Hii, Wanita Pun Bisa Alami Kondisi Kelamin seperti Pria Ini
Jakarta - Ereksi tentu saja hanya bisa dialami pria karena bentuk kelaminnya memang dirancang agar bisa melakukannya. Namun ternyata kondisi ini juga bisa terjadi pada wanita. Hah, kok bisa?
Berikut beberapa kondisi kelamin yang dapat dirasakan pria maupun wanita, seperti halnya dirangkum.
1. Ereksi
Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan Journal of Sexual Medicine, ada kasus di mana seorang wanita berusia 29 tahun mengaku mengalami ereksi selama lima hari berturut-turut setelah rutin minum obat untuk mengatasi rendahnya libido selama beberapa bulan. Hingga suatu ketika tanpa sengaja ia menambah sendiri dosis obat tersebut lalu tiba-tiba ia mengaku labianya (bibir vagina) membengkak dan klitorisnya merasakan nyeri yang luar biasa.
Anehnya, meski ia berhenti meminum obat tersebut, nyeri dan pembengkakan pada organ intimnya justru memburuk hingga lima hari berikutnya. Setelah diperiksa, tim dokter menemukan klitoris wanita ini membengkak hingga berukuran 2,0 x 0,7 centimeter dan warnanya tidak lagi pink, tapi berubah menjadi ungu.
2. Ejakulasi
Konon ejakulasi pada wanita memang benar adanya, namun keberadaannya masih belum pasti. Ada beberapa fakta yang perlu diketahui tentang ejakulasi pada perempuan. Pertama, tak semua perempuan mengalaminya.
Kedua, sebagian besar pakar meyakini cairan yang keluar saat ejakulasi pada perempuan adalah cairan kental keputihan dari kelenjar paraurethral atau semacam prostat pada perempuan. Namun ada yang menganggap cairan itu hanya urine biasa.
Ketiga, ada pakar yang mengatakan rangsangan pada G-spot menjadi penentu terjadinya ejakulasi pada perempuan. Terlebih karena kelenjar paraurethral letaknya di belakang dinding vagina dan dekat saluran kemih yang diyakini sebagai titik di mana G-spot berada.
3. Disfungsi seksual
Pada pria, kondisi ini biasanya merujuk pada gangguan ereksi atau ejakulasi dini. Namun pada wanita, jenis gangguannya lebih banyak. Pertama, gangguan hasrat seksual (sexual desire disorder) meliputi gangguan hasrat seksual hipoaktif, gangguan ketidakinginan terhadap seks dan gangguan seksual hiperaktif.
Kedua, gangguan rangsangan seksual (sexual arousal disorder) atau kurangnya minat, respons dan kepuasan dari hubungan seksual. Ketiga, gangguan orgasme dan keempat, gangguan nyeri akibat hubungan seksual (sexual pain disorder) seperti dispareunia dan vaginismus.
Menurut seksolog, wanita pun bisa mengalami ejakulasi dini.
4. Sunat
Sunat pada laki-laki hanya dilakukan dengan membuka kulup pada kepala penis, yang tidak akan merusak bentuk dan fungsi kelamin. Sedangkan pada perempuan, sayatan sedikit saja pada klitoris, yang ternyata sama artinya dengan memotong sepertiga ukuran penis.
Sunat pada perempuan umumnya dilakukan pada saat si anak masih bayi, bahkan sebelum berumur 40 hari. Padahal ukuran kelamin anak perempuan yang baru lahir sangatlah kecil, sehingga penyunatan bisa mengakibatkan efek jangka panjang pada bentuk dan fungsi kelaminnya.
5. Wanita berpenis
Ini tergolong kasus yang amat langka. Demi memiliki lengan dan pinggul yang besar serta bahu lebar, wanita bernama Candice Armstrong (28) ini memutuskan untuk memakai steroid. Namun, karena penggunaannya tidak sesuai aturan, bentuk fisiknya berubah menjadi seperti pria, bahkan kelaminnya berubah jadi penis.
Kini, fisik Candice secara keseluruhan juga berubah. Tubuhnya ditumbuhi lebih banyak bulu dan berjerawat, payudaranya sudah 'hilang' akibat tertutup otot-otot dada, bahkan klitorisnya membengkak hingga berubah menjadi penis mini. Meskipun begitu, Candice mengaku tidak akan berhenti menggunakan steroid.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment