagaimana rasanya bagi para model yang tubuhnya menjadi media untuk melukis?
Para model dari Bali ini misalnya, biasanya hanya berlengak-lenggok di atas panggung dengan mengenakan busana. Namun kali ini, kulit mereka harus dilumuri cat yang berwarni-warni, yang lantas menghasilkan karya-karya seni yang indah.
Clara Safira, salah seorang model yang mengikuti acara body painting di Sanur Village Festival (SVF) mengatakan, menjadi model body painting rasanya seru, menyenangkan sekaligus "deg-degan".
"Ini baru pertama kali buat saya. Rasanya pastinya seru, deg-degan. Biasanya kita hanya jalan. Tapi kali ini kami dilukis di bawah terik matahari," jelasnya di ajang SVF, Sanur, Denpasar.
Clara menambahkan, saat pertama kali cat air menyentuh kulitnya, rasanya dingin. Sementara lama-kelamaan, cat tersebut berasa lengket di kulit.
"Ehm, susah mengambarkan saat pertama kali dilukis. Tapi pastinya, kalau disuruh milih jadi model apa, saya pilih jadi model yang berjalan di atas catwalk daripada seperti ini," katanya.
Lebih jauh, perempuan asal Denpasar ini mengatakan bahwa menjadi model body painting dirinya tidak boleh bergerak-gerak, harus diam saja.
"Di sini kita harus diam. (Dan) Karena waktu kita dilukis itu pada sore hari, jadinya panas," tuturnya.
Berbeda halnya dengan model lain, Ketut Diantarini, yang menyatakan sudah biasa menjadi model body painting.
"Biasa saja. Saya sudah dua kali ikut jadi model body painting. Cukup menyenangkan. Awal-awalnya kerasa kayak disikat oleh kuas-kuasnya itu. Untung saya orangnya tidak gelian, jadi ya, biasa saja," terangnya sambil tersenyum.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment