Tak Selalu Karena Cemburu dan Marah, Ini Sebab Pria Berlaku Kasar pada Kekasih
Jakarta - Sejak dulu cukup banyak kasus kekerasan secara fisik maupun psikis yang dilakukan pria terhadap kekasihnya sendiri. Hingga kini perlakuan kasar mulai dari berucap kata-kata yang tidak enak hingga pemukulan kerap terjadi dan menimbulkan pertanyaan yang belum juga terjawab; kenapa pria bisa tega berbuat kekerasan terhadap kekasih, padahal dia mengaku sangat mencintainya?
Kesal, marah atau cemburu mungkin jadi beberapa alasan yang mendasari pria berbuat kasar kepada orang yang seharusnya diperlakukannya dengan baik dan lembut. Namun ternyata tidak hanya faktor emosional saja. Ini beberapa penyebab pria melakukan kekerasan terhadap kekasihnya, seperti dijelaskan oleh Psikolog Klinis dan Forensik Kasandra Putranto.
1. Lebih Kuat Secara Fisik
Ego pria agar terlihat jantan atau kuat terhadap lawan jenis, kerap memicu pria untuk melakukan tindak kekerasan. Pria, dalam hal ini merasa berkuasa atas wanita karena merasa fisiknya lebih kuat. Ketika tidak mendapatkan 'akses' untuk menunjukkan kuasanya, maka fisik yang berperan.
"Seseorang melakukan kekerasan karena adanya sebuah distribusi kekuatan yang tak seimbang. Kekuatan ini bisa artinya kekuatan fisik. Misalnya yang laki-laki kuat perempuan lemah," ujar Kasandra kepada Wolipop.
2. Lebih Mapan Secara Finansial
Selain fisik, bisa juga karena kekuatan finansial. Dalam artian, si pria berpenghasilan tinggi sementara wanita cenderung cukup atau bahkan rendah. Faktor jabatan pun berpotensi membuat seseorang menyakiti pasangannya secara fisik atau psikis.
"Ketika seseorang punya jabatan, finansial yang lebih tinggi dari pasangannya, dia bisa memanipulasi kekuasaan itu sehingga terjadi kekerasan dalam hubungan. Dia punya sesuatu yang lebih besar dari yang lain sehingga merasa berkuasa," papar psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.
3. Sifat Bawaan
Penyebab lainnya karena karakter diri. Kasandra menerangkan, ada orang-orang tertentu yang memiliki sifat keras baik itu diturunkan dari ayah atau ibu. Sifat itu lahir dari cara mereka dibesarkan, misalnya orangtua yang cenderung otoriter dan suka mengatur orang lain.
"Anak itu tidak diajarkan untuk memberi kasih sayang kepada orang lain. Tidak ada cinta. Sehingga menyebabkan anak berpotensi menjadi pelaku kekerasan," tuturnya.
4. Trauma Masa Lalu
Trauma di masa lalu juga bisa jadi pencetus terjadinya kekerasan oleh pasangan. Bisa jadi karena si pelaku pernah mengalami kejadian traumatis yang membuat dirinya tergerak melakukan kekerasan. Misalnya kerap dipukuli orangtuanya saat kecil, jadi korban bullying atau mengalami kekerasan seksual. Merasa tidak dapat keluar dari trauma masa lalu, maka dia akan melampiaskannya kepada orang terdekat.
Ketika mendapat kekerasan dari sang pacar, apa yang sebaiknya dilakukan wanita? Menurut psikolog Roslina Verauli, ada ada tiga hal yang perlu dilihat sebelum mengambil keputusan untuk berpisah atau lanjut setelah mengalami kekerasan. Pertama, Apabila baru pertama kali kekasih berlaku kasar, maka masih bisa dipertimbangkan untuk dimaafkan. Namun lihat juga dampak psikologis dari perlakuan kasar tersebut.
Kedua, perhatikan apakah kekerasan yang dilakukan hanya satu kali atau terjadi pengulangan. Tindak kekerasan seharusnya jangan sampai terjadi dan bila dialami sampai lebih dari satu kali maka itu patut diwaspadai. Ketiga adalah melihat pemicu yang membuat seseorang melakukan kekerasan. Apabila tindakan kasar sampai melukai fisik maupun mental disebabkan karena penggunaan narkoba, alkohol atau gangguan kepribadian, maka tidak perlu pikir panjang. Tinggalkan dia!
0 komentar :
Post a Comment