Todd Tiduri Lebih Ratusan Wanita di Bali
DENPASAR - Pengakuan dari Todd Gisondi yang disiarkan oleh stasiun televisi Channel 7 Australia, membuat heboh publik negeri itu.
Dalam tayangan perdana reality show di Channel 7 dengan judul `What Really Happens in Bali` (Apa yang Benar-benar Terjadi di Bali),
Todd mengaku bahwa dirinya sudah berhubungan seks dengan lebih 100 wanita selama tinggal empat bulan di Bali.
Todd, 25, berasal dari Newcastle, Negara Bagian New South Wales (Australia).
Namun, ia kemudian `kabur` dari kota itu ke Bali setelah berpisah dengan cewek yang telah 7 tahun berpacaran dengannya.
Sebagaimana ditulis Daily Mail, dalam tayangan TV itu Todd mengatakan, ia telah meniduri lebih dari 100 perempuan sejak kepindahannya ke Bali empat bulan lalu.
Ia mengklaim tidak pernah semalam pun pulang ke rumah tanpa membawa seorang cewek.
Bahkan, dalam satu malam ia bisa tidur dengan tiga cewek.
“Saya selalu pulang ke rumah dengan seseorang,” katanya.
Dalam episode yang ditayangkan Channel 7 pada Selasa (3/6) itu, terlihat Todd baru saja menerima surat elektronik (email) dari sang ibu.
Alih-alih mengecam tindakan putranya itu, sang ibu malah menilai kelakuan anaknya wajar.
Ibunya bahkan turut membuat iklan untuk mempromosikan putranya sebagai gigolo.
"Ibu saya tahu, apabila Toddie bosan, maka saya akan mencari perempuan atau menghamili seorang perempuan," kata Todd.
Sang ibu tiri, Karen Gisondi, memang mendukung ulah anaknya itu, kendati Todd banyak dikecam setelah tayangan ‘What Really Happens in Bali` itu mengudara.
Disebutkan bahwa sang ibu menginginkan Todd mendapat bayaran dari kliennya sebesar 100 dolar untuk layanan selama 1 jam.
“Ibuku sedikit khawatir terhadap Toddy yang berharga ini. Jadi, ia bilang `kamu tidur dengan semua perempuan ini, bagaimana kalau kamu mulai dibayar untuk itu Toddy?’” kata Todd, menirukan ucapan ibunya.
“Perempuan-perempuan yang membutuhkan pendamping saat di Bali, saya adalah seorang Australia keturunan Italia, usia 25 tahun dan sekarang tinggal di Bali,” demikian pesan sang ibu, seperti sebuah promosi untuk Todd.
Todd mengatakan, para wanita menelan begitu saja apa yang ia katakan, karena Todd menilai dirinya cakep.
Menurut Daily Mail, di Bali Todd menjalankan surf charter serta juga bermain untuk sebuah tim rugby lokal.
Ia pergi ke Bali sekitar sebulan setelah down akibat putus dari pacarnya.
“Saya datang ke Bali hanya dengan seragam rugby-ku. Saya sempat merasa seperti idiot selama 24 jam berikutnya, karena saya berjalan keliling Bali dengan seragam bola, tapi ya ini ternyata perubahan terbaik yang saya lakukan,” katanya.
Ada dua cara utama Todd untuk menggaet cewek-cewek, yakni berjalan-jalan di pantai (biasanya Kuta) dengan anjingnya yang bernama Titto atau nongkrong di sebuah kafe di kawasan Kuta.
Todd mengaku hanya membidik cewek-cewek turis asing, sama sekali tak menyasar cewek lokal atau warga asing yang tinggal di Bali.
Ia menggunakan anjingnya itu untuk basa-basi saat berkenalan dengan cewek.
Todd juga menyebut dirinya sebagai seorang rapper. Ketika beraksi di panggung, ia menggunakan nama The Prince.
Channel 7 banyak menerima kecaman dari publik usai menayangkan episode perdana program bertajuk `What Really Happens in Bali` tersebut.
Dalam tayangan itu juga terlihat Todd mendatangi satu rumah sakit di Bali untuk melakukan pengecekan penyakit menular seksual seperti HIV, herpes, atau sifilis.
Dia kemudian menjelaskan aktivitas seksualnya kepada dokter yang memeriksanya.
Ketika ditanya dokter apakah dia menggunakan kondom saat berhubungan intim, Todd mengaku tidak pernah.
"Mungkin sekali pernah, tapi kemudian saya lepaskan," ujar dia. Ajaibnya, menurut hasil medis, Todd tidak terinfeksi penyakit apa pun.
Sedot Lebih 1 Juta Penonton
Dalam episode perdana tayangan tentang kehidupan Todd Gisondi (25) di Bali yang bertajuk `What Really Happens in Bali, acara yang dipandu oleh komedian Corinne Grant, program itu ditonton lebih dari satu juta orang.
Kendati meraih rating tinggi untuk jumlah pemirsa, namun program tersebut dikecam oleh banyak warga Australia. Mereka merasa prihatin dan kecewa akan perilaku warga mereka sendiri di Pulau Bali.
"Anda seharusnya malu, Channel 7. Saat saya berkunjung ke Bali, kami tidak bersikap begitu. Ini benar-benar program sampah! Bali adalah tempat yang indah dan warganya harus kita hormati," tulis Cathy Mitchell di akun Facebook, mengomentari program itu.
Sementara warga Australia lainnya, Kylie Atkinson melalui akun Twitter-nya menulis, apabila ada program semacam itu, maka masalahnya tidak terletak di Pulau Bali.
"Permasalahan ada di kami, warga Australia, yang seharusnya perlu menghormati warga setempat dan bertindak dengan penuh tanggungjawab. Warga Bali merupakan penduduk yang ramah dan Bali adalah tempat yang indah," tulis Atkinson.
Bahkan, kritik turut disampaikan oleh editor harian Sydney Morning Herald, Anthony Dennis.
Menurut dia, hanya dalam sekali tayang, Channel 7 dianggap sukses menampilkan karakter warga Australia yang hilang kendali di Bali.
Mulai dari mabuk, bertindak tidak senonoh, dan mengkonsumsi narkoba.
"Untuk sebuah negara yang kerap menyatakan rasa cintanya kepada Bali, warga Australia memiliki cara yang unik untuk menunjukkannya," tulis Dennis.
Dia bahkan meminta warga Australia untuk berhenti menimpakan kesalahan ke Pulau Bali, apabila mereka dapat bertindak demikian.
Otoritas pariwisata Indonesia, tulis Dennis, sebenarnya sudah kesal dengan perilaku warga Australia yang justru dapat mencemari citra positif Bali.
"Namun, warga Indonesia terlalu sopan untuk menunjukkan kemarahan mereka kepada publik. Tolong tunjukkan rasa hormat terhadap kebudayaan dan warga Bali yang unik," lanjut Dennis.
Warga Australia, tulis Dennis, seharusnya membantu menunjukkan hal itu, apabila Bali masih dinilai kurang sempurna sebagai tempat tujuan wisata.
0 komentar :
Post a Comment