Hiii, Mobil Korban Pembunuhan Sering Pindah Posisi Sendiri
DEPOK -- Mobil Nissan March berwarna putih F 1356 KA milik Feby Lorita (32), korban pembunuhan Asido April Parlindungan Simangunsong (22) alias Edo, rekan satu apartemennya, yang kini terparkir di Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Depok, di Jalan Boulevard, Sektor Anggrek, Komplek Perkantoran Kota Kembang, Depok, ternyata banyak menyimpan cerita misteri tersendiri.
Di bagasi mobil inilah jenazah Feby disimpan oleh Edo beberapa hari sebelum akhirnya meninggalkan mobil berisi jasad wanita tersebut, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur akhir Januari 2014 lalu.
Mobil yang berada di halaman samping Gedung Kejari Depok sejak Rabu (28/5/2014) bersamaan dengan pelimpahan berkas dan tersangka, diketahui pernah beberapa kali pindah posisi sendiri tanpa ada yang memindahkannya.
Bukan itu saja, pada malam hari beberapa karyawan Kejari Depok dan petugas keamanan Depok, mengaku beberapa kali melihat mobil bergoyang-gotang sendiri dan seakan-akan diketok seseorang.
Fatimah (17), pelayan kantin Kejari Depok mengaku beberapa kali ia melihat mobil Nissan March putih itu, berpindah posisi sendiri tanpa ada yang memindahkan.
"Yang terakhir saya lihat tadi pagi mobilnya Feby pindah sendiri," kata Fatimah saat ditemui Warta Kota di kantin Kejari Depok, Kamis (19/6/2014).
Menurut Fatimah, saat Kamis pagi ia tengah membuka pintu kantin yang berada hanya sekitar 10 meter dari posisi mobil Nissan March, ia melihat mobil dengan sendirinya berpindah posisi agak mundur dari posisi parkir semula.
"Gak lama beres-beres kantin, mobil pindah lagi atau maju lagi ke posisi semula. Sering sekali mobil pindah posisi seperti itu sendiri," kata dia.
Fatimah menuturkan bukan dirinya saja yang sering melihat mobil Nissan March putih itu pindah posisi sendiri. "Beberapa ibu penjual makanan di kantin, juga sering lihat kok, mobilnya itu pindah sendiri. Lama-lama mereka maklum. Namanya juga mobil korban pembunuhan," tutur Fatimah.
Hal senada diutarakan Nurlela, penjaja kantin lainnya. "Kadang juga mobilnya goyang-goyang sendiri," kata dia.
Jaksa Arnold Siahaan mengatakan kabar sejumlah cerita aneh seputar mobil Nissan March milik Feby Lorita yang kini ada di halaman parkir kantornya, beredar tak lama setelah mobil itu diterima pihaknya dari Polda Metro sebagai barang bukti akhir Mei 2014 lalu.
"Kalau saya belum pernah lihat sendiri mobil itu pindah sendiri atau bergoyang-goyang. Tapi cerita orang-orang di sini memang seperti itu," kata Arnold saat ditemui Warta Kota di lokasi kejadian, Kamis (19/6/2014).
Namun Arnold mengakui beberapa kali bulu kuduknya merinding saat melewati mobil Nissan March itu pada sore hari menjelang magrib.
"Saya mau menuju mobil saya dan lewat mobilnya Feby. Bulu kuduk memang sempat merinding, tapi gak tahu kenapa," katanya.
Pantauan Warta Kota, Kamis, mobil Nissan March putih F 1356 KA milik Feby Lorita itu terparkir di sisi kiri gedung Kejari Depok paling pojok.
Posisi mobil berada tak jauh dari deretan kantin Kejari di bagian belakang. Bagian luar mobil tampak berdebu dan tak terawat. Saat Warta Kota melongok ke bagian dalam mobil, tampak di bangku depan kiri ada beberapa kertas koran yang dibiarkan tergeletak di sana. Di bagian dalam mobil juga tampak kotor begitu juga di bagian bagasi yang dipenuhi beberapa plastik dan sobekan kertas.
Keluarga Tak Akan Ambil Mobil Nissan March Milik Feby
DEPOK -- Keluarga Feby Lorita (32) korban pembunuhan rekan satu apartemennya Asido April Parlindungan Simangunsong (22) alias Edo, mengaku tak akan mengambil mobil Nissan March warna putih F 1356 KA, milik Feby, yang kini berada di Kejaksaan Negeri (Kejari) Depok, untuk dijadikan barang bukti.
Evy Lorita (44) kakak kandung Feby, mengatakan mobil itu akan selalu mengingatkan dirinya dan keluarga atas pembunuhan yang menimpa Feby. Karenanya, keluarga sudah memutuskan tidak akan mengambil mobil Nissan March putih milik Feby itu, apalagi diketahui di bagasi mobil itulah selama beberapa hari jasad Feby di simpan oleh pelaku, sebelum mobil berisi jasad Feby ditinggalkan begitu saja di kawasan Duren Sawit, akhir Januari 2014 lalu.
"Terlalu menyakitkan bagi kami untuk mengingat-ingat pembunuhan itu. Karenanya mobil itu tidak akan kami ambil, karena akan mengingatkan kepada peristiwa pembunuhan tersebut pada Feby. Kami hanya ingin mengingat Feby dan kenangan indah bersamanya, dan bukan mengingat pembunuhan yang menimpa Feby," tutur Evy saat dihubungi Warta Kota, Kamis (19/6/2014).
Evy menuturkan mobil itu memang dibeli secara kredit dan masih beberapa bulan lagi harus membayar pelunasan ke leasing. "Sebenarnya memang rugi kalau tidak meneruskan kredit leasingnya. Tapi kami mau melupakan pembunuhan itu, dan hanya mengingat Feby tanpa ada ingatan atas pembunuhannya," kata Evy.
Karenanya menurut Evy, jika kasus pembunuhan kepada Feby rampung di pengadilan, dan mobil sudah bisa diambil oleh keluarga, pihaknya akan membiarkan pihak leasing untuk mengambilnya. "Biar diambil leasing saja," katanya.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment