"Mereka Tidak Percaya Nama Saya Tuhan"
BANYUWANGI — Tukang kayu asal Dusun Krajan, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Banyuwangi, ini mendadak tersohor dan banyak diperbincangkan karena bernama Tuhan.
Ayah dua anak itu mengaku tidak mengetahui alasan bapak dan ibunya memberikan nama Tuhan kepada dirinya.
"Bapak dan ibu saya sudah meninggal. Nama kakak-kakak saya juga seperti orang kebanyakan," ujar Tuhan ketika ditemui.
Dia juga mengaku bahwa selama ini dirinya tidak merasa aneh dengan nama yang disandangnya.
"Hanya, beberapa minggu terakhir ini, banyak yang tanya nama saya yang sebenarnya. Mereka tidak percaya nama saya Tuhan. Ya sudah, saya kasih (lihat) KTP saya saja," ungkapnya.
Lelaki kelahiran 30 Juni 1973 itu menjelaskan, sebagian besar tetangganya menyebutnya "Toha".
Tuhan merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara dari pasangan Jumhar dan Dawiyah. Saudara-saudaranya bernama Juni, Aisyah, Halifah, Ainan, Nasiah, dan Isroli.
"Saya asli Desa Kluncing sini," ungkapnya.
Kedua anak perempuannya bernama Novita Sari dan Dwi Lestari.
"Yang satu sudah menikah, dan satunya masih SD kelas VI," ungkap Tuhan.
Sementara itu, Husnul Hotimah, istri Tuhan, mengaku tidak masalah dengan nama unik yang disandang oleh suaminya.
"Sama sekali tidak jadi beban. Sama orang-orang malah sering buat guyona. (Mereka bilang) bahwa saya menikah sama Tuhan dan rumah Tuhan ada di Desa Kluncing, Banyuwangi," katanya sambil tersenyum.
Sebelum Tuhan & Syaitan, Sudah Banyak Orang Pakai Nama Unik
JAKARTA – Munculnya nama Tuhan ke muka publik sampai menimbulkan polemik hanyalah satu dari sekian hal yang terdengar unik atau bahkan aneh. Meskipun secara filosofi banyak kalangan menilai sebaiknya orangtua memberi nama yang bermakna baik kepada anaknya, sejumlah nama unik tetap tersematkan kepada mereka.
Konon, nama untuk seseorang memang laksana doa yang mengambarkan karakter atau sifat pemiliknya. Namun pada kenyatannya, karakter atau sifat seseorang tidak selalu bisa diidentikkan dengan nama yang digunakan.
Hal itu seperti yang dilakukan artis Mellyana Cessy Goeslaw Hoed atau akrab disapa Melly Goeslaw. Ia memberi nama yang terdengar unik untuk kedua anaknya hasil pernikahan dengan Anto Hoed.
Pasangan musisi itu memberi nama Anakku Lelaki Hoed (Ale) ke anak pertama mereka yang lahir pada 22 Agustus 2000. Kemudian di 9 Mei 2003, Melly kembali melahirkan seorang Putra dan diberi nama Pria Bernama Hoed (Abe).
Selain Melly Goeslaw, nama-nama unik juga digunakan sejumlah orang di berbagai daerah di Indonesia. Seperti yang diungkapkan Wasekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh, yang menyebut dirinya kenal dengan seorang warga Palembang bernama Syaitan.
"Ada namanya Syaitan di Palembang, saya kenal betul," ungkap Saleh saat berbincang dengan Okezone, di Jakarta, Rabu (26/8/2015).
Saleh mengatakan, orangtua Syaitan baru menyadari nama tersebut mengandung makna negatif setelah anaknya beranjak dewasa.
Selain nama-nama tersebut, ternyata penggunaan nama yang unik juga tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.
Hal tersebut sebagaimana pernah di-publish oleh brilio.net. Mereka menuliskan sejumlah nama unik, salah satunya bahkan ada yang menggunakan kata maaf yang sering diucapkan saat Idul Fitri.
Dalam laman itu ditampilkan kartu tanda penduduk (KTP) seorang pria bernama Minal Aidin Wal Faizin. Dalam KTP yang ditampilkan tersebut dijelaskan bahwa ia merupakan warga Karanganyar, Neglasari, Kota Tangerang.
