Nollywood, "Anak Baru" yang Menantang Hollywood dan Bollywood
LOS ANGELES – Siapa sangka ternyata Nigeria adalah negara yang memproduksi film terbanyak kedua di dunia. Menyusul sukses Bollywood India dan menyaingi Hollywood Amerika Serikat (AS), tidak lama lagi, industri film "Nollywood", sebutan untuk industri film Nigeria, akan segera memberikan dampak global.
Para produser Nollywood mendapatkan sejumlah tips pemasaran dalam pertemuan baru-baru ini di Los Angeles.
Film tahun 2012 "Last Flight to Abuja" yang disutradarai Obi Emelonye adalah film menegangkan yang dibuat berdasarkan kisah nyata sebuah kecelakaan pesawat. Sementara, "30 Days in Atlanta", film tahun 2014 karya Ayo Makun, merupakan film Nigeria yang paling banyak menghasilkan uang sejauh ini.
Film itu mengangkat petualangan seorang laki-laki Nigeria dan sepupunya yang melakukan perjalanan selama sebulan penuh di Amerika.
Sejumlah pakar film dan pelaku industri film profesional baru-baru ini bertemu dengan 30 produser Nigeria di Sekolah Film UCLA, di mana para pembuat film Nollywood, termasuk Fidelis Duker, menyimak tips tentang cara memasarkan industri mereka yang berkembang pesat.
“Ini adalah industri yang mempekerjakan hampir sejuta orang, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan memperoleh penghasilan hampir 500 juta dolar per tahun,” ujar Duker.
Keuntungannya bisa mencapai milyaran dolar kalau saja tidak ada pembajakan. DVD bajakan dijual secara bebas di pasar-pasar, dan pemerintah Nigeria berjanji untuk memberantasnya.
Nigeria memproduksi lebih dari 1.000 film cerita setiap tahun. Sebagian besar dibuat dengan perangkat digital yang murah. Film-film itu biasanya dipasarkan langsung dalam bentuk DVD, dengan anggaran puluhan ribu dolar. Biaya pembuatan film-film besar Hollywood bisa mencapai 200 juta dolar atau lebih.
Dalam seminar dua minggu di sekolah film UCLA, para produser ini menyimak informasi tentang seni dan bisnis pembuatan film.
Aktris Hollywood Diane Ladd, peraih nominasi Oscar tiga kali, berbicara tentang pentingnya kolaborasi.
“Kalau para seniman bekerja sama, kita akan meningkatkan kebudayaan. Dan ingat, apabila peradaban ini kehilangan budayanya, maka kita akan kehilangan peradaban,” tuturnya.
Film tahun 2014 "Half of a Yellow Sun", yang dibintangi aktor Inggris Chiwetel Ejiofor, merupakan adaptasi dari novel Afrika pemenang hadiah penghargaan, yang berlatar belakang perang saudara Biafra di Nigeria tahun 1960-an. Para produser Nigeria mengatakan akan muncul lebih banyak film seperti ini.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment