Belajar dari Tragedi di Mamuju, Begini Tips Hadapi Ular Piton
Jakarta - Seorang warga Mamuju, Sulawesi Barat, Akbar (25) tewas setelah ditelan ular piton sepanjang 4 meter. Agar kejadian serupa tidak terulang, apa yang harus dilakukan bila bertemu ular besar ini?
Dirangkum detikcom, beberapa langkah dapat dilakukan agar tidak menjadi korban. Mulai dari tidak memberikan gerakan provokasi terhadap ular hingga menjaga kebersihan.
Komunitas pecinta ular SIOUX Snake Rescue (SSR) memberikan tips dalam menghadapi ular piton. Pelaksana Umum SIOUX Snake Rescue Kisut Kisin mengatakan ular jenis piton atau sanca tidak berbisa. Meski begitu masyarakat harus tetap waspada karena tetap saja berbahaya bila tidak hati-hati. Ada dua hal yang menjadi catatan dari ular jenis ini.
"Pertama giginya ular piton atau sanca itu besar jadi otomatis luka gigitanya besar dan bisa menimbulkan kematian bila kehabisan darah. Kedua belitannya yang bisa membuat tulang remuk dan membunuh mangsa," ucap Kisin saat berbincang dengan detikcom beberapa waktu lalu.
Ular yang habitatnya di alam liar itu berbeda dengan yang biasa dipelihara. Mereka akan lebih agresif bila merasa terancam. Sehingga Kisin menyarankan apabila bertemu ular jangan panik karena hal itu bisa membuat ular kaget dan merasa terancam.
"Ngeliat ular, kita biarkan saja dulu, ular bukan hewan yang hobi menyerang seperti harimau dan babi hutan, dia cenderung menghindar. Ular itu nggak bisa melihat jelas, dia mendeteksi suhu yang ada di sekitarnya, paling umum ular itu mendeteksi gerakan. Kalau lihat ular kita diam saja, dia nggak tahu," jelas Kisin.
"Ular menyerang atas dasar provokasi, yakni gerakan secara tiba-tiba. Ular itu tuli jadi kalau kita teriak nggak dengar," tambahnya.
Menurut Kisin, ular piton yang ukuran panjangnya di atas 2 meter itu cukup bahaya bila ditangani sendiri. Minimal harus ada dua orang yang menangani ular.
"Salah-salah nanti bisa terbelit dan bahaya," katanya.
Tips menangani ular piton atau sanca menurut Kisin jangan dibunuh. Misalnya bila ular tersebut ada di dalam ruangan sebaiknya di kurung dan disemprotkan wewangian.
"Kalau masuk ke dalam kamar, jebak saja di dalam kamar. Ular tidak suka bau menyengat dan bisa semprot dengan wewangian. 5-10 menit, lalu buka satu akses, pilih mau dikeluarin lewat mana, langsung pasti ularnya akan keluar lewat situ, dia cari udara yang lebih segar lewat situ," jelas Kisin.
"Kalau ular kecil 1,5 meter atau 1 meter pakai sapu ijuk didorong keluar," tambahnya.
Bagi yang sudah terbiasa menangkap ular bisa memegang ekor piton lalu mengambil kepalanya. Kepala terlebih dahulu harus ditekan pakai alat seperti sapu agar tidak bergerak ke mana-mana. Namun cara ini khusu bagi mereka yang sudah bisa menangani ular, bagi orang awan tidak disarankan. Bila tak mau ambil resiko, bisa menghubungi orang yang biasa menangani ular seperi komunitas SIUX di nomor 087887792646.
"Jangan sampai kelilit, terutama leher kita. Kaki jangan dirapetin, kalau kaki kebelit dua-duanya selesai kita, bisa jatuh," ujarnya.
Menurutnya alasan ular bisa sampai masuk ke pemukiman penduduk karena mereka melakukan aktivitas, seperti mencari makan, ganti kulit atau kawin. Mereka akan mencari tempat yang dirasa aman untuk bersembunyi.
"Ular bersembunyi di tempat yang aman menurut dia. Bisa di dalam sepatu, loteng, lemari, kolong tempat tidur. Kalau di selokan itu kan banyak makanan dia seperti tikus," ucap Kisin.
Oleh karena itu, Kisin menyarankan agar rumah tidak dimasuki ular, maka jangan ada makanan ular. "Rumah harus bersih, jangan kasih alasan ular masuk ke rumah," katanya.
Agar 'Teror' Ular Tak Terulang, Warga Harus Jaga Kebersihan Lingkungan
Warga Jalan Anggrek Semarang pernah "diteror" dengan kemunculan ular piton Februari 2016 lalu. Warga kemudian bisa bernafas lega setelah sebulan 'diteror' ular.
Lahan kosong yang diperkirakan menjadi "kerajaan" ular di tengah Kota Semarang itu berada di Jalan Anggrek Raya no. 20. Kondisinya memang banyak tumpukan reruntuhan tembok dan ditumbuhi semak belukar serta ranting-ranting. Tempat yang lembab seperti itu sangat disukai sebagai habitat ular.
Pagi hingga siang tadi warga dan perangkat kelurahan dibantu TNI Polri sudah melakukan kerja bakti melakukan pembersihan dan membakar ranting kering untuk memancing ular keluar. Setelah beberapa jam, ditangkaplah ular Piton jenis Reticulatus sepanjang 1,5 meter oleh warga bernama Totok Bayu Wibowo (44), Jumat (26/2/2016).
Lurah Pekunden, Ali Sofyan menambahkan, meski sudah tidak lagi ditemukan ular, warga juga tetap diminta melakukan antisipasi dengan menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Pihaknya juga akan memanggil pemilik lahan dan rumah kosong agar merawat asetnya sehingga tidak menjadi habitat ular.
Rahasia Terlarang Tips Sakti Menghadapi Ular
cara
,
info jakarta
,
investigasi
,
jakarta
,
reportase
,
tips
,
travel
Edit
0 komentar :
Post a Comment