Di Lampung juga ada warga bernama Satria Baja Hitam. Pria kelahiran 3 Oktober 1993 itu merupakan warga Gerem Dusun Kalimati RT 03 / RW 10Kelurahan Bandar Dalam, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan.
Berbeda halnya dengan warga Dusun Darma RT 03 / RW 02 Kecamatan Kertanegara, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Dalam Surat Izin Mengemudi yang difoto di lama tersebut menyebutkan bahwa Pria kelahiran 5 November 1991 itu bernama Selamet Duni Akhirat.
Sejumlah nama tersebut hanyalah sebagian dari banyak nama unik yang ada di Indonesia. Meski demikian, keberadaan nama tersebut membuka tabir logika yang selama ini dianggap tabu bahwa penggunaan nama untuk seseorang, haruslah Indah serta bermakna baik.
Saiton Siap Dipertemukan dengan Tuhan di Jakarta
Jakarta - Nama unik membawa berkah. Kiranya begitu sekarang yang dirasakan Saiton. Dan dia akan ke Jakarta. Ada undangan dari salah satu stasiun TV untuk tampil di acara talkshow.
Di Jakarta nanti, pria asal Palembang, Sumsel, yang akrab disapa Anton ini siap bila dipertemukan dengan Tuhan yang berasal dari Banyuwangi. Tuhan diketahui beberapa hari ini ada di Jakarta untuk acara televisi.
"Besok saya terbang ke Jakarta," jelas Saiton yang berprofesi guru ini.
Saiton mengaku setelah namanya ramai diberitakan, banyak wartawan yang datang ke rumahnya untuk mewawancarai. Dia kemudian menjelaskan soal namanya yang merupakan pemberian orangtua.
"Ini saya nama dari kecil, sudah dua kali ganti nama. Dan saat ganti nama, saya sakit jadi kembali lagi jadi Saiton," tutur dia.
Saiton mengaku mau tak mau kini namanya seperti membawa berkah. Buktinya, kini banyak yang mencari dia untuk wawancara serta undangan dari televisi.
"Ya gimana ya, saya bersyukur saja. Ini nama dari kecil, pemberian orangtua," tutupnya.
Betapa Seru Bila Tuhan, Nabi,dan Saiton di Palembang Bertemu
Palembang - Setelah Tuhan ditemukan di Banyuwangi, dan Nabi di Mataram, warga Palembang pun ramai membincangkan Saiton Betapa seru bila ada yang mempertemukan ketiganya yang kini sibuk melayani wawancara media massa dan menjadi terkenal.
Nama Saiton juga tidak membuat takut warga yang tinggal di sekitar Jalan Sukabangun atau sekitar Lebong Siarang, meski di situ terdapat pemakaman umum. Saiton mirip kata setan yang berasal dari kata syaithan dalam bahasa Arab yang berarti setan.
Sama halnya dengan Tuhan, ternyata Saiton di Palembang hanya sekadar nama, bukan sosok menakutkan dari neraka. Saiton adalah guru Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Teknologi (Bistek) di Palembang. "Itu nama pemberian orang tua saya puluhan tahun silam," kata Saiton, Kamis, 27 Agustus 2015.
Saiton bekerja sebagai Wakil Kepala Sekolah SMK Bistek di Jalan Sukabangun II, Kota Palembang. Dengan profesinya itu, Saiton berharap namanya tidak akan berimbas negatif pada keluarga dan institusi tempat ia mengabdi.
Saiton menuturkan cikal bakal pemberian nama tersebut. Menurut pengakuan orang tua dan keluarganya, nama unik itu diberikan agar Saiton tidak gampang sakit dan meninggal di usia belia. Sebab, kesepuluh saudaranya bernasib kurang beruntung. "Orang tua saya takut saya akan bernasib sama dengan kakak-kakak saya," kata anak kesebelas itu.
Sebelum masuk usia sekolah, Saiton sempat berganti nama Iskandar. Ia menduga pergantian itu karena orang tuanya mendapat masukan dari tetangga ihwal arti nama Saiton. Tapi setelah berganti nama dari Saiton menjadi Iskandar, ia justru sering sakit.
Itu sebabnya, orang tuanya mengubah kembali namanya seperti semula: Saiton. "Soalnya dengan nama Iskandar, saya sering sakit-sakitan," ucap Saiton.
-
Blogger Comment
-
Facebook Comment
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar :
Post a Comment