Ini Hubungan Melamun dan Masa Depan
Jakarta, Siapa sih yang tidak pernah melamun? Tentunya kita pernah melakukannya. Ketika menunggu antrian, berdiri di angkutan umum bahkan ketika sedang belajar atau bekerja.
Penelitian tentang melamun sendiri sudah dilakukan selama 60 tahun terakhir, namun dengan hasil yang minimal. Hingga saaat ini, peneliti sendiri masih mengira-ngira tentang penyebab mengapa seseorang melamun.
Profesor Eric Klinger dari University of Minnesota mengatakan bahwa melamun merupakan aktivitas otak yang terhubung dengan tujuan atau cita-cita seseorang. Biasanya hal-hal yang dilamunkan tersebut hanyalah hal-hal dasar dan bersifat tujuan atau cita-cita jangka pendek.
"Misalnya mengingat bahwa harus membeli tomat ketika pulang, atau memikirkan apa yang akan Anda katakan ketika bertemu orang tertentu," tutur Prof Klinger seperti dilansir ABC Australia.
Sementara itu Dr Muireann Irish dari Neuroscience Research Australia mengatakan melamun tidak terbatas pada hanya melamunkan tujuan atau cita-cita jangka pendek saja. Menurutnya, melamun tidak mempunyai batas waktu tertentu, apakah membayangkan apa yang kita lakukan besok, minggu depan bahkan hingga bertahun-tahun kemudian.
"Kita membayangkan masa depan, apa yang akan kita lakukan di akhir pekan, siapa yang kita temui minggu depan, juga ke beberapa tahun ke depan seperti siapa yang akan kita nikahi dan tinggal dimana kita nanti," tutur Dr Irish.
Selain membayangkan diri sendiri, Dr Irish juga mengatakan bahwa melamun dapat membantu kita dalam berinteraksi secara sosial. Kita dapat membayangkan apa yang akan dikatakan orang tentang kita, dan juga sebaliknya, berlatih berbicara dengan orang yang bahkan belum kita kenal.
Proses melamun ini menurut Prof Klinger juga membantu kita untuk menata masa depan, minimal untuk beberapa menit ke depan. Dikatakannya bahwa melamun merupakan mekanisme latihan menghadapi masa depan yang belum terjadi, meski sifatnyta hanya spontanitas.
"Memang bukan latihan yang disenganja, namun tetap saja berpengaruh untuk membimbing kita," tutur Prof Klinger lagi.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment