Demi Berpoligami, Pria Ini Rela Jadi Gelandangan 7 Bulan, Berakhir Bahagia
PILIH madu atau racun? Ya pilih madu lah… Tapi beda kisah dengan Donjuan (bukan nama sebenarnya), 45, asal Krembangan, Surabaya. Supaya bisa poligami, dia berani minum racun alias hidup menderita. Tidak hanya terusir dari rumah, dia rela hidup terlunta-lunta di jalanan alias menggelandang. Waduh…
Donjuan benar-benar pria perkasa. Berani dan pantah menyerah. Jika pria lain sembunyi-sembunyi untuk menutupi selingkuhannya, dia justru mengaku pada istri sahnya, Karin, 39, bahwa dirinya punya wanita lain, Sephia, 33 (dua-duanya juga nama samaran).
Bahkan, dengan tata krama yang baik pula, Donjuan minta izin ke Karin untuk menikahi Sephia. Apalagi waktu itu perut Sephia sudah membesar akibat "perbuatan" Donjuan.
Sudah bisa dibayangkan reaksi Karin. Wajahnya merah padam. Kakinya mencak-mencak. Lengannya berkacak pinggang. Telunjuknya langsung mengarah ke mata. Donjuan. Auwwww... Donjuan cuma bisa pasrah dan diam saat melihat kemarahan istri perta manya itu.
Tidak hanya mengomel, Karin yang biasanya penurut menun jukkan keberingasannya dengan menjambak rambut serta memukuli Donjuan. Plak.. plok.. plak.. plok..
”Ya saya terima perlakuan istri saya seperti itu. Mana ada wanita yang mau dimadu? Tapi, saya kan juga sayang sama pacar saya. Apalagi, dia sudah kadung hamil,” kata Donjuan tanpa merasa bersalah di sela-sela pendaf taran pengajuan poligaminya di Pengadilan Agama Surabaya, Jalan Ketintang Madya, Kamis lalu (20/8).
Donjuan memang cuma hadir sendiri dan tak bersama perempuan yang akan dinikahinya, Sephia. Karin pun tak diajaknya. Sebab, dia tahu bahwa Karin masih marah. Walau begitu, dia tetap tidak mau berpisah dari istrinya itu. Apalagi, mereka sudah dikaruniai dua anak. Donjuan juga ingin mempertahankan mobil, rumah, serta isinya yang kini ditempati Karin dan keluarganya.
”Sejak saya mengaku selingkuh, istri mengusir saya. Saya tidak boleh bawa baju dan barang apa pun dari rumah,” katanya dengan nada sedih.
Karena itu, Donjuan manut-manut saja diusir dari rumah. Padahal, selain diusir dari rumahnya, dia diberi hukuman tambahan sebuah permintaan agar Donjuan dan Sephia wajib hidup sementara di jalanan.
”Saya turuti saja. Saya hidup di daerah Jembatan Merah sana bersama pacar saya (Sephia, Red). Syukurlah, pacar mau menemani saya,” kata sopir angkot yang nyambi bisnis sepatu di Pasar Blauran itu.
Sudah lebih dari tujuh bulan hingga putri pertamanya dengan Sephia lahir, Donjuan masih saja tinggal di jalanan. Sebab, Karin masih sering memantau kehidupannya bersama Sephia di jalanan. Intinya, Karin ingin menghukum Donjuan dengan hidup sengsara.
Ternyata, usaha Donjuan untuk meluluhkan hati Karin dengan hidup menggelandang berhasil. Seminggu lalu dia mencoba minta maaf lagi kepada Karin. Dia juga merayu Karin supaya mau dimadu.
Jawaban Karin pun cukup membahagiakan. ”Sak karep-karepmu. Maduen (poligami, Red). Cepetan daftaro (poligami ke PA) mumpung atiku sik enak,” ucapnya saat menirukan ungkapan Karin yang merelakannya kawin lagi.
Tapi, Karin masih memberikan syarat. Donjuan harus hidup di jalanan sendirian tanpa istriistrinya. Entah pasrah atau ngalah, Donjuan lagilagi nurut saja. ”Tidak masalah. Yang penting bisa kawin lagi,” ungkapnya sambil menyiapkan draf pendaftaran poligaminya ke PA. Let’s go...
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment